My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Salah Paham



Salah Paham

1Semenjak tiga jam yang lalu, Axelard telah menghubungi Chleo untuk mengajaknya kencan. Tapi gadis itu tidak menjawab panggilannya membuat Axel berpikir mungkin gadis itu sibuk dengan kuliahnya.     

Axel mencoba menghubungi Chleo setengah jam berikutnya dan lagi-lagi gadis itu tidak mengangkatnya. Axel menghubunginya lagi dan lagi hingga pikiran negatif menyerang pikirannya.     

Dia yakin sesibuknya Chleo, gadis itu pasti akan mengirim pesan atau menelponnya balik.     

Tapi tidak ada balasan ataupun kabar apa-apa dari gadis itu membuatnya berpikir ada seseorang yang menculiknya.     

Hanya saja dia yakin, pihak yang berencana menyakiti Chleo bukanlah Vectis ataupun makhluk mistis lainnya. Karena saat ini pintu portal Vectis telah dikunci oleh Aslan sehingga selama puluhan tahun ke depan, tidak akan ada Vectis yang berkeliaran di dunia manusia ini.     

Tiga Vectis yang telah memiliki anak berkat di dunia ini termasuk Yuna, turut tidak diizinkan datang ke tempat ini menjadikan Yuna bukanlah anak berkat lagi.     

Itu sebabnya, dia yakin tidak akan ada ancaman bahaya dari makhluk asing tersebut.     

Pada akhirnya Axel menyuruh Falcon untuk membantunya mencari Chleo.     

Jika seandainya Chleo belum ingat kembali, Axel masih bisa melacak keberadaan gadis itu melalui bibit energi yang ditanamkannya di jari manis Chleo. Tapi semenjak Chleo ingat kembali dan menghindarinya, dia tidak lagi bisa merasakan bibit energi yang ditanamkannya.     

Sepertinya bibit tersebut sudah mati sebelum sempat mekar. Axel benar-benar khawatir karena tidak bisa menemukan Chleo dan dia nyaris tergoda untuk meminta bantuan Diego untuk melacak Chleo dengan menggunakan helper Miyu miliknya.     

Tapi Falcon berhasil merasakan energi kehidupan Chleo di kawasan tempat restaurant di kota ini. Hanya saja Falcon tidak tahu letak pasti posisi Chleo saat ini karena ada begitu banyak restoran berjejeran di kawasan area itu.     

Axel segera teleport ke tempat kawasan tersebut dan mencari-cari Chleo sambil menghubungi gadis itu berulang kali.     

Matanya mengerling ke segala arah hingga sepasang mata birunya menangkap sosok yang dicarinya melalui dinding kaca pada salah satu restoran.     

Dunia disekitarnya seakan berhenti berputar melihat istrinya duduk berhadapan dengan pria lain.     

Mengobrol dengan santai, tertawa dan juga… gadis itu tampak luar biasa lebih nyaman bersama pemuda itu.     

Ditambah lagi pemuda itu adalah Alexis! Cinta pertama Chleo berambut merah.     

Axel menyaksikan keduanya dengan tatapan terluka serta hatinya seperti disayat pisau. Secara perlahan dia mamasukkan kembali smartphone miliknya ke saku celananya.     

Dia bahkan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya karena dia merasa energi dinginnya hendak ingin keluar untuk melampiaskan semua emosinya. Axel nyaris tidak bisa mengendalikan perasaannya, sehingga dia memutuskan untuk memejamkan matanya.     

Dia tidak ingin melihat adegan intim diantara pasangan itu dan lebih memfokuskan untuk menenangkan dirinya sendiri.     

Axe, kau sudah hidup selama satu abad di dunia ini. Seharusnya pengendalian dirimu sudah sempurna. Axel memarahi dirinya sendiri dan berhasil menjaga energi dinginnya terkontrol.     

Tepat disaat dia kembali membuka matanya, dia melihat Chleo serta Alexis keluar dari restoran tersebut. Sekali lagi mereka menunjukkan kemesraan yang sanggup membakar rasa cemburu pada Axel.     

Dia merasa cemburu dan dia ingin berjalan menyeberangi jalanan ini untuk memergok istrinya. Tapi dia menahan diri untuk tidak melakukannya.     

Axel tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Dia tidak ingin karena terbakar oleh api cemburunya, dia menjadi lepas kendali dan akan melakukan sesuatu yang akan disesalinya.     

Axel masih berdiri diam disana walaupun pasangan muda itu telah berpisah. Dia bahkan sama sekali tidak merasakan getaran smartphone yang sedari tadi berbunyi didalam sakunya.     

Tidak. Sebenarnya dia sadar bahwa ada seseorang yang menghubunginya dan dia sangat tahu siapa yang saat ini menelponnya. Tapi Axel sama sekali tidak berminat untuk bicara dengan gadis itu.     

Setidaknya untuk saat ini, dia tidak ingin bicara dengan Chleo.     

Hanya saja, tangannya sudah bergerak sendiri tanpa diperintah otaknya dan menggeser layar untuk menerima panggilan.     

Axel hanya menempelkan ponselnya ke telinganya tanpa mengeluarkan suara.     

"Axel! Akhirnya kau mengangkat teleponku. Maafkan aku, aku tidak tahu kau menghubungiku. Apakah ada yang ingin kau bicarakan padaku?"     

Apakah seseorang harus memiliki keinginan untuk bicara disaat orang itu menghubunginya? Apakah gadis itu tidak tahu bahwa Axel merindukannya dan ingin bertemu dengannya?     

Apakah Chleo tidak tahu selama dua jam ini jantung Axel berdetak ketakutan karena mengira terjadi sesuatu yang buruk padanya?     

Tapi ternyata, gadis itu malah bertemu dengan pria lain. Gadis itu bahkan menikmati obrolannya dan bercanda ria dengan pria itu.     

Kalau sudah begini, apa yang harus dia lakukan?     

Axel memang mengatakan dia tidak akan pernah membuang Chleo ataupun meninggalkannya. Tapi, dia harus bagaimana kalau ternyata Chleo yang membuangnya?     

Bukankah gadis itu bersedia memberinya kesempatan? Kesempatan macam apa yang diberikan Chleo bila gadis itu menemui pria lain dibelakangnya?     

"Axel?"     

"Sekarang kau ada dimana?"     

"Aku… aku ada di area tempat makan."     

"Jadi kau sudah makan."     

"Belum. Aku belum makan malam." jawab Chleo dengan cepat.     

Apa hanya perasaannya saja atau suara Axel terdengar dingin dan tidak bersemangat di telinganya? Chleo bertanya-tanya dalam hati.     

"Apa kau menemui seseorang disana?"     

Deg!     

Ugh! Bagaimana pria itu selalu bisa menebak apa saja yang dilakukannya? Padahal mereka tidak sedang bertatap muka, tapi kenapa dia merasa Axelard bisa langsung menerka apa yang sedang dilakukannya.     

"Iya, aku menemui seorang teman." jawab Chleo dengan jujur, karena kini dia memang hanya menganggap Alexis sebagai teman.     

Sayangnya, Axel tidak mengetahui keputusan Chleo dan menganggap jawaban gadis itu adalah bohong.     

"Oh, selamat bersenang-senang."     

"Ah? Tapi…"     

Tut. Tut. Tut.     

Chleo memandang ponselnya dengan terheran-heran. Pria itu memutus koneksi panggilannya? Sepanjang ingatannya, Axel tidak pernah memotong kalimatnya dan langsung menutup panggilannya begitu saja. Apa yang terjadi?     

Chleo mencoba menghubungi Axelard tapi kini panggilannya dialihkan ke voice box menandakan pria itu mematikan ponselnya.     

Tunggu dulu. Axelard mematikan ponselnya?? Dan pria itu mematikannya begitu selesai berbicara dengannya?? Apakah pria itu marah padanya? Tapi, kesalahan apa yang sudah dia lakukan?     

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa pria itu marah padanya?     

Tidak kenal kata menyerah, Chleo mencoba menghubungi pria itu sambil mengerling kearah sembarang dan matanya menangkap sosok burung elang putih diatasnya.     

Deg!     

Falcon? Falcon ada disini?     

Itu berarti…     

Chleo segera berjalan menuju ke tepi jalan memanggil taxi, lalu menghubungi adiknya.     

"Diego, aku butuh bantuanmu. Beritahu aku lokasi Axelard sekarang juga."     

Diego tercengang mendengar permintaan Chleo. Biasanya Axel atau ayahnya yang akan memintanya untuk melacak keberadaan Chleo, kenapa sekarang malah terbalik?     

Dan lagi… kenapa semua orang selalu berlari kepadanya tiap kali ingin melacak sesuatu!?     

Ah… ini pasti gara-gara hadiah helper Miyu pemberian pamannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.