Penjelasan Chleo
Penjelasan Chleo
Lebih tepatnya, Chleo tidak memperhatikan tempat yang dimasukinya dan memusatkan perhatiannya pada tangan besar yang menggenggam tangannya. Dia ingin memastikan tangan pria itu tidak lepas dari genggamannya dan tidak menghilang dari pandangannya.
Setelah memastikan tidak ada satu manusia disekitar mereka, Axel membawa Chleo berteleport ke penthousenya. Barulah setelah itu Axel membuka genggamannya untuk melepaskan tangan Chleo. Namun Chleo masih menggenggam erat tangannya tanpa ada niatan untuk melepaskannya.
Axel mengerling ke arah gadis mungil disebelahnya dengan pandangan terheran.
"Kau sudah berjanji tidak akan pergi."
"Aku tidak akan pergi. Kita sudah berada di tempatku jadi kau bisa melepaskanku."
"Tidak mau."
Terakhir kali saat mereka berdebat mengenai Alexis, Axelard masuk ke kamarnya dan berteleport ke tempat lain. Chleo tidak ingin mengambil resiko pria itu akan pergi darinya sehingga dia menolak untuk melepaskan tangannya.
Dalam hati kecilnya, Chleo versi yang satunya bersorak kegirangan menyadari Chleo berjiwa merah ternyata memiliki keberanian serta keras kepala begitu dia menetapkan sesuatu.
Kalau Chleo berambut hitam yang menghadapi sikap dingin serta sarkas dari Axelard, mungkin dia akan mundur karena dia tidak memiliki keberanian seperti dirinya di masa lalu.
Melihat kekerasan kepala yang sangat sulit ditembus dari watak Chleo, pada akhirnya Axelard menyerah dan menuntunnya untuk duduk bersebelahan di sofa panjang yang empuk.
"Baiklah. Sekarang kita ada disini, katakan apa yang ingin kau katakan."
Chleo mengerjap-ngerjap mendengarnya. Sekarang setelah dia disuruh untuk menjelaskan sesuatu, dia tidak tahu apa yang harus dijelaskan. Apa yang ingin dia katakan sudah dia ucapkan sebelumnya, tapi pria itu tidak mau mempercayainya ataupun mendengarnya.
Lalu penjelasan seperti apa yang bisa membuat pria itu mempercayai kalimatnya.
"Aku mengaku, Alexis memang pernah melamarku, tapi kami sama sekali tidak menjalin hubungan. Dia tidak pernah mengutarakan perasaannya padaku dan tiba-tiba saja, dia melamarku di kencan pertama kami. Keesokan harinya, dia langsung berangkat ke Rusia dengan meninggalkan pesan dia akan menunggu jawabanku disaat dia kembali. Waktu itu aku belum bertemu denganmu, jadi… Jadi aku tidak langsung menolaknya."
"Kau berencana menerimanya disaat dia kembali?"
Chleo menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak. Awalnya aku merasa bimbang karena aku tidak ingin menyakiti hatinya dengan menolaknya, tapi aku juga tidak yakin apakah Alexis adalah orang yang kuinginkan untuk kuhabiskan bersama seumur hidupku. Tapi aku berencana menolaknya disaat dia kembali begitu aku jatuh cinta padamu."
Chleo melirik ke arah Axelard untuk menyelidiki ekspresi pria itu. Namun raut muka pria itu datar dan dia sama sekali tidak bisa mengerti arti tatapan mata pria itu terhadap dirinya.
"Bagaimana dengan sekarang?"
"Sekarang?"
"Disaat kau mendapatkan ingatanmu kembali. Bukankah kau ingin kembali padanya?"
Chleo mengatupkan bibirnya rapat-rapat merasa bimbang untuk menjawabnya. Haruskah dia menjawabnya dengan jujur?
Di awal ingatannya kembali, Chleo memang berpikir untuk kembali pada Alexis. Tapi kini sudah berbeda. Dia tidak lagi ingin kembali pada pemuda itu dan ingin memulai lagi dari awal bersama Axelard.
"Sekarang aku hanya menganggap Alexis seperti kakakku."
"Dia bukan kakakmu."
"Aku tahu. Tapi… Apakah itu penting? Yang penting adalah perasaanku padamu."
"…"
"Axe, aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu hingga membuatku sesak disaat tidak bertemu denganmu. Aku merindukanmu hingga aku merasa takut kau akan menghilang didepan mataku. Kau ingat kalimat terakhir yang kuucapkan dihari kematianku? Aku ingin mengatakan…"
Srek!
Axel mengejutkannya dengan bangkit berdiri dengan tiba-tiba sambil menyentakkan tangannya melepaskan diri dari genggaman Chleo.
Chleo terlalu syok dan hatinya terasa sakit seperti disayat pedang menerima penolakan keras ini. Ini pertama kalinya Axel menyentakkan tangannya dengan kasar. Ini juga pertama kalinya Axel memasang muka masam yang mengerikan.
"Jangan lanjutkan…" desis Axel membuat Chleo merinding ketakutan.
Dia mengira Axel sudah begitu membencinya sehingga tidak kuat mendengar penjelasannya lebih lanjut. Chleo menunduk sedih membiarkan air mata menggenang di matanya. Bahkan, Chleo versi satunya tidak bisa berbuat apa-apa menyingkapi perlakuan kasar dari Axel.
Chleo sama sekali tidak mengerti cara berpikir pria itu. Kalau Axel tidak mau memperbaiki hubungannya dengan dirinya di masa lalu, kenapa pria itu ingin jiwa merah miliknya menyatu kedalam tubuhnya?
Sayangnya Chleo sama sekali tidak tahu apa saja yang dirasakan Axelard saat ini. Axel tidak membenci Chleo ataupun bermaksud bertindak kasar padanya.
Hanya saja, disaat Chleo menyinggung kalimat terkahir sebelum kematian menjemputnya, Axelard telah bergerak secara reflek untuk melindungi dirinya sendiri.
Dia merasa trauma, sakit, sedih dan hancur ketika mengingat kejadian dimana dia memeluk Chleo yang menghembuskan nafas terakhirnya.
Hari itu merupakan hari terburuknya dan dia bersusah payah untuk tidak mengingat hari itu.
Axel berhasil melupakannya dan dia hampir tidak pernah memikirkan hari dimana Chleo sekarat sambil terbatuk memuntahkan darah. Dia tidak perlu mengingat suara lemah istrinya serta wajah pucat perempuan itu.
Tapi…
Kenapa Chleo harus mengingatkannya sekarang?
Axel merasa dia telah dikurung didalam ruangan gelap semenjak dia lahir lalu diperkenalkan cahaya matahari untuk pertama kalinya. Setelah dia merasa nyaman dan bahagia dengan sinar matahari, sekali lagi dia dibawa kembali ke ruangan gelap yang sama.
Dia merasa dia hanya diberi harapan kosong serta kenangan manis yang palsu sebelum pada akhirnya dia kembali dilempar ke tempat dingin dan gelap.
Jika begini terus…
Jika Chleo berencana terus mempermainkan perasaannya, Axel tidak tahu lagi kapan dia akan menjadi gila.
Karena itu dia memutuskan ingin segera mengakhirinya.
Axel melangkah mundur yang diketahui oleh Chleo membuat Chleo segera berdiri untuk menangkap pergelangan tangan itu.
Dia akan memastikan pria itu tidak melakukan teleport tanpa dirinya. Jika sampai Axel menghilang persis didepan matanya, Chleo tidak yakin kali ini dia akan menemukan pria itu walau dia meminta bantuan adiknya.
"Axe, sampai kapan kau akan menghindariku?"
"Aku tidak menghindarimu." Axel ingin segera mengakhiri pembicaraan ini dan menjawab sekenanya untuk memuaskan keingintahuan gadis itu.
Dia berharap Chleo segera melepas tangannya agar dia bisa langsung berteleport ke dunia astralnya untuk menenangkan diri.
"Apa itu berarti kau sudah memaafkanku?"
"Aku tidak pernah menyalahkanmu."
Axel memang tidak pernah menyalahkan Chleo tidak peduli seberapa banyak gadis itu menyakitinya. Hanya saja, bukan berarti Axel akan membiarkan Chleo terus-menerus menyakitinya.
Axel mungkin tidak akan pernah bisa membalasnya karena dia terlalu menyayangi Chleo untuk kembali melukainya. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah melepas gadis itu dan membiarkan Chleo berbahagia bersama dengan pria pilihannya.
Chleo tidak percaya terhadap jawabannya dan melangkah maju untuk memperkecil jarak diantara mereka. Tapi pria yang mengaku tidak menghindarinya malah melangkah mundur untuk menjaga jarak dengannya walaupun Axel sama sekali tidak melepaskan diri dari cengkeraman kedua tangan Chleo pada pergelangan tangannya.
Hhhh… Ternyata kau memang menghindariku. Pikir Chleo sedih.