Bertengkar (1)
Bertengkar (1)
Dia juga sudah bertemu dengan Falcon, binatang mistis milik Axelard yang ternyata hanya burung elang putih biasa. Namun dia sama sekali tidak akan menyangka atau mengharapkan sesuatu yang tidak normal seperti binatang mistis didepan matanya saat ini.
Seekor harimau yang sangat besar… dua kali lebih besar daripada harimau normal. Terlebih lagi di tubuh harimau ini ada dua sayap putih seperti burung bahkan ukurannya sangat fantastis sanggup menelungkup tubuh harimau itu sendiri.
Ini tidak normal. Pikirnya.
Serigala dan elang putih masih normal tanpa ia ketahui bahwa keduanya menggunakan wujud samaran saja. Chleo mungkin akan jatuh pingsan bila melihat wujud serigala merah dan elang putih yang sebenarnya.
"I… itu…"
"Dia binatang mistis milik raja kuning. Dia yang pertama kali menemukanmu disini sehingga bisa menolongmu tepat waktu."
Bai Yu memiringkan kepalanya sementara matanya memandang lurus ke arah Chleo membuat gadis itu menelan ludah dengan gugup. Entah kenapa dia merasa dia seperti berada di sarang harimau, dan dia akan dijadikan santapan makan siang binatang itu?
Menyadari sinar ketakutan yang menari-nari di matanya, Bai Yu memutuskan untuk menggunakan wujud samarannya dan berubah menjadi seekor kucing putih yang gemuk serta berbulu tebal.
Melihat perubahan ini membuat Chleo syok setengah mati dan kedua lututnya menjadi lemas. Untung saja Axel siap menopangnya sehingga Chleo tidak sampai terjatuh.
"Kau baik-baik saja?"
Chleo menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Ini pasti mimpi. Benar. Aku pasti sedang bermimpi. Seharusnya aku berada dalam bis menuju ke Great Falls dan tidak terdampar di padang gurun bersama orang yang pernah menculikku. Aku pasti mimpi."
Axel menahan senyum melihat Chleo mulai tidak menggubrisnya dan berbicara sendiri. Kemudian dia mencubit gemas kedua pipi Chleo membuat kening Chleo mengernyit.
"Masih berpikir sekarang adalah mimpi?"
Chleo memanyunkan mulutnya sambil mengusap kedua pipinya yang baru dicubit gemas oleh kekasihnya. Rasanya cukup sakit tapi tidak terlalu sakit. Rasa sakitnya cukup meyakinkan dia bahwa saat dia tidak sedang bermimpi.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku ada disini?"
"Justru akulah yang ingin bertanya, bagaimana kau bisa terdampar di kerajaan kuno di Afrika?"
"Hah? Jadi kita benar-benar di Afrika? Bagaimana bisa?"
"Itu yang sedang ingin kucari tahu. Apa saja yang terjadi? Apa kau ingat terakhir kali apa yang terjadi saat kau masih didalam bis?"
Chleo termenung mencoba mengingat kembali apa-apa saja yang bisa diingatnya. Terakhir kali dia ingat dia duduk didalam bisa sambil mendengarkan ipodnya, lalu tiba-tiba Ashley duduk disebelahnya. Setelah itu, dia terbangun di tengah padang gurun lalu berlanjut hingga dia melarikan diri bersama Ashley dengan menggunakan mobil jeep.
Selain itu, dia tidak ingat apa-apa lagi.
Chleo menceritakan hal ini pada Axel dan tidak ada satupun yang disembunyikannya.
"Apakah mereka menyakitimu saat kau dikurung?"
Chleo menggelengkan kepalanya. "Tidak. Mereka hanya mengurung kami dan memberi kami makan sup kental setiap hari. Kadang aku memilih tidak memakannya, tapi disaat tidak kuat menahan lapar, barulah aku memakannya. Apa kau tahu siapa mereka?"
"Mungkin, tapi aku tidak terlalu yakin. Aku belum pernah menginjakkan kaki di Afrika sebelumnya."
"Kenapa?"
"Diantara begitu banyak benua, ada beberapa benua yang tidak boleh dimasuki raja warna. Salah satunya adalah benua Afrika karena tempat ini salah satu portal antara dunia lain dengan dunia ini."
"Dunia lain?"
"Seperti dunia dimana para Vectis tinggal. Portalnya berada didalam timbunan istana kuno kerajaan ini. Kalau ada raja warna disini, kecelakaan bisa saja terjadi. Seperti aura energi kami akan membuat manusia bisa melihat portal tersebut dan tidak sengaja masuk kedalam sana."
Chleo membelalak mendengar ini. "Kalau begitu, bukankah itu berbahaya kalau kau ada disini? Kita harus segera pergi dari sini."
"Kau benar. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku menggunakan seluruh tenagaku untuk melakukan teleport kemari begitu mendengar kabar dari Bai Yu. Aku hanya sanggup membawa kita berdua pergi dari sini."
"Oh?" Chleo baru ingat masih ada Ashley bersama mereka. Dia nyaris tergoda ingin meninggalkan gadis itu disini sendirian sebagai balasan masalah yang harus dihadapinya beberapa bulan yang lalu.
"Kau tidak mungkin ingin meninggalkannya kan?"
"Tadinya sempat terlintas di pikiranku." jawab Chleo malu-malu. "Tapi tidak jadi."
"Hm. Apalagi saat mengetahui dia menangis keras ketika mengira kau mati. Kurasa tidak sepantasnya meninggalkan orang yang begitu mengkhawatirkanmu."
Chleo mengedipkan matanya beberapa kali sambil mencerna kalimat kekasihnya. Untuk pertama kalinya sepanjang ingatannya, dia merasa dia tidak bisa mengerti bahasa Inggris. Ataukah mungkin ada yang salah pada pendengarannya?
Mungkin saja Axel memang bicara dalam bahasa Inggris, tapi otaknya mengartikannya dengan menggunakan bahasa asing yang tidak dimengertinya.
"Tadi kau bilang apa?"
"Tidak sepantasnya meninggalkan orang yang begitu mengkhawatirkanmu?" ulang Axel dengan keheranan.
"Bukan. Sebelum itu."
"Dia menangis keras saat mengira kau sudah mati?"
"Hahaha, kau pasti bercanda. Sungguh lucu sekali." tawa Chleo terdengar konyol membuat kening Axel mengernyit.
"Aku tidak bercanda."
"Axe, kau juga tahu apa saja yang dia lakukan padaku semester lalu. Tidak hanya memfitnahku dan menyudutkanku, dia juga merusak laptop serta merencanakan penculikan terhadapku. Dia tidak mungkin menangis mengkhawatirkanku. Mungkin kau salah mengartikan tangisannya. Bisa saja dia menangis bahagia karena melihatku mati."
"…" Axel hanya mendesah sedih mendengar serentetan kalimat gadis itu.
Satu karakter yang sama diantara Chleo berambut merah dengan Chleo yang sekarang. Begitu Chleo membenci seseorang, maka hatinya akan tertutup rapat terhadap orang tersebut tidak peduli ribuan kebaikan yang dilakukan orang itu untuknya.
Axel melepaskan pelukannya lalu berbicara dengan nada yang tidak pernah didengar Chleo sebelumnya.
"Chleo, sampai kapan kau akan bersikap seperti ini? Tidak semua orang akan terus bersikap jahat padamu. Kenapa kau tidak memberinya kesempatan? Jangan bersikap kekanakan seperti ini."
Chleo terkesiap dan tanpa sadar melangkah mundur mendengar nada Axel yang terkesan mencemoohnya. Ini pertama kalinya dia mendengar nada dingin serta ekspresi jengkel pada wajah Axel terhadapnya.
Kalau dalam situasi normal, mungkin Chleo akan menyesal dan segera meminta maaf. Tapi sebaliknya, amarahnya justru bangkit begitu menyadari Axelard, kekasihnya malah membela gadis lain!
Baiklah. Chleo bukanlah orang yang berpikiran sempit, dan dia tidak akan keberatan kalau Axel membela gadis lain. Tapi dia tidak bisa menahan emosinya saat pria itu membela gadis yang sangat tidak disukainya!
"Kekanakan? Kau bilang sikapku ini kekanakan? Apa kau yakin bukan kau yang bersikap kekanakan? Hanya karena kau hidup abadi dan tinggal di dunia ini jauh lebih lama dariku, bukan berarti aku akan membiarkanmu meremehkanku. Atas dasar apa kau membela perempuan itu? Kenapa kau lebih memikirkannya daripada memikirkan perasaanku?"
"Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan sampai mengira aku lebih mementingkan gadis lain…"
"Mementingkan gadis lain?!" pekik Chleo yang kini amarahnya sudah tidak terbendung lagi. "Benar. Kau sedang mementingkan gadis lain sekarang. Kalau begitu jadikan saja dia kekasihmu dan tidak perlu mencariku lagi."
"Apa? Chleo!"
Chleo menghempas tangan Axel yang mencegahnya pergi lalu masuk ke dalam gubuk serta membanting pintu dengan keras.
Sementara itu Bai Yu hanya menguap cuek layaknya kucing yang malas sambil bertanya-tanya, "Untuk apa aku tetap tinggal disini?"
Tentu saja untuk memastikan keselamatan Chleo atas permintaan sang raja kuning. Sayangnya, Harmonie tidak meminta Bai Yu untuk memastikan hubungan raja biru dengan Chleo berjalan dengan baik, sehingga kucing malas tersebut hanya tidur-tiduran dibawah pohon sambil menggoyangkan ekor berbulunya.
'Masalah pribadi raja biru bukan urusanku.' pikirnya tanpa perasaan bersalah sedikitpun.