My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Chleo Tertidur (R18+)



Chleo Tertidur (R18+)

3Disaat Axel menyentuh puncak dadanya secara bersamaan, Chleo sudah merasakan perasaan aneh yang mengalir menuju ke daerah selatan sana. Dia merasa kakinya kesemutan karena telah mengangkang dalam waktu cukup lama ditambah gelenjar aneh yang diakibatkan permainan tangan Axel pada kedua dadanya.     

Axel semakin bersemangat melihat ekspresi nikmat Chleo dan mendengar namanya dipanggil dengan suara yang seksi membuatnya tidak bisa menghentikan apa yang sudah dimulainya.     

Disaat Chleo hampir mencapai klimaks, Axel mendekatkan wajahnya persis ke salah satu buah cherry yang berdiri dengan tegang lalu menjilatnya dari bawah ke atas.     

Tepat saat itulah Chleo berteriak keras dan merasakan ada sesuatu yang keluar membasahi celana dalamnya. Dia merasa dia telah mengompol tapi dia tahu itu bukanlah air seni yang muncrat dari dalam gua V miliknya. Dia bukanlah anak kecil polos yang tidak tahu apa arti orgasme.     

Walaupun dia masih berusia dua puluh tahun dan tidak pernah diajarkan secara mendetail mengenai pendidikan seks, Chleo memiliki ingatan dari kehidupan masa lalu.     

Berbeda dengan Chleo yang sekarang, Chleo berambut merah sering ikut bersama teman-temannya untuk menonton film dewasa diam-diam. Baginya cara yang tepat untuk membuang rasa kebosanan adalah menerima ajakan teman-teman sekolahnya dibandingkan tinggal di rumah.     

Dia masih memiliki keluarga yang utuh, tapi disaat bersamaan dia merasa seperti tidak memiliki orangtua.     

Karena itu dia sedikit banyak cukup mengerti apa itu seks dan blow job walaupun dia tidak begitu mengerti teknik blow job karena dia selalu memejamkan mata disaat dia melihat adegan film yang terlalu vulgar baginya.     

Ini pertama kalinya dia mengalami orgasme dan itupun dia merasa luar biasa puas disaat bersamaan dia merasa lemas.     

Chleo tidak kuat lagi menahan kakinya untuk menopang tubuhnya tetap tegak dan dia menyandarkan tubuhnya ke dada bidang Axel membuat kulit dadanya bersentuhan dengan kulit dingin pria itu.     

Bagian tubuh Axel di bawah sana menegang disaat merasakan puncak dada Chleo yang keras bersentuhan dengan puncak dadanya sendiri. Ditambah lagi Chleo bergerak-gerak untuk menemukan posisi nyaman untuk kakinya membuat benda pustakanya bersentuhan dengan tubuh bagian selatan Chleo yang masih berbalut celana.     

Untung saja keduanya masih memakai celana mereka, sehingga Axel masih bisa mengendalikan api hasratnya.     

Untuk beberapa saat keduanya saling berpelukan seperti itu sementara Axel tidak berhenti mengelus punggung mulus Chleo dengan khidmat.     

Chleo sendiri merasa nyaman dan enak saat tangan pria itu mengelus punggungnya dengan lembut. Rasa-rasanya dia bisa jatuh tertidur jika pria itu terus mengelus punggungnya seperti ini.     

"Apa kau masih ingin melanjutkannya?"     

Chleo cemberut mendengar pertanyaan Axel yang seakan menantangnya.     

Sebenarnya dia ingin mengiyakan pertanyaan pria itu terlebih karena dia masih ingin mengeksplor tubuh pria itu dengan jarinya sendiri.     

Rasanya sungguh tidak adil. Pria itu sepenuhnya mengalihkan perhatiannya sehingga dia sama sekali tidak berpikir untuk merasakan tubuh pria itu!     

Tapi…     

Saat ini Chleo merasa lemas sekali. Dia merasa dia seperti telah melakukan pekerjaan yang sangat berat hingga sanggup menguras staminanya. Yang diinginkannya saat ini adalah istirahat dan memejamkan mata.     

Entah kenapa kelopak matanya terasa berat sekali seakan rasa kantuk yang besar menyerangnya.     

Yah, dia memang merasa mengantuk karena dia tidak bisa tidur nyenyak kemarin malam.     

Semalaman dia memikirkan Axel yang salah paham padanya dan tidak mau mendengarkan penjelasannya mengenai hubungannya dengan Alexis.     

Tadinya dia tidak begitu merasa mengantuk bahkan setelah memperbaiki hubungan mereka.     

Namun kini, disaat hubungan mereka kembali seperti sedia kala, ditambah cairan cinta keluar dari guanya, dia merasa jiwanya menguap dari tubuhnya dan rasa kantuk yang luar biasa menyerangnya.     

Tanpa disadarinya, kelopak mata Chleo dan tanpa seizinnya, Chleo jatuh tertidur.     

Axel masih dengan sabar mengelus punggung Chleo selama beberapa menit. Dia menelengkan kepalanya untuk melihat wajah Chleo yang kini sudah tertidur pulas membuat Axel kehabisan kata-kata.     

"Sekarang siapa yang kejam? Disaat seperti ini kau masih bisa tertidur." Axel tertawa kecil sambil mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala putri tidur diatas pangkuannya. "Jangan salahkan aku ya. Kau yang memulainya duluan."     

Dalam sekali senapan jari, tubuh keduanya pindah kembali ke kamarnya. Hanya saja posisi mereka terbalik dengan Chleo berada dibawah tubuh Axel.     

Axel menopang kedua tangannya di sebelah sisi kepala Chleo dan menekuk kedua kakinya seperti sedang merangkak agar berat badannya tidak menindih Chleo.     

Matanya tertuju pada puncak dada gadis itu yang masih tegak berdiri seakan menantangnya untuk menyerangnya. Dengan senang hati Axel menunduk untuk mencium buah cherry mungil tersebut.     

Tadinya dia berpikir, dia akan merasa puas dengan menciumnya saja, tapi rupanya dia malah semakin lapar.     

Pada akhirnya dia memasukkan cherry kecil itu kedalam mulutnya dan menghisapnya secara perlahan. Merasa kurang puas, Axel menyesap lebih keras membuat Chleo mengerang nikmat dalam tidurnya. Tidak berhenti sampai situ, lidahnya bermain-main menjilati buah cherry tanpa melepaskan kulumannya.     

Axel merasa dirinya sedang mengemut permen lollipop terenak di dunia membuatnya semakin menyesapnya lebih dalam membuat Chleo kembali mengerang.     

Walaupun ada kemungkinan Chleo akan bangun karena hisapannya, Axel tetap tidak berhenti dan melanjutkan kulumannya.     

Tidak lama setelahnya, dia berpindah ke buah cherry yang satunya dan memberikan perhatian yang sama besar dengan saudara kembarnya.     

"Aaahh…" erangan erotis Chleo semakin keras dan ajaibnya, gadis itu masih belum bangun dari tidurnya.     

Apakah mungkin Chleo terlalu lelah sehingga dia tidak mudah dibangunkan?     

Dengan hati yang berat, Axel melepaskan kulumannya saat memikirkan ada kemungkinan Chleo tidak bisa tidur semalaman gara-gara bertengkar dengannya.     

Axel menjadi merasa bersalah dan tidak lagi ingin membangunkan putri tidur yang cantik ini. Tapi, bukan berarti dia akan membiarkan dirinya kelaparan setelah gadis itu merayunya dan meninggalkannya dengan jatuh tertidur begitu saja.     

Axel menghisap, menggigit dan meninggalkan bekas kemerahan pada seluruh tubuh Chleo. Mulai dari leher, belahan dada, perut serta pusarnya. Kemudian dia melepaskan celana Chleo secara perlahan-lahan berusaha untuk tidak membangunkan gadis itu.     

Tenggorokannya terasa kering ketika mata biru miliknya melihat taman yang indah diantara kedua kakinya.     

Dia juga melihat ada cairan bekas pelepasan gadis itu dan tanpa pikir panjang, Axel turut menjilatnya seakan dia hendak mengelap tubuh bagian selatan Chleo hingga kering.     

-     

Beberapa jam kemudian, Chleo dibangunkan dengan getaran dari perutnya.     

Chleo meraba-raba perutnya dan baru sadar dia belum makan sama sekali semenjak bangun tadi pagi.     

Sekali lagi perutnya berbunyi menuntutnya untuk segera memberinya makanan membuat Chleo mengerang kesal karena dia masih ingin tidur lebih lama lagi.     

Karena tidak sanggup menahan rasa lapar, Chleo memaksakan dirinya untuk bangun dan sangat terkejut akan apa yang dilihatnya.     

Saat ini dia tidak memakai apapun kecuali kemeja yang panjang hingga menutupi bokongnya?     

Tidak ada celana dalam, tidak ada bra, yang ada hanya kemeja bewarna putih yang sangat kebesaran membalut seluruh tubuh bagian atasnya.     

Sejak kapan dia berganti baju?     

Tidak.     

Sejak kapan dia melepas celananya!?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.