Makan Malam Romantis
Makan Malam Romantis
Axel juga mengajarkan Chleo menyetir yacht mereka dan bersama-sama menjelajahi lautan luas yang tampak tak berujung.
Sesekali mereka akan bermesraan namun Axel tidak pernah bertindak lebih jauh dan segera mengalihkan suasana panas mereka ke arah lebih santai.
Namun hari terakhir ini, Axel telah mempersiapkan sebuah acara khusus untuk Chleo. Dia menyuruh Chleo untuk memejamkan mata dan tidak boleh mengintip.
"Aiya, Axe. Berapa banyak kejutan yang sudah kau siapkan untukku? Aku lebih suka mengetahuinya langsung."
Axel tertawa geli mellihat bibir termanyun dari mulut pujaan hatinya.
"Hanya sebentar. Ayo, ikut aku."
Axel menuntun Chleo berjalan mengikutinya hingga turun dari yacht. Chleo merasa untuk kesekian kalinya dia kembali berjalan di atas air.
Dia bertanya-tanya kemana Axel akan membawanya pergi. Selama dua hari ini, mereka sudah sering berjalan di atas air dan berenang bersama berbagai macam ikan.
Jadi dia sama sekali tidak bisa membayangkan kejutan apa lagi yang akan diberikan Axel untuknya.
Chleo saat ini memakai dress bewarna putih tanpa lengan dengan motif bunga camellia bewarna merah pada ujung dressnya. Rambutnya di sanggul menjadi satu dengan membiarkan beberapa untai pada sisinya terurai menghiasi wajahnya.
Ajaibnya, walaupun angin malam berhembus dengan kencang, Chleo tidak merasa kedinginan seakan angin tidak berani mendekatinya.
Entah berapa lama berjalan, tiba-tiba mereka berhenti dan Chleo merasakan Axel berjalan ke belakangnya. Perutnya tiba-tiba dipeluk dengan lembut dari belakang dan tubuhnya merasa bergetar saat merasakan bisikan penuh cinta dari Axel.
"Kau boleh membuka matamu sekarang."
Chleo membuka matanya dan seketika mulutnya terbuka dengan terpana.
Disana dia melihat ada meja bundar kecil serta dua penutup makanan berbahan aluminium seperti yang disajikan untuk bangsawan.
Di tengah meja bundar tersebut ada bunga mawar yang indah ditaruh kedalam sebuah botol silinder terbuat dari kaca.
Tidak hanya itu, meja bundar beserta dua kursi elegan yang sangat cantik berada di atas air!!?
Ada juga beberapa lilin kecil yang ditaruh dalam gelas kecil bewarna mengelilingi meja makan malam mereka dan membentuk sebuah hati. Tidak hanya itu, nyanyian ikan paus beserta suara tawa dari ikan lumba-lumba terdengar begitu ceria seakan mereka bersorak-sorak melihat wajah senang dan tercengang dari Chleo.
Apakah ini berarti mereka akan menikmati makan malam bersama di atas laut?
Oh, betapa beruntungnya dia memiliki kekasih seperti Axelard. Dia tidak pernah tahu pria ini memiliki sisi romantis seperti ini.
Kenapa dia tidak pernah mengetahuinya?
Kini dia menyesal kenapa dulu dia tidak pernah mau memberi Axel kesempatan untuk memenangkan hatinya.
Kalau seandainya dia memberikan Harry kesempatan dan dia menerima perasaan suaminya, apakah kehidupan pernikahan mereka akan berubah?
Apakah dia tidak akan terjebak dari perangkap Vectis yang ingin membunuhya jika dia bersama suaminya? Apakah waktu di dunia ini tidak perlu berputar ulang jika seandainya suaminya tidak menangisi kematiannya?
Apa gunanya menyesal sekarang? Lagipula, jika waktu tidak diputar ulang dan Vasili tidak membantu raja merah sebelumnya, Chleo tidak akan pernah bertemu dengan paman Kinsey serta bibi Katie hingga sekarang.
Chleo juga tidak akan memiliki dua adik sepupu manis seperti Kendrich serta Melodie.
Karenanya, Chleo memutuskan untuk tidak menyesali apa yang sudah terjadi. Dia mungkin menyesal karena tidak pernah memiliki kenangan manis dalam pernikahannya bersama Harry, tapi setidaknya kini dia akan menebusnya dengan menciptakan kenangan baru yang indah bersama Axel.
Hanya saja, seharusnya dia yang menebusnya, tapi kenapa Axel yang memberikan semua hal menakjubkan ini untuknya?
Chleo berbalik lalu memeluk pinggang kekasihnya sambil menatap Axel dengan sedih.
"Ada apa? Apa kau tidak menyukainya?"
Chleo segera menggelengkan kepalanya dengan cepat agar Axel tidak salah paham. "Bukan. Aku sangat menyukainya. Tapi, kau sudah melakukan banyak hal untukku, sedangkan aku… aku tidak melakukan apa-apa."
Axel tersenyum lembut mendengarnya. Dia mengangkat kedua tangannya untuk menangkup wajah Chleo lalu memberikan kecupan singkat pada bibir gadis itu.
"Kau telah melakukan satu hal yang sangat besar untukku, yaitu berada disisiku. Sedangkan aku, aku hanya ingin melakukan apapun yang dulu tidak bisa kulakukan padamu. Aku ingin mengajakmu berkeliling dunia, membawamu ke tempat-tempat indah agar aku bisa melihatmu tersenyum. Karena itu, kau tidak perlu melakukan apa-apa. Kau cukup duduk manis disampingku dan membiarkanku mencintaimu."
Jantung Chleo bergemuruh hebat mendengar ini. Hatinya merasa terharu dan dia sungguh sangat bersyukur memiliki kesempatan kedua dalam kehidupannya untuk bersama Axel.
Bagaimana bisa ada seorang pria yang begitu tulus mencintainya padahal dia sudah banyak menyakiti pria itu?
Jika seandainya pria ini bukan Axel, Chleo yakin, pria lain sudah pasti akan membencinya dan melupakannya.
Chleo sangat ingat betul kalimat-kalimat yang dilontarkannya begitu kejam dan menyakitkan. Jika dia sendiri yang mendapatkan perlakuan dingin serta kalimat yang menyakitkan, dia tidak yakin apakah hatinya akan kuat.
Tanpa seizinnya, air mata menetes dari ujung matanya yang segera dihapus oleh usapan ibu jari Axel.
"Kenapa kau menangis?"
"Aku tidak tahu. Mungkin karena aku sadar aku sama sekali tidak layak bersamamu."
"Sst. Kenapa kau bicara seperti itu? Tidak ada wanita di dunia ini yang kuinginkan selain kau."
"Tapi…"
"Chleo, apakah kau akan meninggalkanku?"
"Tidak. Aku tidak mau pergi dari sisimu."
Axel tersenyum cerah mendengar ini dan terlihat jelas sekali dia merasa lega saat merasakan ketekatan Chleo serta cengkeraman jemari Chleo pada bajunya.
"Kalau begitu jangan berpikiran skeptis seperti itu lagi. Hm? Kau jauh lebih layak untuk bersamaku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu. Tidak ada wanita di dunia ini yang pantas bersamaku seperti saat ini." Axel mendaratkan bibirnya ke kening Chleo untuk menyalurkan perasaannya.
Chleo masih merasa ragu dan tidak yakin apakah dia boleh berbahagia seperti ini tanpa melakukan apa-apa. Entah kenapa dia merasa tidak percaya diri dan secara perlahan rasa keraguan mulai menggerogotinya.
Axel menyadarinya dan memutuskan untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan hari itu detik ini juga.
"Seharusnya aku melakukannya nanti setelah kita selesai makan. Tapi sepertinya kau tidak bisa menunggu lagi."
Kening Chleo mengernyit dengan bingung mendengar kalimat terakhir pria itu.
Apa maksudnya dengan dia tidak bisa menunggu lagi?
Chleo terlebih bingung lagi saat melihat Axel mengangkat tangan kanannya dan dibawa ke mulut pria itu.
Wajahnya memanas saat merasakan bibir merah yang dingin itu menyentuh salah satu lingkaran jemarinya. Bukan jari biasa, tapi jari manis yang biasanya digunakan untuk dipakaiakan sebuah cincin.
Walaupun bingung kenapa Axel mencium jarinya daripada punggung tangannya, Chleo tetap diam tanpa bersuara sementara jantungnya bertalu dengan cepat tanpa bisa dicegah.
Setelah memberi ciuman yang panjang, Axel mengelus jari manis Chleo dan ada sebuah sinar kebiruan diantara sela-sela jari manis dengan jari tengah dan jari kelingking.
Chleo merasa penasaran dengan sinar itu dan mengangkat kelima jari kanannya. Seketika kedua matanya membelalak lebar akan apa yang dilihatnya.