Bibir Cokelat
Bibir Cokelat
Ugh! Apakah pria itu lupa kalau dia masih tinggal bersama rumah orangtuanya?
Apa yang harus dijelaskannya pada ayahnya begitu Vincent melihat bekas cinta pada lehernya?
[author: siapa duluan yang menyalakan api? :face_with_hand_over_mouth:]
Ditambah lagi, dia tidak mungkin memakai mantel seharian didalam rumah yang mana akan membuat keluarganya merasa curiga. Dia bahkan tidak berani pulang ke rumah saat ini!!
Ah, tapi itu bisa menanti. Dia bisa memarahi pria itu nanti setelah dia memuaskan perutnya.
Semenjak dia bangun tadi pagi, dia belum makan apa-apa dan segera berangkat ke bandara untuk mencegah pria itu pergi. Setelah itu mereka berbicara panjang lebar tanpa mengisi perut dan berakhir Axel memanjakan tubuhnya serta memuaskan hasratnya di depan rumah dunia astral pria itu.
Setelah itu dia jatuh pingsan dan saat dia bangun, Chleo hanya mengenakan kemeja putih pria itu. Dia yakin, Axel mengambil keuntungan darinya disaat dia tidur. Dia yakin bekas kemerahan diseluruh tubuhnya ulah pria itu disaat dia tidak sadarkan diri.
Huhuhu…
Bolehkan dia berubah pikiran? Jika seandainya dia tahu bahwa Axel akan menyiksanya dengan siksaan manis, dia tidak akan membuka kurungan predator buas dalam diri pria itu.
Chleo: Wahai, penciptaku yang baik nan cantik, bisakah kau memutar ulang waktu didunia ini sebelum aku melepaskan hasrat buas kekasihku?
Author: Kau meminta pada orang yang salah. Seharusnya kau minta tolong pada Fye *evil grin*
Chleo: ヽ( ̄д ̄;)ノYang menciptakan Fye, siapa coba?
Pada akhirnya Chleo hanya bisa bersabar menghadapi kekasihnya karena tidak ada yang sanggup membantunya. Bahkan author sendiri tidak mau membantunya.
"Kau masih marah padaku?" sebuah suara bujukan yang lembut terdengar di telinga Chleo sementara sebelah tangan Axel mengelus belakang Chleo dengan penuh kasih sayang.
Chleo memang tidak menempis tangan Axel karena dia sendiri paling suka merasakan elusan pria itu pada kepalanya. Tapi dia masih tidak mau bicara dan melahap makanannya dengan penuh nikmat.
Walaupun Chleo saat ini menolak untuk bicara, keduanya sama-sama tahu Chleo tidak benar-benar marah pada Axel. Chleo hanya ingin menggoda pria itu membuat Axel hanya tersenyum sambil menikmati wajah Chleo yang saat ini tampak begitu nikmat melahap makanan kesukaannya.
Selesai makan dengan kenyang, para pelayan Axel membereskan piring-piring kotor dan menyuguhi makanan pencuci mulut kesukaan Chleo. Lava cake!
Walaupun perut Chleo serasa kenyang dengan menghabiskan dua porsi makanan orang dewasa, tapi baginya selalu ada tempat untuk lava cake kesukaannya.
Aiya, sepertinya Axel benar-benar berusaha meningkatkan suasana hatinya dengan menyiapkan berbagai macam masakan kesukaannya.
Dan lava cake ini merupakan jackpot utama karena hati Chleo seketika meleleh mendapatkan dessert kesukaannya.
Kalau diperhatikan dan disayang seperti ini, gadis mana yang tidak luluh? Apalagi pada dasarnya Chleo sudah sangat mencintai Axel hingga tidak sanggup ditolong lagi. Jadi Chleo tidak benar-benar marah saat pria itu menyerangnya disaat dia tertidur.
Chleo memotong cake coklat itu dengan garpu, lalu memasukkannya kedalam mulutnya.
"Hmmm…" erang Chleo begitu merasakan lelehan coklat terenak didunia.
Sayangnya dia tidak tahu suara erangannya yang begitu nikmat terdengar mirip disaat Axel memasuki tubuhnya dengan jarinya. Chleo sama sekali tidak menyadari seketika tubuh Axel menegang mendengar suara erangan yang terdengar erotis itu di telinganya.
Apakah Chleo ingin menghukumnya? Kenapa gadis itu mendesah nikmat seperti ini? Pikir Axel dengan kebingungan.
Rasa-rasanya dia ingin sekali menyerang gadis itu sekali lagi, tapi dia harus menahan diri. Tapi desahan nikmat gadis itu sama sekali tidak membantunya!
"Engg… enak sekali."
Deg!
Chleo, apakah kau harus mengucapkan 'enak' dengan ekspresi puas seperti itu? Hati Axel hampir-hampir merasa tidak kuat dan pandangannya tidak bisa dialihkan dengan ekspresi erotis yang menghiasi wajah istrinya.
Yang sebenarnya, ekspresi Chleo biasa saja. Tidak erotis atau semacamnya, tapi di mata Axel yang sudah pernah mencicipi rasa kulit Chleo pada tangannya, menjadi kabur dan hanya bisa melihat ekspresi erotis nan seksi pada ekspresi gadis itu.
Seolah menambah minyak diatas api yang terbakar, Chleo menawarkan pria itu sepotong lava cakenya. Dia bisa merasakan pandangan pria itu ke arahnya yang memakan dessertnya, dan dia mengira kalau Axel juga ingin memakan kue coklatnya.
Padahal yang sebenarnya, apa yang dipikirkan Axel saat ini sangat jauh dari apa yang dikira Chleo dan tanpa diketahuinya, dia telah menuangkan sebotol minyak kedalam api unggun.
"Kau ingin mencicipinya? Rasanya enak sekali."
Chleo bergidik ngeri disaat melihat sinar mata pria itu menjadi gelap. Kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak?
Otak Chleo tidak bisa berpikir tepat disaat Axel menabrakkan bibirnya ke atas mulutnya. Dia terkesiap saking terkejutnya dengan serangan mendadak itu membuatnya membuka mulutnya.
Axel mengambil kesempatan itu dengan memasukkan lidahnya dan merasakan rasa manis yang bercampur dengan coklat didalam mulut gadis itu. Axel mengambil potongan kue coklat didalam mulutnya lalu mengunyahnya sambil menggigit kecil bibir bawah Chleo menciptakan sebuah erangan nikmat dari Chleo.
Keduanya tidak tahu apa yang terjadi pada potongan kue di atas garpu yang dipegang Chleo sebelumnya. Yang mereka tahu, kedua tangan Chleo telah mengalung ke belakang leher Axel sementara sebelah tangan Axel melingkar pinggang Chleo untuk menariknya lebih mendekat.
Tahu-tahu saja Chleo berdiri tanpa melepaskan cumbuannya lalu duduk diatas pangkuan Axel dengan kedua kaki berada di kedua sisi pria itu. Dekapan Axel di punggung Chleo semakin mengerat membuatnya bisa merasakan dua gundukan lembut pada dadanya.
Para pelayan yang berlalu-lalang tahu diri dan segera pergi meninggalkan ruang makan untuk memberikan privasi bagi keduanya.
Mereka merasa terheran-heran dengan keintiman mereka yang semakin berani terbuka. Bukankah Chleo malu-malu saat kepergok bermesraan bersama majikan di ruang dapur tahun lalu? Tapi kini tampaknya gadis itu sudah tidak lagi merasa malu seakan dia tidak peduli akan dunia sekitarnya.
Sepertinya gadis itu telah terbiasa bersama dengan kedekatan master mereka membuat mereka semua merasa antusias untuk menyambut dan melayani nyonya baru mereka.
Chleo yang pertama kali mengakhiri kegiatan intim mereka karena dia sudah kehabisan oksigen.
Tapi belum puas mengambil oksigen yang diperlukannya, Axel kembali membuatnya tidak bisa bernapas dengan menjilat pinggiran bibirnya.
Karena ciuman yang intens darinya, coklat bekas kunyahan lava cake dari mulut Chleo kini memenuhi bibir Chleo. Axel menghisap bibir kecoklatan gadis itu dengan gigitan menggoda membuat Chleo semakin tidak bernapas.
Keduanya terlalu terhanyut dalam dunia mereka sendiri dan terus bercumbu dalam gelora yang besar.