My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Jeritan Sang Monster



Jeritan Sang Monster

0Begitu Axel tiba di tempat persembunyian Chu Jung serta lainnya, Axel segera mengirim mereka semua ke tempat Chleo agar keselamatan Chleo lebih terjamin. Dia masih belum merasa tenang hanya meninggalkan Luna bersama Chleo. Tapi jika ada dua raja warna lainnya yang melindungi istrinya, dia bisa tenang.     

Dia juga tidak merasa lelah walaupun harus meneleport empat makhluk secara bersamaan. Energinya sudah tersimpan dengan baik dan dia memiliki cukup banyak energi untuk meneleport teman-temannya sekaligus mengalahkan monster ini.     

Semenjak Axel datang ke dunia Vectis ini, Axel sangat jarang menggunakan kekuatannya, sehingga energi kekuatannya masih utuh bila dibandingkan dengan dua raja warna lainnya.     

Itu sebabnya Axel sama sekali tidak merasa ragu menggunakan kemampuan teleportnya untuk memindahkan posisi dua raja warna serta Alpha dan Bai Yu ke tempat istrinya berada.     

Sekarang dia hanya perlu mengalahkan monster gurita ini. Hanya saja, melihat begitu banyaknya Vectis yang berlari ketakutan menghindari monster ini, Axel memutuskan untuk tidak menyerang dulu.     

Malahan, dia membantu monster itu untuk mendekatkan para Vectis dengan menggunakan elemen angin. Rasanya dia ingin melihat semua Vectis ini mati menjadi santapan monster ini terlebih dulu barulah dia menyerang monster ini.     

Ada beberapa Vectis yang menyadari apa yang dilakukan Axel dan ingin membalasnya dengan menarik perhatian sang monster kearah Axel.     

Mereka memancing monster tersebut dengan menyerangnya dengan melempar batu raksasa ke arah kepala monster itu. Asal lemparan tersebut tampak seperti dari lokasi Axel seakan Axel-lah yang melempar batu itu membuat monster tersebut menggeram dengan marah.     

Sesuai dengan keinginan para Vectis, kini perhatian si monster teralihkan dan fokus untuk menyerang Axel. Sang monster melesatkan salah satu tentakelnya kearah Axel untuk mencengkeram tubuh Axel agar dia bisa memakannya.     

Namun saat Axel mengeluarkan hawa dinginnya dan mengenai kulit dari tentakelnya, si monster langsung menarik tentakelnya kembali sambil berteriak kesakitan.     

Sadar sang monster tidak bisa mendekati Axel, monster tersebut tidak menyerangnya lagi dan kembali fokus mengincar para Vectis yang belum berhasil melarikan diri. Disaat itulah dia merasakan ada energi hawa panas yang agak jauh dari lokasinya. Hawa panas inilah yang membangunkannya dari masa hibernasinya.     

Sang monster mengeluarkan tubuhnya hingga seluruh tubuhnya berada di atas tanah membuat Chleo serta lainnya bisa melihat kepala monster tersebut dari tempat mereka.     

"Apa itu?" tanya Chleo serta Ashley bersamaan. Mereka hanya melihat kepala monster itu saja karena tertutup dengan bukit pasir yang menjulang tinggi. Sehingg mereka tidak tahu bahwa bulatan besar yang merupakan tempurung monster adalah sebuah kepala.     

"Itu adalah monster yang kami lawan beberapa saat lalu." jawab Harmonie dengan santai tanpa menurunkan waspadanya.     

Beberapa saat yang lalu mereka tidak melihat kepala monster gurita itu dari jarak jauh ini. Tapi kini tiba-tiba kepala monster itu terlihat, apakah itu berarti monster itu telah keluar dari dasar tanah seutuhnya?     

"Monster?"     

Belum sempat menjawab, tiba-tiba kepala tersebut berputar kearah mereka membuat Niken serta Ashley terpaku pada tempat dirinya.     

"Apa… hanya perasaanku saja atau… monster itu melihat kearah kita?" Ashley tidak bisa tidak merasa takut. Dia tidak tahu seperti apa wujud monster itu secara menyeluruh, tapi melihat ukuran kepalanya saja yang tampak begitu besar walau dilihat dari jarak jauh, dia yakin monster itu sangat menakutkan.     

Pada kenyataannya, si monster gurita memang sangat tertarik akan sesuatu. Kalau gurita di dunia manusia adalah merupakan binatang laut dan penyuka air. Tapi monster gurita di dunia Vectis ini, penyuka energi panas dan tidak suka akan hal-hal berbau air. Jika dia bersentuhan secara langsung dengan es, badannya akan terasa sakit seperti saat kulit manusia bersentuhan dengan api.     

Dan kali ini, monster gurita sangat ingin memakan seseorang yang tidak lain adalah Chu Jung, pemilik tubuh dengan energi terpanas dan terkuat diantara para Vectis ini.     

Itu sebabnya, monster gurita tidak lagi tertarik mengejar para Vectis dan kini berjalan menggunakan tentakelnya menuju ke lokasi Chu Jung.     

Axel segera menyadari tempat tujuan monster gurita itu dan langsung teleport keantara monster serta posisi istrinya. Dia tidak akan membiarkan monster ini mendekati Chleo serta lainnya dan membiarkan para Vectis kabur begitu saja.     

Begitu dia berdiri berhadapan dengan monster gurita yang masih merayap ke arahnya, tanpa menunggu waktu lagi, Axel segera mengeluarkan semua hawa dingin yang mengalir dalam tubuhnya.     

Jika Chu Jung memiliki monster api didalam dirinya, Axel memiliki emosi hampa yang selama ini dipendamnya.     

Begitu dia melepaskan emosi hampa, angin disekitarnya berubah menjadi dingin diikuti dengan badai salju yang tiba-tiba muncul dari segala penjuru arah.     

Dalam hitungan detik, tanah kering yang tadinya terlihat lembek, kini mengeras menjadi padat ditutupi es. Es tersebut mengalir hingga membekukan bebatuan yang ada disekitarnya. Bahkan Vectis yang terkena gelombang dingin milik sang raja biru turut membeku menjadi patung es.     

Axel tidak peduli jika semua Vectis yang ada di dunia ini akan mati membeku karena kekuatannya. Yang dia pedulikan saat ini adalah menghentikan pergerakan monster gurita yang berusaha mendekati posisi aman istri beserta teman-temannya.     

Penampilan Axel saat ini berbeda dari yang sudah-sudah. Rambutnya yang bewarna platinum tampak berkilauan seperti cahaya bulan yang menyinari permukaan air. Mata safirnya lebih bersinar bagaikan laser biru yang membelah sasarannya.     

Kulit putihnya tampak lebih pucat dari sebelumnya, dan tampak terlihat seperti butiran salju pada kedua alisnya.     

Suara auman kesakitan yang memekikkan telinga terdengar dari arah monster gurita. Suaranya hingga sampai ke telinga Ashley serta Chleo, bahkan membuat keduanya harus menutupi telinganya karena betapa kerasnya suara jeritan monster itu.     

Chu Jung serta Harmonie saling memandang dengan heran melihat Ashley serta Chleo yang tampak kesakitan mendengar suara yang menyelengking tinggi dari si monster gurita.     

Bagaimana tidak? Rasanya seperti saat mereka berada didepan alat pengeras suara dan tiba-tiba mic jatuh ke lantai dengan suara yang keras. Rasanya bagaikan sebuah jarum menusuk gelendang telinga mereka.     

Sementara para raja warna tidak merasakan apa-apa mendengar jeritan mengerikan itu. Rasanya seperti mereka mendengar jeritan dari seorang bayi yang marah-marah karena permintaannya tidak dituruti. Jeritan bayi memang membuat mereka tidak nyaman, tapi tidak menyakitkan telinga mereka.     

Secara serempak Chu Jung serta Harmonie membantu Ashley serta Chleo menutupi telinga mereka. Keduanya berdiri berhadapan dengan kedua gadis tersebut secara berhadapan sementara kedua tangan mereka diletakkan di atas tangan mereka yang saat ini menutup telinga mereka.     

Ashley berhadapan dengan Chu Jung sementara Chleo berhadapan dengan Moni. Berkat bantuan kedua raja warna, suara auman mengerikan dari monster gurita tidak begitu menyakitkan di telinga mereka.     

Disaat Ashley membuka matanya untuk menatap orang yang telah membantunya mengurangi rasa sakit di telinganya, jantungnya terasa akan berhenti saat itu juga.     

Terlalu dekat. Wajah Chu Jung terlalu dekat dengannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.