My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pesta Perkenalan (2)



Pesta Perkenalan (2)

1Acara baru akan dimulai sekitar jam tujuh malam, tapi sudah banyak tamu undangan berkumpul di aula utama bahkan disaat jam masih menunjukkan pukul enam sore.     

Semua orang saling berbincang-bincang membahas seperti apa anak perempuan pemilik sekaligus pendiri Flex grup.     

"Kau pernah bertemu dengan Chleora?"     

"Belum, tapi kata anakku bilang Chleora sangat cantik."     

"Benarkah? Darimana anakmu tahu?"     

"Anakku beruntung dia pernah menjadi teman sekelas saat sekolah SMA dulu."     

"Ah, sayang sekali waktu itu kita tidak tahu bahwa Chleora adalah anak perempuan yang sangat disayangi Tuan besar Regnz."     

Mereka memang pernah mendengar nama Chleora Regnz karena rata-rata anak-anak mereka bersekolah di sekolah yang sama dengan Chleo semasa Chleo masih kanak-kanak.     

Tapi mereka sama sekali tidak menyangka Chleora Regnz yang menjadi teman sekolah anak-anak mereka adalah Chleora anak perempuan dari Vincentius Regnz.     

Di dunia ini ada cukup banyak orang yang memiliki nama akhir Regnz dan Paxton, tapi sangat sedikit orang yang memiliki nama akhir Alvianc.     

Jika ada yang menyebut nama Kendrich Alvianc atau Melodie Alvianc, mereka semua langsung tahu bahwa keduanya adalah anak-anak dari Tuan besar Kinsey Alvianc.     

Tapi mereka tidak bisa langsung menduga terhadap Chleora. Selain Vincent, masih ada diluar sana yang memakai nama akhir Regnz.     

Seperti Edwald Regnz, saudara sepupu Vincent beserta saudara dari pihak ayahnya.     

Karena itu mereka hanya menduga Chleora Regnz yang bersekolah di sekolah yang sama dengan anak-anak mereka adalah anak dari keluarga Regnz yang tidak memiliki nama.     

Siapa yang menyangka ternyata Chleora Regnz adalah anak perempuan dari Vincent Regnz. Kalau tahu sedari awal, mereka akan menyuruh anak-anak lelaki mereka untuk mendekat Chleo dan berusaha masuk kedalam keluarga Chleo.     

Sayangnya mereka tidak tahu, tanpa disuruh sekalipun, anak-anak lelaki mereka sudah banyak yang berusaha mendekati Chleo. Bukan karena Chleo adalah putri dari Vincentius Regnz, tapi Chleo memiliki karismanya sendiri membuat hampir semua pemuda jatuh hati padanya.     

Hanya saja…     

Diego beserta adik-adik sepupunya selalu berhasil menyingkirkan para anak remaja yang mengelilingi Chleo bagaikan lebah mengelilingi madu.     

Bagi Diego beserta adik-adiknya, para pemuda yang mendekati Chleo karena ingin bermain-main adalah hama yang harus dimusnahkan.     

Alhasil, tidak ada lagi yang berani mendekati Chleo ataupun mengajak kencan secara terang-terangan.     

Chleo sendiri juga tidak keberatan jika teman-teman pria mulai menjauhinya. Walaupun dia sangat suka bergaul dan bermain bersama teman-temannya, Chleo lebih memilih seorang sahabat yang bisa selalu bersamanya didalam keadaan apapun.     

Bila hanya karena ancaman para adik-adiknya yang jahil saja, para pemuda itu sudah kabur, apa jadinya jika Chleo berada di titik terendah? Tidak diragukan lagi, dia pasti tidak akan dilirik.     

Para tamu undangan yang telah datang sebelum waktunya masih asyik berbincang-bincang dan bergosip mengenai gadis muda bernama Chleora Regnz.     

Mereka sama sekali tidak tahu, dibalik pintu belakang, ada sepasang mata coklat yang mengintip dengan was-was.     

Melihat keramaian yang bagaikan semut itu membuat kepala Chleo terasa pusing dan rasa-rasanya dia ingin melarikan diri.     

"Chleo kau baik-baik saja?"     

Chleo merasakan sentuhan dingin yang enak pada punggungnya membuat Chleo berbalik sambil memasang wajah cemberut.     

Pria ini baru berani muncul sekarang!?     

"Axe! Kau darimana saja?"     

Axelard tertawa geli melihat wajah cemberut kekasihnya. "Maaf, ayahmu menahanku keluar dari ruang kerjanya."     

Chleo mendengus kesal mendengarnya. "Tampaknya akhir-akhir ini kau lebih menyukai ayahku daripadaku."     

"Mana mungkin? Aku tidak akan pernah mau menikah dengan ayahmu."     

"Haish. Aku serius."     

"Aku juga serius."     

Chleo memutar matanya dengan malas sambil menutup kembali pintu yang sedari tadi dibukanya sedikit untuk mengintip ke dalam. Chleo juga tidak memberontak saat Axel memeluknya dari belakang.     

"Kau gugup?"     

"Sekarang sudah tidak. Aku hanya berharap ayah tidak akan mengadakan acara seperti ini lagi untukku."     

Axel tersenyum geli lalu memberi kecupan ringan pada puncak kepalanya. "Setelah acara ini selesai, aku akan membawamu ke tempat yang menyenangkan."     

"Benarkah? Tempat seperti apa?"     

"Tidak akan menjadi kejutan jika aku memberitahumu terlebih dulu."     

Chleo memutar tubuhnya lalu melingkarkan kedua tangannya pada pinggang kekasihnya dengan kedipan mata menggoda. "Ayolah, beritahu aku. Kau tahu aku tidak terlalu suka kejutan."     

"Kali ini kau akan menyukainya."     

Bibir Chleo semakin manyun ke depan menyadari Axel sama sekali tidak mau mengalah dan memuaskan rasa penasarannya.     

Axel memanfaatkan bibir manyun Chleo lalu menundukkan wajahnya dan mengecup bibir manyun tersebut membuat Chleo membelalakkan matanya.     

Dengan panik Chleo melihat ke kanan dan kiri untuk melihat apakah ada yang menyaksikan mereka.     

"Axe, bagaimana kalau ada yang lihat?"     

Axelard menoleh ke sembarang arah sekenanya lalu menatap ke wajah Chleo dengan sinar nakal, "Tidak ada yang melihat."     

Chleo memekik kaget saat merasakan tubuhnya terangkat dan kedua kakinya melayang diatas tanah.     

Axel mengangkat tubuhnya begitu mudah dengan melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Chleo.     

"Hari ini kau cantik sekali. Aku menjadi tidak rela jika kau harus keluar kesana dan para pemuda lainnya akan melihatmu."     

Chleo tertawa geli mendengar nada cemburu pada kekasihnya.     

"Untuk apa kau merasa cemburu? Mata serta hatiku sudah hanya bisa melihatmu saja sekarang. Tidak akan ada pria yang sanggup menggoyahkan hatiku." jawab Chleo sambil mengelus hidung mancung kekasihnya dengan hidungnya sendiri.     

Kemudian Chleo memiringkan wajahnya untuk mengecup bibir merah pria itu disaat sebuah suara deheman keras mengganggu mereka.     

Seketika Axel melepas gendongannya dan Chleo agak bergeser menjauh dari Axel.     

"Pa…papa, aku tidak tahu papa ada disini."     

"Tentu saja kau tidak tahu karena kalian tenggelam kedalam dunia kalian sendiri."     

Wajah Chleo semakin memanas mendengarnya sementara Axelard menggaruk lehernya dengan canggung.     

"Axel, kau sudah berjanji padaku. Aku harap kau mau menepatinya."     

"Tenang saja. Aku masih mengingatnya."     

"Hm. Baguslah."     

Chleo memandang kearah Axel dengan bingung. Perjanjian apa yang sudah dibuat antara Axel dengan ayahnya?     

Chleo ingin sekali bertanya, tapi ayahnya telah menggandeng tangannya pergi untuk bersiap-siap karena acara akan dimulai.     

Chleo tidak memberontak dan membiarkan sang ayah menariknya sambil menoleh kebelakang. Dia melihat Axel tersenyum kearahnya sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Chleo tersenyum lebar.     

Setelah itu Axel menghilang dan berteleport ke tempat yang tidak diketahui oleh Chleo.     

Begitu tiba di ruang tunggu dimana anggota keluarganya telah datang menemaninya, Chleo segera mencari Harmonie.     

Tapi dia tidak melihat paman Stanley ataupun si kembar sehingga dia menduga dia tidak akan menemukan Harmonie disini.     

"Pamanmu belum tiba. Mereka terjebak macet." Chleo mengerling ke arah ibunya dengan tatapan bingung. Yah, dia tidak bingung bagaimana bisa ibunya mengetahui apa yang dipikirkannya, tapi dia bingung mendengar keluarga paman Stanley terjebak macet??     

Sejak kapan Stanley terjebak macet? Bukankah pamannya itu paling ahli dalam meretas lalu lintas?     

"Bibi Meisya melarang pamanmu menggunakan kemampuannya kali ini. Dia ingin memberi pelajaran pada si kembar karena berlambat-lambat."     

Chleo tertawa mendengarnya. Pasti ini semua gara-gara Richard.     

Sama seperti dirinya, Richard paling anti datang ke tempat besar seperti ini. Hanya saja, Richard lebih parah dari dirinya. Dia akan membuat masalah dan sengaja diam di kamar mandi hingga berjam-jam.     

Dan hukuman yang diberikan Meisya adalah menghukum Richard yang harus duduk diam didalam mobil selama mungkin dengan pakaian rapi beserta tuxedo yang menurutnya mengukung tubuhnya.     

Dia yakin sekali saat ini, Richard memanyunkan mulutnya sambil menahan diri untuk tidak membuka kancing kemejanya.     

Ah, setelah ini dia akan menggoda adik sepupunya setelah anak remaja itu tiba.     

>>>>> From author     

Halo para pembaca tersayang. Saya mulai mengenalkan kisah perjalanan asmara Vincent-Cathy ke global nih. Jadi saya mohon bantuan kalian semua untuk pindahkan vote disini ke novel sebelah. Judulnya 'My Only Love: The Targeted Princess'     

Terima kasih atas dukungan dan bantuan cinta kalian semua :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.