My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Aku Sangat Menyukai Ciumanmu



Aku Sangat Menyukai Ciumanmu

3"Chleo? Apa yang…?" Axelard semakin membelalak mata ketika Chleo merangkak naik ke ranjangnya lalu memeluknya dengan erat.     

"Hari ini kau tidak boleh kemana-mana. Kau hanya boleh berada disisiku seharian ini."     

"Tapi…"     

"Ssst. Sepertinya kau terlalu capek karena menyelamatkanku kemarin, jadi hari ini kau harus istirahat."     

"Baiklah, aku akan istirahat, tapi apakah harus posisi seperti ini?"     

Pasalnya, Chleo memeluk Axel dengan erat hingga Axel nyaris merasakan ehem… lekukan tubuh Chleo yang bisa membangkitkan hasrat. Sungguh, kalau dia berbaring disebelah wanita yang dicintainya apalagi dipeluk seperti ini, mana mungkin dia bisa beristirahat?     

Chleo mendongakkan kepalanya untuk menatap mata Axelard. Kedua alisnya bertaut menjadi satu serta keningnya mengernyit. Apakah Chleo sedang marah?     

Chleo melepaskan pelukannya lalu duduk disebelah Axel membuat pria itu bisa kembali bernapas lega. Butuh sekuat tenaga untuk menahan hasratnya agar tidak langsung menyerang gadis itu. Terlebih lagi kini dia telah mengingat semuanya sehingga semakin sulit untuk menahan perasaannya terhadap gadis itu.     

Axel hendak duduk juga namun ketika melihat pandangan jengkel Chleo kearahnya, dia langsung mengurungkan niatnya.     

Kenapa gadis itu marah? Apakah dia melakukan kesalahan?     

"Aku tidak mengerti. Kenapa kau selalu jatuh pingsan tiap kali aku menciummu? Apakah ada yang aneh pada ciumanku? Apakah kau tidak menyukai ciumanku?"     

Pfft.     

Axel tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. Kira-kira seperti apa reaksi gadis itu kalau tahu jawabannya yang sebenarnya untuk pertanyaannya yang terakhir.     

Axelard sangat menyukai ciuman Chleo. Sepasang bibir mungil yang manis itu terasa sangat manis di lidahnya. Sudah sangat lama dia ingin mencicipinya dan melumatnya hingga kedalamnya. Bahkan saat dia memaksa gadis itu menikahinya, dia masih mendambakannya.     

Apakah harus dipertanyakan lagi? Kalau bisa, dia tidak ingin ada yang menganggunya saat mencurahkan cintanya pada istri mungilnya. Tidak hanya sepasang bibirnya, tapi lehernya, lengkukan tubuhnya dan bagian 'terlarang' yang dimiliki istrinya, dia ingin memiliki itu semua.     

Siapa yang menyangka, segel ingatannya yang terkunci akan terlepas melalui ciuman gadis itu?     

Sekarang ingatannya sudah kembali, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia takut, jika dia mencium Chleo kembali, dia malah tidak akan bisa berhenti. Istri yang dicintainya, dirindukannya serta didambakannya tiap malam tidak pernah bisa disentuhnya kini berada disisinya, mencintainya dan tidak melirik ke pemuda lain.     

Namun dia tahu, ini semua hanyalah palsu. Begitu Chleo mendapatkan ingatannya kembali, perasaan gadis itu tidak akan sama. Ada kemungkinan gadis itu akan membencinya kembali.     

"Axel, ada yang kau sembunyikan dariku?"     

Untuk beberapa saat dua pasang mata dengan warna berbeda saling memandangi seakan hendak membaca pikiran satu sama lain.     

"Kau mengkhawatirkan sesuatu," tebak Chleo akhirnya. "Apa yang kau khawatirkan? Kejadian kemarin? Atau karena ciumanku?"     

Axel tertawa kecil mendengar pertanyaan yang terakhir.     

Ah, betapa menyenangkannya jika istrinya dulu memiliki karakter seperti Chleo saat ini.     

"Kemarilah." bujuk Axel sembari menarik tangan Chleo dengan lembut untuk berbaring disisinya. Dengan penuh perhatian Axel menyenderkan kepala Chleo diatas dadanya membuat Chleo bisa mendengar irama denyut jantungnya.     

Secara ajaib, hati Chleo menjadi damai dan tenang mendengar irama yang teratur pada telinga kanannya. Dia juga menikmati elusan pada kepalanya serta tangannya yang diusap lembut dengan ibu jari Axel.     

"Sebenarnya banyak hal yang kukhawatirkan, tapi jelas bukan karena ciumanmu. Aku sangat menyukainya."     

"Cih, lalu kenapa kau bisa pingsan?"     

"Aku tidak pingsan. Bukankah aku sedang berbincang santai disini bersamamu sekarang?"     

"Kalau begitu kenapa kau bisa sakit kepala?"     

"Aku sering sakit kepala sebelum ini. Kau lupa aku sakit kepala saat kita makan siang di restoran. Waktu itu kita tidak sedang berciuman."     

"Aaa…" Chleo mengangkat kepalanya sedikit lalu menopangkan dagunya di dada Axel. "Jadi kau sakit kepala bukan karena ciumanku?"     

Axel memajukkan kepalanya untuk memberi kecupan singkat pada bibir Chleo membuat Chleo terkejut. Dia sama sekali tidak menduga Axel akan mengambil kesempatan ini untuk menciumnya.     

"Tentu saja tidak."     

Chleo menurunkan matanya, tidak tahan lagi ditatapi dengan pandangan penuh cinta dari kekasihnya. Dia juga kembali pada posisinya menyenderkan kepalanya untuk mendengar denyut jantung kekasihnya yang menentramkan.     

"Apakah kau memiliki penyakit? Kenapa sering sakit kepala?"     

"Sebenarnya, aku mengalami koma selama sepuluh tahun."     

Koma? Chleo merasa tubuhnya menegang mendengar pernyataan ini. Meski dia sangat penasaran, Chleo memutuskan tidak bertanya ataupun menyela pria itu. Ini yang pertama kalinya Axel menceritakan dirinya tanpa ditutupi, karena itu Chleo memutuskan untuk mendengarnya.     

Axel tersenyum senang menyadari Chleo sama sekali tidak menyelanya dan hanya mendengarnya berbicara. Lalu dia menceritakan apa-apa saja kemampuan serta kelemahan raja biru.     

Bahwa raja biru tidak akan menua sebelum memiliki keturunan yang akan mewarisi kekuatannya, serta kelemahannya yang tidak bisa menyembuhkan lukanya sendiri. Sehingga dia juga bisa mati seperti manusia normal, tapi kematiannya lebih disebut 'koma'.     

Dia pasti akan bangkit dari 'kematiannya' tidak peduli berapa lama dia mengalami koma.     

Dia juga bercerita identitasnya sebelum ini adalah Vasili Peskhov dan saat dia menyelamatkan Chleo kecil di Jerman, dia masih menyandang nama Vasili Peskhov.     

"Peskhov? Apakah kau memiliki hubungan dengan Alexis Peskhov?"     

"…"     

Kali ini Chleo merasakan tubuh Axel menegang dan tidak menjawab pertanyaannya membuat Chleo kebingungan. Chleo hendak mengangkat kepalanya untuk melihat ekspresi pria itu, tapi sebelah tangan Axel menahan pergerakannya.     

"Kau sudah bertemu dengan Alexis?"     

Anehnya, kenapa Chleo menemukan nada kesedihan pada suara Axel.     

"Dia temanku. Kami bertemu dua tahun yang lalu. Memangnya ada apa?"     

"Tidak apa-apa. Maaf, sebaiknya aku kembali. Aku akan menghubungimu."     

"Eh, tungg…" tapi terlambat. Axel sudah tidak ada lagi di kamarnya.     

Chleo bangkit berdiri dan langsung mencari ponselnya untuk menghubungi Axel dan sadar dia sama sekali tidak membawa ponsel yang ketinggalan di hotel Washington.     

Washington? Dia baru ingat akan acara gala show yang diadakan di hotel Hamilton. Pasti ada berita mengenai menghilangnya dirinya. Apakah itu berarti seluruh dunia sudah tahu identitas dirinya?     

Chleo langsung menyalakan tivinya untuk mencari berita terhangat yang terjadi kemarin malam.     

Anehnya, tidak ada berita mengenai kehilangan ataupun menyinggung soal penculikan. Malahan dia melihat berita acara fashion show yang menggambarkan suasana gala show di hotel dan juga dia melihat…     

Dirinya sendiri!?     

"Mari kita dengar presentasi karya menakjubkan ini dari nona West."     

Chleo melihat wajahnya sendiri serta pakaian yang seharusnya dia pakai, muncul di tivi. Caranya melakukan presentasi dan juga caranya bergerak serta tersenyum sama persis seperti kebiasaannya. Chleo mendekap mulutnya sendiri karena tidak percaya apa yang dilihatnya.     

Siapa itu? Kenapa dia memiliki wajah yang sama denganku? Aku yakin aku tidak punya saudara kembar!     

Sementara itu Axel yang kembali ke dunia astralnya termenung didalam kamarnya.     

'Mengapa kau tidak memberitahuku? Lalu bagaimana dengan Al…hm…hm….??'     

Axelard teringat kalimat Fye ketika gadis itu pertama kalinya mengetahui hubungannya dengan Chleo.     

Al… Apakah Alexis?     

Apakah Chleo sempat bersama Alexis? Apakah dia terlambat?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.