My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Sudah Tidak Tahan (R18+)



Sudah Tidak Tahan (R18+)

1Sepertinya Axel telah melakukan kesalahan. Dia memang merasa yakin pengendalian dirinya akan jauh lebih kuat bila dia membawa Chleo ke tempat terbuka.     

Tapi berada di depan beranda rumahnya di dunia astral sama sekali tidak berbeda dengan didalam kamar.     

Dia melupakan satu kenyataan yang penting.     

Tidak ada manusia selain mereka berdua di dunia astralnya.     

Dia mengira dengan membawa Chleo ke tempat terbuka, gadis itu tidak akan terang-terangan merayunya untuk menggoyahkan imannya. Dia berharap gadis itu bisa berpikir ulang karena merasa takut akan ada orang yang lewat memergoki mereka.     

Yah, memang bukanlah sesuatu hal yang aneh mereka memergoki pasangan berciuman tanpa kenal waktu dan tempat. Tidak di Amerika, di Inggris bahkan di Belanda juga sama. Tiap kali mereka berjalan pasti akan ada satu atau dua pasangan yang berciuman di pinggir jalan.     

Tapi jelas mereka tidak akan membuka baju layaknya pasangan yang ingin melakukan yang 'tidak-tidak' di depan umum.     

Axel sama sekali tidak mengira, Chleo tetap berusaha merayunya dan dia tahu, tidak akan ada manusia yang lewat untuk memergoki mereka.     

Dan disaat dia mendengar ungkapan Chleo yang mengatakan bahwa gadis itu adalah miliknya, Axel sudah tidak peduli lagi.     

Dia kembali melumat bibir kenyal gadis itu sekali lagi dan membiarkan Chleo memuaskan ketertarikannya pada dadanya.     

Rupanya Chleo cepat belajar dan langsung bisa menyeimbangi French kiss Axel dan kini kedua lidah mereka bergulat untuk menentukan kepemimpinan.     

Tangan Axel turun kebawah untuk menyelinap masuk dibalik kaos Chleo membuat tubuh Chleo bergetar nikmat merasakan kulit dingin menjelajahi punggungnya.     

Chleo tidak bisa berkosentrasi pada ciumannya karena pikirannya teralihkan dengan gerakan halus pada punggungnya. Axel memanfaatkan kelengahan Chleo dengan memperdalam ciumannya, mencuri oksigen dari Chleo membuat gadis itu mengejang kaget.     

Tepat disaat Chleo berhasil beradaptasi dengan dua serangan pada mulut serta punggungnya, dia merasakan pengekang dadanya melonggar tanda bahwa Axel telah membuka pengait branya.     

Kepala Chleo seketika menjadi pening dan dia melupakan rencananya yang ingin merasakan otot serta kulit tubuh kekasihnya.     

Kemudian Axel mengganti strateginya dan menghujani rahang Chleo dengan ciuman panas darinya. Karena mulutnya tidak lagi dibungkam akibat ciuman intens dari Axel, Chleo menjadi mengeluarkan suara aneh dan menutup mulutnya sendiri.     

"Jangan tutup mulutmu. Aku ingin mendengar suaramu." bujuk Axel sambil menggigit kecil lubang daun telinganya seraya berbisik dengan lembut di telinga gadis itu.     

Hembusan dingin serta suara serak yang langsung masuk menerjang gelendang telinganya membuat Chleo merasakan gatal pada bagian bawah perutnya.     

Walaupun dia merasa tidak percaya diri akan suara aneh yang keluar dari mulutnya tanpa bisa ia cegah, Chleo menurut dan membuka mulutnya.     

"Aaaaa!!" sebuah suara erangan erotis yang sangat panjang keluar dari bibir Chleo saat merasakan ada sesuatu yang menangkup salah satu buah dadanya. Dan sesuatu itu sangat dingin seakan dia berbaring tengkurap di atas salju tanpa pakaian.     

Chleo sudah tidak tahu lagi berapa lama Axel menghujani lehernya dengan ciuman basah pria itu. Dia merasa tubuhnya yang dihisap oleh mulut yang dingin menjadi panas dan rasa panas itu semakin meningkat seiringnya mulut dingin Axel menghisap bahunya.     

"Angkat tanganmu, Chleo,"     

Chleo sudah tidak lagi bisa berpikir dan pandangannya tidak fokus karena begitu besarnya euphoria yang dirasakannya. Disaat Axelard memintanya untuk melakukan sesuatu, dengan patuh Chleo mengangkat kedua tangannya.     

Dengan gerakan lembut dan berhati-hati, Axel mengangkat kaosnya ke atas hingga keluar dari kepalanya menunjukkan pusar yang menggoda serta bra yang ikut terangkat keatas menunjukkan dua bukit yang ukurannya sangat pas didalam genggamannya.     

Axel memuja dua bukit dengan dihiasi buah cherry pada puncaknya dengan mata biru safirnya membuat Chleo merona merah pada seluruh wajahnya.     

Chleo menurunkan kedua tangannya untuk menutupi dua buah bukit miliknya. "Ja… Jangan menatapku seperti itu."     

Axel tersenyum tipis lalu menarik kedua tangan Chleo seakan membujuknya untuk tidak menutupi apa yang ingin dilihatnya. "Kau tahu, semakin kau ingin menutupinya, aku semakin ingin melihatnya."     

Hawa dingin disekitarnya menggelitik tubuh bagian atas Chleo membuatnya merasa agak sedikit kedinginan. Tapi anehnya disaat dia mendengar kalimat pria itu, suhu tubuhnya seketika meningkat drastis.     

Axel berhasil membuka kedua tangan Chleo dan menahanannya di tengah udara membuat Chleo tak berkutik dibawah tatapan intens sepasang mata biru milik Axel.     

"Cantik sekali," Axel sama sekali tidak berbohong. Dia sungguh memuja tubuh indah Chleo yang saat ini terpampang persis di depan matanya.     

Jika tubuh bagian atasnya saja sudah seindah ini, Axel merasa yakin dia bisa terbang ke langit begitu melihat tubuh bagian bawahnya.     

Setelah pernikahannya bersama Chleo di kehidupannya masa lalu selama dua tahun, tidak pernah sekalipun keduanya tidur di kamar yang sama, apalagi melakukan kegiatan intim seperti ini.     

Terkadang disaat dia tidur, dia hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya dia memeluk istrinya. Bagaimana rasanya kulit tubuh istrinya pada kedua tangannya? Seperti apakah suara erangan istrinya dibawah tindihannya disaat dia memanjakan tubuh istrinya?     

Axel hanya bisa membayangkannya dalam mimpi dan menerka-nerka seperti apa bentuk tubuh istrinya.     

Dan kini, disaat Chleo mendekatinya bahkan merayunya untuk melakukan ritual malam pertama mereka yang tertunda, bagaimana mungkin Axel bisa menolaknya?     

Terlebih saat melihat tubuh indah istrinya saat ini, dia merasa bagian tubuh dirinya didaerah selatan sana terasa berkedut.     

Axel melepaskan tangan Chleo dan menuntun jemarinya membelai lengan Chleo membuat gadis itu meremang dengan nikmat. Jemarinya bergerak keatas hingga ke bahu lalu turun ke bawah hingga mencapai di bawah persis buah dada Chleo.     

Dengan gerakan halus nan lembut, Axel mengikuti lengkukan bulatan bukit tersebut dan gerakannya membuat jantung Chleo bergemuruh sambil mendesahkan nama Axel dengan suara yang erotis.     

Dengan menggunakan jarinya Axel memutari bagian areola Chleora sebelum akhirnya menjepit puncak bewarna merah jambu dengan jari telunjuk serta ibu jarinya.     

"Enngggg…"     

Axel tidak lupa akan bukit yang satunya dan meremasnya dengan tekanan lembut dan tidak tergesa-gesa. Selama mereka berada di dunia astral miliknya, mereka memiliki waktu di dunia ini dan Axel ingin menikmati tiap detik kebersamaannya dengan Chleo.     

Hari masih panjang karena di dunia manusia masih pagi menuju siang dan Axel tidak memiliki tunggakan pekerjaan sementara Chleo masih libur dan baru akan masuk ke kampus beberapa minggu lagi.     

Itu sebabnya Axel tidak terburu-buru dan menikmati dua buah gundukan empuk nan lembut yang kini berada di bawah kendalinya.     

"Aaahhnnn…" Chleo berteriak tertahan saat Axel menarik salah satu puncak dadanya sementara yang satu ditekan ke dalam dengan tekanan yang cukup kuat.     

Dia merasa seperti ada sengatan listrik yang mengalir dari kepala dan berkumpul menjadi satu titik dibawah perutnya.     

Pada daerah diantara kedua kakinya, Chleo merasakan gatal seolah ada semut yang menggigit dinding dalam guanya dan tahu-tahu saja…     

"AAAAAAA….!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.