Padang Gurun
Padang Gurun
Vectis tersebut menancapkan kakinya pada tanah untuk menahan tubuhnya agar tidak tumbang lalu menggeram dengan kesal sambil melirik ke arah sumber angin tersebut. Dia agak terkejut saat melihat Vectis lainnya ada disana, berdiri di atas bis tersebut dengan sikap protektif.
Vectis jahat ini bertanya-tanya, apakah dia telah melakukan kesalahan? Apakah dia telah melibatkan anak berkat Vectis lainnya?
Vectis yang melindungi bis tersebut mengangkat sebelah tangannya dan secara perlahan bis yang tadinya terguling kesamping kini kembali pada posisi sebenarnya. Dia juga menyembuhkan semua luka pada para penumpang bis tersebut dan mengembalikan tubuh para penumpang pada posisi duduk seperti semula.
Vectis jahat tidak bisa membiarkan Vectis lain mengganggu rencananya sehingga dia melakukan sesuatu tak terduga. Dia mengirim bayangannya ke tempat bangku Chleo dan melancarkan energinya untuk memindahkan Chleo ke tempat lain. Namun karena dia menggunakan energinya dengan berlebihan, tidak hanya Chleo yang berpindah, namun teman sebelahnya turut pindah bersama dengan Chleo.
Vectis yang tadinya ingin melindungi Chleo sama sekali tidak bisa mendeteksi bayangan Vectis jahat dan dia terlambat saat menyadari dua anak telah tidak ada pada kursinya. Sang Vectis melirik ke arah Vectis jahat tapi makhluk itu sudah tidak ada.
Kemana Vectis jahat itu membawa Chleo? Dia harus segera memberitahu Yuna. Tapi sayangnya saat Vectis tersebut hendak kembali ke anak berkatnya, sebuah vortex tiba-tiba muncul dibawah kakinya, memaksanya untuk kembali ke dunia asalnya.
Sementara itu para penumpang bis terbangun dari pingsan mereka.
"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya ketua panita yang merupakan wujud samaran Vectis jahat.
Para asdos yang juga ikut turut memeriksa semua orang termasuk supir. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, mereka melanjutkan perjalanan seolah kecelakaan besar barusan tidak pernah terjadi.
Lebih tepatnya, Vectis jahat ini telah menyamarkan ingatan mereka sehingga mereka hanya ingat bis melindas sesuatu dan mengerem mendadak. Tapi mereka tidak ingat telah mengalami kecelakaan berat yang mengakibatkan luka-luka.
Vectis ini juga telah menghapus nama dua orang dari daftar nama anak-anak yang ikut camping ini. Dan juga telah menghapus ingatan yang lain mengenai kehadiran dua nama ini.
Tidak ada yang ingat bahwa Chleo West serta Ashley Grey juga turut berada di bis yang sama dengan mereka.
Lalu dimana kedua gadis itu sekarang? Kemana Vectis jahat ini membawa keduanya pergi?
Jauh dari terowongan gelap tadi, bahkan lebih jauh lagi karena mereka sudah tidak ada di Amerika, dua gadis terbaring di padang pasir dengan matahari yang masih berada di puncaknya.
Ashley yang pertama kali bangun dan merasa kebingungan dengan lingkungan disekitarnya. Dia agak panik karena dia seorang diri berada di tempat asing namun ketika sadar ada seorang lagi yang berbaring disebelahnya membuatnya bernapas lega.
Hanya saja… kenapa harus Chleo yang bersamanya?
Ugh, walaupun dia tidak lagi ingin berurusan dengan Chleo, dia tidak memiliki pilihan lain selain membangunkan gadis itu.
"Chleo, Chleo," panggilnya sambil menggoyangkan tubuh Chleo. "Hoi, bangun." kali ini Ashley lebih menggoyangkan Chleo dengan lebih keras membuat Chleo mengerang jengkel.
"Ugh!" akhirnya Chleo bangun sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia bangun untuk duduk dan baru sadar lingkungannya dipenuhi dengan pasir. Dimana ini? Bukankah seharusnya dia berada di dalam bis bersama lainnya?
"Apa yang sudah kau lakukan?" secara reflex Chleo menuduh Ashley karena merasa penyebab mereka ada disini adalah Ashley.
"Hei, kenapa kau menuduhku? Aku tidak melakukan apa-apa!" bantah Ashley dengan lantang. "Kalau tahu begini, aku tidak akan membangunkanmu dan meninggalkanmu disini sendirian. Hmph!" Ashley bangkit berdiri dan tidak menggubris Chleo.
Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tapi dia tidak menemukan apa-apa selain… padang pasir. Dia tidak habis berpikir bagaimana lingkungan disekitarnya bisa berubah dengan misterius seperti ini. Apakah mungkin dia sedang bermimpi?
"Dimana yang lainnya?" Chleo bertanya dengan nada baik. Dia sadar dia telah menuduh Ashley tanpa bukti dan mulai menyesalinya. Meskipun begitu dia tidak akan meminta maaf karena dia juga masih memiliki kecurigaan bahwa Ashley bukanlah manusia biasa dan memiliki kekuatan supernatural seperti Axelard atau bibi Katie yang dulu.
"Aku juga tidak tahu. Saat aku bangun, kita sudah ada di tempat ini."
"Hanya kita berdua?"
"Menurutmu? Apakah kau melihat orang lain lagi?" sarkas Ashley membuat Chleo mendengus kesal. "Apa kau membawa ponselmu?"
Chleo langsung segera merogoh saku jaketnya, namun hanya i-pod yang ada disakunya.
"Tidak ada. Kau?"
Ashley menggelengkan kepala dengan lemas. Bagaimana caranya mereka meminta bantuan bila tidak ada ponsel?
"Sepertinya mau tidak mau kita harus berjalan." usul Chleo sambil bangkit berdiri dan menepuk celana jeansnya yang tertempel pasir.
"Ke arah mana? Kita bahkan tidak tahu tempat apa ini."
"Bagaimana kalau kita coba jalan lurus kesana?" Chleo mengangkat tangannya ke depan seolah menunjuk ke sebuah arah. "Biar bagaimanapun tempat ini pasti ada titik pojoknya. Mungkin kita akan menemukan jalan raya setelah jalan lurus kedepan."
Ashley mengangguk kepala karena dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Alhasil, mereka berdua berjalan ke arah yang sama tapi saling menjaga jarak. Mereka juga berjalan dalam diam dan tidak ada satupun dari mereka yang tertarik untuk bicara.
Angin yang sesekali berhembus kencang membuat pasir terkadang masuk kedalam mata mereka, belum lagi sinar matahari yang sangat menyengat membuat mereka berkeringat.
Setelah berjalan entah berapa lama, keduanya mulai merasa haus serta lelah. Mereka butuh istirahat tapi tidak akan bisa beristirahat selama matahari masih menerjang tubuh mereka. Mereka membutuhkan sebuah tempat untuk bersembunyi dari sengatan sinar matahari.
Hingga di satu titik, Ashley terjatuh karena dia sudah tidak kuat lagi berjalan. Chleo tidak tega melihat gadis itu yang sudah terbaring lemas di dataran pasir. Dia menghampiri Ashley kemudian mengulurkan tangannya.
"Ayo, coba kita naik ke puncak bukit pasir itu, mungkin kita bisa melihat ada tempat untuk beristirahat."
Ashley menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak kuat. Biarkan aku istirahat sebentar. Kau pergi duluan saja, aku akan menyusulmu."
Chleo menggigit bibirnya lalu berjalan mendaki jalanan yang agak menanjak. Begitu dia bisa berdiri di atas bukit tersebut dia melihat ada sebuah danau kecil dengan beberapa pohon kelapa yang sangat tinggi. Tempat itu seperti sebuah oasis di tengah padang gurun ini. Chleo sungguh berharap ini bukan halusinasinya dan tempat itu memang nyata.
Chleo segera berbalik kembali untuk memberitahu Ashley. Meskipun dia sangat tidak menyukai Ashley, tapi saat ini mereka hanya memiliki satu sama lain. Setidaknya dia harus menurunkan egonya dan bersedia bekerja sama dengan gadis itu untuk keluar dari tempat ini.
Sayang sekali, Chleo telah melepaskan dua gelang kesayangannya dan meninggalkannya di rumah. Karena tahu dia akan camping di Great Falls, dia takut akan menghilangkan gelangnya. Itu sebabnya dia meninggalkannya di rumah sehingga Stanley atau ayahnya tidak akan pernah bisa melacak keberadaannya.
Satu-satunya yang bisa melacaknya hanyalah Harmonie, itupun Chleo harus berteriak keras agar suaranya terdengar oleh sang raja kuning. Alas, Chleo sama sekali tidak berpikiran untuk berteriak ataupun ingat akan pesan Moni.
Tidak ada yang tahu lokasi Chleo serta Ashley saat ini.