My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Sherina Yang Bersemangat



Sherina Yang Bersemangat

1Chleo langsung bergabung dengan para rekan kerjanya sementara Axel naik ke penthouse sambil menunggu acara untuk dimulai. Axel melihat perkembangan Alexis di Rusia bersama Rothbert yang juga datang ke Amerika bersama Bertha serta Sherina.     

"Seseorang mengaku sebagai adik Alexis? Sejak kapan Alexsei memiliki anak di luar sana?"     

"Kami sudah menyelidikinya master, tapi kami masih belum menemukan orang ini serta asal usul ibunya. Kami hanya mendapat kabar ibunya telah meninggal belasan tahun lalu dan anak ini tinggal sendiri bersama kenalan ibunya."     

"Bagaimana dengan reaksi Alexis?"     

"Semula tuan muda Alexis memang tampak terkejut mendengar kabar ini, dia bahkan sempat berpikir ingin menyerahkan hak yang telah diwarisi Tuan Alexsei pada adiknya. Tapi, kemudian tuan muda berubah pikiran. Aku juga tidak tahu alasannya."     

"Kurasa aku mengetahuinya. Dia merasa orang yang mengaku adiknya terlalu mencurigakan. Jika memang orang ini adalah anak dari Alexsei, seharusnya dia muncul untuk mengklaim warisannya. Tapi alih-alih muncul, dia malah menyuruh seorang pengacara untuk mengurus warisannya? Bukankah ini sangat mencurigakan?"     

"Menurut master, orang ini berpura-pura menjadi anak tuan Alexsei padahal sebenarnya dia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Tuan besar Peskhov?"     

"Ada kemungkinan seperti itu. Kalau aku jadi Alexis, aku akan pertahankan warisan Alexsei serta Zigfried agar tidak jatuh ke tangan orang misterius ini. Lagipula, sebagian besar cabang yang dipegang Alexsei adalah geng mafia yang menyebar diseluruh Rusia. Akan sangat bahaya jika kelompok mafia tersebut dikendalikan oleh orang yang salah."     

"Apakah saya perlu membantunya?"     

"Apakah dia meminta bantuanmu?"     

"Tidak. Semenjak tuan muda Alexis pergi meninggalkan Inggris tiga tahun yang lalu, tuan muda tidak pernah meminta bantuan."     

"Kalau begitu biarkan saja. Dia merasa yakin pada kemampuannya. Selama dia masih bertahan, kau tidak perlu ikut campur."     

"Baik."     

"Master, kapan kau akan mengenalkan calon istri master padaku? Master sudah berjanji." seru suara merdu terdengar dari arah ruang santai dimana Sherina serta Bertha sedang asyik menonton sebuah drama.     

"Setelah ini aku akan mengenalkannya pada kalian."     

"Yey!"     

"Kenapa kau yang tampak begitu bersemangat?" tanya Bertha keheranan.     

"Habisnya, Dexter sangat membosankan. Aku ingin berteman dengan seorang gadis diusiaku. Kalian juga melarangku masuk ke sekolah umum."     

Sudah menjadi tradisi bagi keluarga Hammilton. Begitu seorang anak mengetahui identitas X sebagai raja biru, anak itu tidak akan diperbolehkan bersekolah di sekolah umum ataupun sekolah elit. Emosional anak-anak remaja masih sangat labil, sehingga terkadang pasti akan ada kalanya keceplosan mengungkapkan rahasia keluarga.     

Karena itulah, seorang anak akan diizinkan sekolah di umum setelah anak tersebut sanggup mengendalikan emosinya dengan baik. Biasanya, mereka baru diizinkan kuliah di universitas setelah lulus ujian khusus setara dengan SMA.     

Begitu juga dengan Sherina yang masih berusia empat belas tahun. Setidaknya dia harus berhadapan dengan tutor pribadi hingga empat tahun kedepan sebelum akhirnya dia bisa berkuliah di universitas yang telah ditetapkan untuknya.     

"Sherina, kau sudah tahu rahasiaku, kau tidak bisa bersekolah di sekolah biasa."     

"Aku tahu. Karena itulah aku sangat bersemangat ingin berkenalan dengan istri master."     

Uhm… Chleo belum resmi menjadi istrinya ya. Meskipun begitu, Axel tidak membantahnya.     

Untuk beberapa saat Axel berbincang-bincang dengan asisten pribadinya serta keluarga Hammilton sebelum dia mulai bersiap-siap untuk acara yang akan dimulai beberapa jam lagi.     

Ting! Ponsel Axel berbunyi menandakan sebuah pesan telah masuk. Axel segera membukanya dan tersenyum melihat isi pesan tersebut.     

Chleo mengirim foto selfie dirinya yang sudah didandani oleh make up artist. Make upnya tidak terlalu menor ataupun mencolok, tapi terlihat kalem sangat cocok dengan penampilan Chleo yang ceria.     

'Bagaimana penampilanku?'     

Daripada membalas pesan gadis itu, lebih baik menghubungi langsung untuk mendengar suara indah yang memanjakan telinganya. Dan ini bukan voice call biasa, melainkan video call! Tidak hanya suaranya, dia ingin melihat wajahnya secara live streaming.     

"Ah, kau membuatku kaget. Kenapa tiba-tiba melakukan video call?"     

"Karena aku merindukanmu."     

Semburat merah muncul di kedua pipi Chleo. Untung saja dia sudah memakai pemerah untuk pipinya, sehingga Axel tidak bisa melihat perbedaan rona mukanya. Sementara itu Sherina yang memasang telinga lebar-lebar menganga mulutnya dengan terkejut.     

Apakah itu master X? Master yang jarang tersenyum itu? Master yang tidak pernah menggunakan nada lembut serta penuh cinta itu???? Dia menjadi ingin sekali bertemu dengan Chleora!     

"Axe, kau membuatku malu," rajuk Chleo dengan manja, lalu menoleh kesamping karena ada seseorang yang memanggilnya. "Aku harus pergi. Sampai ketemu nanti malam."     

"Apakah kau akan memakai celana jeans?" tebak Axel melihat Chleo masih memakai baju santainya yang dipakai dari mansion kediaman Alvianc.     

"Tentu saja tidak. Aku belum ganti baju agar aku bisa bergerak dengan leluasa. Setelah ini aku akan ganti. Sampai ketemu nanti, muach!"     

Klik!     

Axel mematung di tempatnya. Dia sama sekali tidak menyangka layarnya akan dipenuhi tampilan sepasang bibir merah jambu yang sedari dulu ingin dicicipinya.     

Aduh, kalau begini caranya, bagaimana dia bisa menahan diri? Dia sudah tidak sabar ingin menemui gadis itu dan…     

Ehem… Axelard, tahan hasratmu dulu! Keluarga besar Chleo berada di Washington sekarang. Kalau sampai ketahuan dia mencuri ciuman pertama Chleo, bisa-bisa dia akan dirajang oleh Vincent dan Kinsey.     

Sementara itu, Chleo datang menghampiri orang yang telah memanggilnya.     

"Chleo, manajer bilang ada yang mencarimu di ruang kantor staf keuangan. Sebaiknya kau segera kesana lalu segera ganti bajumu. Kita tidak boleh terlambat datang ke acara."     

"Aku mengerti."     

Chleo segera masuk ke lift untuk turun ke lantai tiga dimana kantor keuangan berada. Dia bertanya-tanya siapa yang mencarinya dan kenapa harus bertemu di kantor administrasi?     

Begitu pintu lift terbuka, Chleo keluar dan berjalan menuju ke sebuah pintu yang memiliki tanda tulisan administrasi.     

Tok! Tok! Tok!     

Chleo mencoba mengetuk pintu tersebut terlebih dahulu sebagai bentuk kesopanan. Namun karena tidak ada sahutan dari dalam, akhirnya Chleo membuka knob pintu langsung dan menengok ke dalam.     

'Hm…aneh sekali, tidak ada siapa-siapa.' Pikir Chleo.     

PAK!     

"Ugh!" tiba-tiba saja lehernya terasa panas seperti seseorang telah memukulnya disusul dengan rasa berat serta pusing pada kepalanya dan dia langsung tidak sadarkan diri.     

Chleo tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, namun ketika dia bangun, dia tidak bisa melihat serta kedua tangan dan kakinya dikekang oleh sesuatu.     

Chleo bergerak-gerak untuk membebaskan diri dan baru sadar, tangan serta kakinya diikat erat sementara matanya ditutupi oleh kain penutup mata.     

Apa yang terjadi padanya? Dimana dia? Setidaknya dia yakin dia berada di luar gedung karena dia merasakan angin dingin menerpanya dengan keras membuatnya menggigil kedinginan.     

Apakah dia berada di jalanan? Sepertinya juga bukan, karena dia merasa tempat dimana dia berbaring seperti terbuat dari marmer atau keramik yang berkualitas bagus.     

Sebenarnya dia berada dimana? Apakah dia dibaringkan di atas meja?     

Sesungguhnya, Chleo dibaringkan di ujung atap gedung tower dimana dia akan langsung jatuh bebas jika dia memutuskan untuk bergerak ke samping kiri untuk turun dari 'meja'.     

Dan kini, Chleo yang mengira didudukkan di meja menemukan ruang kosong di sebelah kirinya dan menurunkan kedua kakinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.