Putus Asa
Putus Asa
Seketika Chleo menjadi takut dan tanpa disadarinya dia meringkuk tidak ingin melihat kebawah. Dia menjadi teringat akan penculikannya beberapa bulan yang lalu disaat dia nyaris terjatuh dari gedung perusahaan ayahnya. Kini saat mengetahui bahwa dia berada di tempat yang tinggi tanpa adanya jalan untuk turun, Chleo menjadi takut serta tidak berani berdiri apalagi melihat ke bawah.
Ashley tidak memiliki trauma dan tidak takut akan ketinggian sehingga dia masih berani melihat kebawah. Hanya saja dia tetap merasa takut dan gelisah karena mereka tidak akan bisa turun kebawah tanpa terluka. Dia sama sekali tidak mengerti bagaimana mereka bisa tiba ke tempat ini.
Bukankah mereka sedang berada didalam reruntuhan kuil lalu berjalan lurus dengan diselimuti kabut tebal?
Kabut! Entah kenapa dia merasa semua ini terjadi gara-gara kabut tersebut. Dia merasa kabut yang menghalangi pandangan mereka bukanlah kabut biasa.
Ugh!
Dia memang sering mendengarkan kisah mistis dari kakeknya yang seorang mantan anggota BZO, tapi tidak pernah sekalipun berhadapan langsung dengan hal-hal aneh yang tidak bisa dijangkau dengan nalar manusia biasa. Bahkan kakeknya sendiripun tidak pernah terjun langsung menghadapi kejadian aneh seperti ini.
Sekarang dia yang dihadapkan kejadian aneh nan mistis ini membuatnya tidak bisa untuk tidak takut. Dia hanya berdua bersama Chleo disini dan keduanya sama-sama tidak pernah diajarkan cara bertahan hidup bila bertemu dengan makhluk asing ataupun keadaan misterius ini.
Apa yang bisa dilakukan dua gadis muda seperti mereka menghadapi ini semua?
Ashley berjalan ke tengah lalu duduk di sebelah Chleo dengan pasrah. Mereka tidak tahu siapa musuh mereka atau siapa yang membawa mereka ke tempat ini. Mereka juga tidak bisa kemana-mana, karena mereka tidak bisa turun dari batu ini karena bentuknya yang seperti sebuah mainan gasingan. Hanya saja ujung bawah gasingan memajang sepanjang gedung perusahaan besar.
Yang bisa dilakukan mereka hanyalah menunggu. Entah menunggu musuh yang datang atau menunggu si harimau bersayap untuk menyelamatkan mereka.
"Maafkan aku." tiba-tiba saja Chleo mengucapkan minta maaf di tengah kesunyian yang mencekam ini.
Mereka merasa panik, takut serta merasa kehilangan harapan begitu tahu mereka tampak seperti tidak berada di dunia mereka. Itu sebabnya mereka hanya diam tak bersemangat menanti takdir yang akan membawa alur kehidupan mereka.
Namun, tiba-tiba Chleo meminta maaf? Untuk apa? Bukankah sebelumnya mereka sudah saling meminta maaf dan sama-sama saling memaafkan? Kenapa Chleo meminta maaf lagi?
"Untuk apa?"
"Aku tidak tahu kenapa, tapi sepertinya Vectis mengincarku sedari semula. Maaf karena membuatmu terlibat."
"Kau tidak membuatku terlibat. Aku hanya kebetulan saja terlibat. Bukan salahmu. Lagipula, aku pikir kau bilang kau merasa bersyukur aku ada disini bersamamu."
"Memang. Tapi jika hanya membawamu kedalam situasi berbahaya, aku lebih suka tidak melibatkanmu."
Ashley merasa tersentuh mendengarnya. Tiba-tiba saja dia merasa Chleo disebelahnya merasa kecil dengan sinar mata yang padam serta kepala tertunduk putus asa. Ashley merangkul pundak Chleo mendekat kearahnya dan membiarkan kepala gadis itu bersandar di bahunya.
Saat ini dia merasa seperti seorang kakak yang tengah memberi semangat adik perempuannya yang putus harapan.
"Aku tidak keberatan. Justru sebaliknya aku merasa bersyukur bisa terlibat dalam hal ini. Jika seandainya waktu berputar ulang dan kita kembali ke waktu disaat kita masih berada didalam bisa, aku tetap akan memilih duduk bersebelahan denganmu. Aku lebih memilih menghadapi ancaman bahaya ini tapi kita menjadi teman daripada aku tidak terlibat dan tidak tahu apa-apa mengenai kondisimu saat ini. Siapa yang menyangka…" Ashley tertawa kecil, "Aku merasa senang sekali bisa berteman denganmu."
Chleo turut mengulas senyuman tipis mendengar kalimat terakhir teman barunya.
"Aku juga. Aku tidak pernah menyangka akan merasa senang berteman denganmu."
Chleo bergerak melepaskan diri dari rangkulan Ashley untuk menatap lurus mata Ashley. "Terima kasih karena bersamaku hingga akhir. Terimakasih kau sudah mau bersabar denganku dan masih mengkhawatirkanku walaupun aku sudah bersikap kasar padamu. Kau memang benar. Kehadiranmu disini memang sangat berarti bagiku. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan aku lakukan jika aku seorang diri diculik di tempat antah berantah ini."
Ashley tersenyum lebar mendengarnya lalu menggenggam kedua tangan Chleo dengan erat. "Karena itu, jangan memasang muka putus asa seperti itu. Semenjak kita tersesat dipadang gurun hingga sekarang, kita berhasil melalui itu semua. Keajaiban yang tidak masuk akal terjadi pada kita dan kita berhasil selamat. Mungkin saat ini kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu, tapi aku yakin, bila saatnya tiba, keajaiban lainnya pasti akan terjadi."
Chleo tersenyum mendengar serentetan kalimat penyemangat dari teman barunya. Sungguh ajaib sekali, perasaan takut serta hampa seketika lenyap begitu mendengar nada suara Ashley yang masih belum menyerah.
Sedari awal saat mereka berdua tersesat di padang gurun, Chleo merasa dia bisa mengandalkan perempuan ini. Dia juga merasa kehadiran Ashley bersamanya sanggup memberinya keberanian serta dukungan yang tidak pernah ia sangka akan ia dapatkan dari Ashley.
Sayangnya, ketidaksukaannya terhadap gadis itu sudah terlalu dalam hingga nyaris ke arah benci, sehingga dia menyangkal semua perasaan asing dalam dirinya. Kini dia merasa menyesal mengapa dia membiarkan rasa kebenciannya menguasai emosinya.
Namun apa gunanya menyesal sekarang? Masih belum terlambat untuk memperbaiki kesalahannya dan mereka masih bisa berteman. Dia yakin, setelah berhasil selamat dari tempat asing ini, hubungannya dengan Ashley tetap akan sama seperti saat ini.
Evie serta geng Ashley pasti akan sangat syok sekali kalau melihat dia berteman baik dengan Ashley. Kira-kira seperti apa ekspresi mereka ya? Chleo menjadi tidak sabar ingin melihat ekspresi mereka. Pasti akan seru sekali melihat ekspresi konyol mereka.
Chleo semakin tersenyum lebar yang disusul dengan tawa lega dari Ashley. Lalu tiba-tiba senyuman Chleo lenyap seketika saat melihat sesuatu dibelakang Ashley.
"Ada apa?" Ashley keheranan melihat Chleo mendadak menjadi patung dan raut mukanya menjadi pucat.
"Aku harap itu bukan keajaiban yang kita nantikan." jawab Chleo dengan suara yang seperti tercekat membuat Ashley keheranan.
Ashley berbalik untuk menoleh ke arah belakang ingin mencari tahu apa yang sedang dilihat Chleo. Sepasang mata Ashley terbuka lebar dan ekspresinya berubah menjadi horror seolah dia sedang melihat zombie berjalan ke arah mereka.
Bukan zombie yang berjalan ke arah mereka, melainkan tornado… angin topan yang begitu besar serta cepat sedang berjalan menuju ke arah mereka membuat dua gadis menelan ludah dengan merinding ngeri.
Apa yang akan terjadi pada mereka jika mereka tersambar oleh angin topan tersebut?