My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Berpisah



Berpisah

2Siang itu, Chleo sama sekali tidak memiliki nafsu untuk makan. Dia hanya menatap makanannya sambil memainkan sendoknya di atas makanannya. Chleo tetap memasang muka cemberut walaupun pipinya dicubit dengan gemas oleh kekasihnya.     

"Ada apa denganmu? Kau tidak lapar lagi?"     

"Tidak setelah mendengar kau akan pergi meninggalkanku." gerutunya layaknya anak kecil.     

Dia memang memiliki alasan untuk cemberut. Tanpa angin, tanpa hujan, tiba-tiba saja Axel memberitahunya dia akan kembali ke Inggris minggu ini. Tentu saja hal ini membuatnya sedih ditambah lagi sikap pria itu belakangan ini sangat aneh.     

Axel masih bersikap baik dan penuh pengertian padanya, sama seperti biasanya, hanya saja… pria itu tidak lagi menggodanya atau bersikap tidak masuk akal seperti memberinya pilihan absurb bulan lalu.     

Malahan, pria itu seperti terkesan sedang menjaga jarak dengannya? Atau hanya perasaannya saja?     

Kini Chleo semakin gelisah begitu mendengar pria itu akan pulang kembali ke Inggris. Kalau seandainya pria itu tidak berubah dan tetap menggodanya, mungkin Chleo tidak akan merasa gelisah seperti ini.     

"Aku akan kemari saat urusanku disana selesai."     

"Kau akan berteleport kemari?"     

"Aku bisa saja melakukannya, tapi akan membutuhkan energi besar untuk teleport di benua yang berbeda. Kurasa akan membutuhkan waktu."     

Chleo kembali cemberut dan memainkan makanannya dengan gerakan malas. Dia tahu tidak seharusnya dia bersikap kekanakan seperti ini. Seharusnya dia bisa mengerti pria itu tapi entah kenapa hati kecilnya memberontak dan membujuknya untuk membuat pria itu tidak pergi dari sisinya.     

"Chleo, kau masih tidak mau berbicara denganku?"     

Chleo meletakkan sendoknya lalu mengubah posisi duduknya agar berhadapan dengan Axel.     

"Baiklah, jika kau ingin pulang, aku tidak akan memaksamu. Tapi aku ingin kau menjawab pertanyaanku dengan jujur."     

"Pertanyaan? Baiklah. Tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan. Aku akan menjawabnya dengan jujur." jawab Axel dengan tanpa ragu.     

"Apakah perasaanmu terhadapku sudah berubah? Apakah kau tidak lagi menyukaiku?"     

Axel diam seribu bahasa mendengarnya. Apakah dia tidak salah dengar? Apakah dia mendengar nada kekuatiran pada suaranya?     

Axel tersenyum tipis lalu mendekatkan wajahnya sejajar dengan wajah gadis itu.     

"Chleo, kau adalah gadis pertama dan terakhir yang tinggal didalam hatiku. Bahkan meskipun suatu saat nanti perasaanmu berubah, aku yakin perasaanku terhadapmu tidak akan pernah berubah."     

"Apa maksudmu perasaanku akan berubah? Perasaanku juga tidak akan berubah."     

Axel hanya tersenyum sedih mendengar nada suara gadisnya yang dipenuhi dengan keyakinan.     

"Axel, sebelum kau pergi, apakah kau bisa bertemu dengan orangtuaku. Mereka… Aku ingin mengenalkanmu pada mereka." Chleo memainkan jemarinya dengan gugup. Sebenarnya dia tidak mengharapkan pertemuan antara orangtuanya dengan Axel secara resmi, namun karena Axel akan segera kembali ke Inggris, setidaknya dia harus mempertemukan mereka agar ayahnya tidak berubah pikiran saat mengetahui Axel tidak lagi ada di Amerika.     

"Kau ingin aku bertemu dengan mereka?"     

"Tentu saja. Aku ingin memperkenalkanmu dengan keluargaku sebagai kekasihku. Apa kau tidak menyukainya?" entah kenapa Chleo merasa kecewa melihat ekspresi tidak tertarik pada Axel. Tadinya saat dia mengetahui bahwa Axel adalah seorang komisaris Daphinia, dia berpikir Axel tidak akan segan atau akan terintimidasi oleh ayahnya.     

Malam itu saat dia diculik, Axel tidak menemui orangtuanya karena menemaninya yang sedang ketakutan. Untungnya Diego bekerja sama dengan Vectis yang menyamarnya membuat sebuah alasan dimana Axep tidak bisa bertemu dengan Vincent.     

Alhasil, Vincent dan Axel belum sempat bertemu secara resmi atau berbincang-bincang. Vincent masih belum bisa memberikan restunya selama dia belum mengenal seperti apa pria yang dikencani oleh putrinya.     

Sewaktu Chleo belum mengetahui bahwa Axel adalah pangeran esnya, Axel tampak bersemangat ingin bertemu dengan kedua orangtuanya.     

Malahan pria itu yang berusaha membujuknya untuk mengenalkannya pada Vincent serta Catherine. Tapi karena Chleo masih menyembunyikan identitasnya, dia merasa enggan dan tak bersemangat.     

Namun kini setelah mereka sama-sama saling mengetahui rahasia masing-masing, identitas ataupun kedudukan sosial sudah tidak lagi penting. Yang penting bagi mereka adalah memikirkan bagaimana caranya untuk mempertahankan hubungan mereka.     

Hanya saja, Chleo tetap ingin mengenalkan Axelard pada ksluarganya secara resmi. Dia tetap ingin mendapatkan persetujuan dari ayahnya sepenuhnya. Tapi kenapa giliran Axelard yang tampak enggan?     

Sebenarnya Axel yang telah mendapatkan ingatannya kembali dihantui dengan perasaan bersalah serta gelisah menanti ingatan Chleo. Dia tidak sanggup berhadapan dengan orangtua anak ini selama Chleo berambut merah mengampuninya. Itu sebabnya dia merasa tidak antusias lagi untuk menemui Vincent, yang notabene pernah dijaganya saat pria itu masih muda dulu.     

Sementara Chleo merasa ada yang berbeda dengan Axel disaat bersamaan, dia tidak bisa menemukan apa yang berbeda. Namun kini Axel akan kembali ke Inggris yang mana akan membuat mereka jarang bertemu seperti biasanya.     

Tanpa mereka ketahui, perpisahan serta jarak diantara mereka merupakan salah satu ujian yang harus mereka hadapi ketika keduanya menginginkan kesempatan kedua di kehidupan masa lalu.     

"Axe, kau benar-benar tidak ingin bertemu dengan mereka?"     

Bukannya Axel tidak ingin. Tapi dia merasa waktunya kurang tepat bila dia bertemu dengan orangtua Chleo sekarang. Dia tidak bisa menghadap Vincent serta istrinya selama Chleo masih belum mengingat kembali kehidupan masa lalunya.     

Ditambah lagi, dia yakin sekali pergerakannya tengah diawasi oleh Vectis asing ini. Dia khawatir jika dia kembali berhubungan dengan Vincent, Vectis tersebut akan merasakan hawa dingin yang pernah dia salurkan pada Vincent saat pria itu masih muda dulu.     

Saat ini hawa dingin tersebut telah pudar nyaris tak tersisa, tapi menurun pada Chleo yang kini menjadikan gadis itu tahan akan suhu tubuh dingin Axel. Hanya saja Vectis pasti belum mengetahui akan hal ini dan dia ingin Vectis tetap tidak mengetahuinya.     

Sekarang mereka telah menargetkan Kendrich, anak pertama dari Kinsey serta Katie. Sebagai anak pertama, maka energi raja merah yang pernah ditrasnfusikan pada Kinsey maka otomatis diwarisi oleh Kendrich.     

Karena itulah tidak heran jika mulai sekarang anak itu akan mengalami beberapa kecelakaan.     

"Kurasa sekarang bukanlah saat yang tepat. Maaf, aku tidak bisa menemui mereka."     

Chleo sama sekali tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, namun dia juga tidak bisa memaksa pria itu. Yang bisa dia lakukan hanyalah mencari cara untuk menjelaskan pada ayahnya sambil memastikan ayahnya tidak berubah pikiran mengenai hubungannya dengan Axel.     

"Aku mengerti." Chleo memutar tubuhnya lagi kembali pada posisi duduknya menghadap meja, kemudian melanjutkan makanannya yang nyaris tak tersentuh.     

Dia memaksakan diri untuk menghabiskan makanannya.     

Beberapa hari kemudian Chleo dengan ditemani Evie serta Dexter mengantar kepergian Axel di bandara.     

Axel tertawa geli menyadari Chleo sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya.     

"Haish, Chleo. Kalau kau tidak segera melepasnya, dia akan ketinggalan pesawat." goda Evie yang turut merasa geli karena ini pertama kalinya dia melihat sikap yang sangat manja dari Chleo.     

"Kurasa aku tidak bisa kembali ke Inggris kalau begini caranya." sambung Axel dengan nada jenaka membuat Chleo mendongak dengan berbinar-binar.     

"Jadi kau tidak akan kembali?"     

"Kau tahu aku harus kembali."     

Chleo kembali memanyunkan bibirnya membuat hati Axel menghangat. Ah, seandainya saja Chleo yang dulu juga bersikap manja seperti ini.     

"Aku akan menghubungimu tiap hari."     

"Hm."     

"Aku akan memberikan bunga padamu tiap pagi."     

Chleo menelengkan kepalanya dengan bingung. Bagaimana caranya pria itu memberinya bunga tiap pagi?     

"Kau lupa kalau aku selalu bisa melihatmu meski kau tidak bisa melihatku? Aku akan menumbuhkan bunga yang sama di depan rumahmu sebagai ganti keberadaanku." bisik Axel dengan lembut setelah menyatukan kedua kening mereka. "Bagaimana?"     

Chleo tersenyum senang mendengarnya lalu memejamkan matanya minta sesuatu pada pria itu.     

Tentu saja dengan hati senang Axel mengabulkan permintaannya dan mencium sepasang bibir Chleo dengan sangat lembut. Tidak ada nafsu ataupun tergesa-gesa dalam cumbuannya. Tapi Axel menciumnya seolah dia sedang mencurahkan isi hatinya serta kerinduannya pada istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.