Jatuh Dan Terjun Bebas
Jatuh Dan Terjun Bebas
Chleora mengerang seolah dia baru bangun dari tidur yang panjang. Sepertinya dia mendengar seseorang berbisik di telinganya?
Siapa?
Chleo bertanya-tanya hari apa sekarang, jam berapa sekarang? Kenapa tempat disekitarnya gelap gulita?
Chleo mencoba menggerakkan tangannya yang tertindih tubuhnya sendiri, lalu jantungnya seakan berhenti ketika sadar dua tangannya tak bisa digerakkan.
Kedua tangannya telah diikat! Tidak hanya itu, kedua kakinya juga diikat!
Chleo juga baru sadar, matanya telah ditutup dengan kain hitam mencegahnya melihat apapun disekitarnya.
Dimana dia?
Siapa yang mengikatnya?
"Halo? Apakah ada orang? Tolong aku." Chleo mulai berteriak memanggil pertolongan sambil berusaha melepaskan diri dari ikatannya.
"Ugh! Siapapun, tolong aku!!"
Secara perlahan perasaan takut mulai menjalarinya membuat badannya menggigil. Entah apakah dia menggigil karena kedinginan atau karena ketakutan, dia juga tidak tahu.
Chleo terus menerus berteriak minta pertolongan tapi tidak ada yang datang membuatnya semain takut.
Ikatan pada tangan serta kakinya juga tidak kunjung melonggar. Akhirnya, dia menyerah karena dia sudah kehabisan tenaga. Pergelangan tangannya terasa peri akibat usahanya yang ingin melonggarkan ikatannya.
Tali yang mengikat tangannya terus-menerus menggesek kulitnya membuat kulit tangannya menjadi lecet.
Sakit, dingin serta rasa takut yang besar menguasai hati Chleo. Apakah dia akan dibiarkan mati disini? Siapa yang sudah begitu kejam menculiknya dan meninggalkannya di jalanan?
Jalanan? Apakah dia memang berada di jalanan?
Chleo berusaha meraba-raba tanah dibawah tubuhnya. Rasanya seperti benda padat yang datar dan terbuat dari kayu? Apakah dia berada di atas meja?
Kalau dia memang berada diatas meja, dia bisa mencoba untuk turun terlebih dulu lalu merosot mencari sesuatu untuk membuka penutup matanya.
Chleo menggerakkan kakinya ke kanan lalu bergeser ke kanan. Setelah bergeser beberapa kali Chleo tidak kunjung menemukan ruang kosong agar kakinya bisa diturunkan.
Seberapa besar meja dibawahnya?
Chleo berganti arah lalu mencoba kembali ke posisi semula. Kali ini dia mencoba membawa kakinya ke sebelah kiri dan bingo! Dia merasa kakinya bisa menggantung dari 'meja'.
Chleo berusaha untuk duduk dengan memiringkan tubuhnya ke kanan lalu membangkitkan tubuhnya dengan susah payah.
Setelah mencoba beberapa kali dengan gerakan seperti ulat kepanasan, akhirnya Chleo berhasil bangun dan duduk dengan kaki selonjor ke depan.
Kemudian Chleo menggerakkan kedua kakinya ke kiri dan seketika langsung menggantung ke bawah seperti dia sedang duduk di kursi dengan dua tangan terikat ke belakang.
Hm... dia tidak merasakan pijakan dibawah kakinya. Kira-kira 'meja' ini setinggi apa?
Meja tertinggipun pasti hanya sekitar dadanya kan? Sehingga jarak antara lantai dengan kakinya tidak terlalu jauh.
Berpikir seperti itu, Chleo menggerakkan bokongnya ke depan seolah hendak turun dari tempat dudukannya.
Semakin lama dia bergerak maju, perasaannya semakin gelisah.
Chleo memutuskan untuk tidak melompat dan menajamkan pendengarannya.
Dia mendengar suara siren mobil lalu lintas, anehnya suara yang didengarnya tidak begitu dekat juga tidak begitu jauh.
Suara itu seperti berasal dari...
Bawah??
Chleo langsung bergerak mundur dan mengangkat kakinya naik kembali ke 'meja'. Tiba-tiba dia menjadi takut memikirkan kemungkinan lain yang lebih mengerikan.
Bagaimana kalau sebenarnya dia bukan di atas meja? Bagaimana kalau sesungguhnya dia berada di atas atap? Bukankah itu berarti sama saja dia akan terjun bebas dan mati bunuh diri??
Tubuhnya seketika merinding dan rasa takut semakin menguasainya.
Siapa yang tega menempatkannya di ujung gedung tinggi ini? Orang itu benar-benar kejam karena telah mengikat kedua tangan serta kakinya dan menutup matanya. Jika seandainya dia tidak peka akan sekitarnya, dia bisa saja melompat dari sini dan dia akan pulang dengan membawa nama saja.
Sebenarnya siapa yang telah menculiknya?
"TOLONG!! SIAPAPUN, TOLONG AKU!!"
"Sssst, jangan teriak-teriak."
Chleo terkesiap mendengar suara serak dari arah depan. Sumber suara tersebut seperti berasal dari orang yang tengah berdiri dihadapannya. Apakah itu berarti, dia tidak ada di atas gedung?
"Siapa kau? Apakah kau yang membawaku kemari?"
"Kalau iya, apa yang akan kau lakukan?"
"Kenapa? Apa yang kau inginkan dariku?"
"Tidak ada. Aku hanya menuruti perintah seseorang. Seseorang yang menginginkanmu tidak menghadiri acara malam ini."
Orang yang tidak ingin dia menghadiri gala show? Siapa?
"Tapi menunggu sangat membosankan, jadi aku memutuskan untuk melepaskanmu."
"Kau akan melepaskanku?"
"Jika kau bisa berjalan kemari."
Dengan kata lain, orang itu ingin Chleo turun dari tempat dudukannya agar Chleo langsung terjun bebas ke bawah yang berakhir dengan kematiannya.
Jika kalian penasaran bagaimana suara orang tersebut bisa berasal dari depan Chleo, maka perlu kalian ketahui, orang yang sedang berbicara dengan Chleo adalah berambut ungu memanjang dengan ombre kuning, sementara mata yang satu bewarna merah dan yang satu bewarna biru. Orang itu sedang tersenyum layaknya seorang pembunuh yang akan menyaksikan kematian target sementara matanya berkilat penuh antusias yang mengerikan.
Benar. Orang tersebut adalah Vectis yang saat ini melayang di tengah udara.
Tapi Chleo tidak mengetahuinya. Dia mengira orang tersebut berdiri dipijakan tanah dan merasa yakin kalau dia tidak berada di tempat tinggi. Karena itu, Chleo kembali bergerak maju untuk 'turun' kebawah mengikuti keinginan orang tersebut.
Apa sulitnya turun dari 'meja' ini agar dia segera dilepaskan? Pikir Chleo tanpa tahu maut telah menantinya.
"Baiklah. Aku akan turun jika kau berjanji kau akan melepaskanku."
"Tentu saja."
Chleo tidak bisa melihat senyuman miring dari Vectis yang sangat antusias melihatnya bergerak turun ke bawah.
Setelah Chleo merasa setengah bokongnya keluar dari tempat dudukannya, Chleo mendorong sisa bokongnya dan melompat turun…
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
-
Beberapa saat sebelumnya...
Harmonie mendengar suara teriakan Chleo, tapi sangat samar-samar seolah sepupunya tidak ada di kota ini.
Harmonie merasa kesal karena kekuatannya belum bisa digunakan secara maksimal. Tubuh fisiknya masih sangat muda sehingga tidak akan sanggup menggunakan energi kekuatan melebihi batasannya.
Namun kondisi Chleo yang sangat aneh ini membuatnya tidak tenang. Bagaimana bisa Chleo ada di New York? Setidaknya membutuhkan sembilan jam perjalanan dari Washington menuju ke New York. Dan ini tidak sampai lima jam semenjak Chleo pamit pergi dari mansion kediaman milik Darrel.
Harmonie memaksakan dirinya untuk mengirim angin yang diperintahkannya untuk mengikuti suara kakaknya tanpa menyadari hidungnya mulai mengeluarkan darah. Dia tahu Chleo ada di New York, tapi dia masih belum menemukan letak posisi tepatnya.
"Moni, kau mimisan." mau tidak mau Stanley menjadi khawatir akan kondisinya putrinya.
"Sebentar, aku hampir menemukannya." Kemudian Harmonie melihat Chleo berada di ujung sebuah gedung dan sedang bergerak-gerak yang mana akan langsung jatuh ke bawah jika Chleo terus bergerak ke arah kiri.
Stanley segera mengambil sapu tangannya lalu menekannya persis ke lubang hidung putrinya. Stanley semakin khawatir saat melihat sepasang mata kuning putrinya mulai berkaca-kaca.
Apakah terjadi sesuatu pada Chleo?
"Moni, beritahu aku, apa yang terjadi?"
"Kak Chleo… dia tidak ada di Washington."
"Apa maksudmu?"
"Dia ada di tempat tinggi, dia akan jatuh jika…"
"Jika apa? Sebenarnya dia ada dimana?"
Moni tidak sempat menjawab dan langsung mendangak untuk melihat seekor burung elang yang sedari tadi hanya terbang berputar diatasnya. Dia memanggil angin untuk memberitahu keberadaan Chleo pada burung elang tersebut.
Falcon yang sedari tadi berusaha melacak bibit energi dari Axel tidak bisa tenang karena tidak tahu kemana dia harus mencari Chleo. Tiba-tiba dia mendapat sebuah peta di pikirannya dan melihat Chleo berada di sebuah atas gedung perusahaan Flex group di New York.
Falcon meraung dengan suara sangat keras lalu secara perlahan otot-ototnya berubah menjadi lebih besar. Dalam hanya waktu beberapa detik saja dia menjadi burung raksasa dengan ukuran sepuluh kali lebih besar daripada burung terbesar di dunia ini.
Dalam sekali kepakan, Falcon telah melesat dalam kecepatan tinggi menimbulkan badai angin yang tertuju pada Stanley di bawahnya. Disaat bersamaan Moni jatuh terkulai lemas dengan pandangan mata yang agak tidak fokus.
"Moni!" Stanley langsung memeluk Harmonie melindungi putrinya dari terpaan angin dan mendekapnya dengan erat.
"Papa, kak Chleo akan baik-baik saja." bisik Moni dengan suara yang sangat lemah.
"Baiklah aku percaya. Sekarang istirahatlah."
Tanpa disuruh dua kali, Harmonie Calvins jatuh terlelap dalam gendongan ayahnya. Menggunakan segala potensi kekuatannya sebelum waktunya sangat berbahaya bagi tubuhnya sehingga kini gadis kecil itu jatuh pingsan.