My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Menjaga Jarak



Menjaga Jarak

2Lift yang dinaiki Axel serta Chleo tiba di basement parkiran bawah dan Axel masih betah merangkul erat tubuh Chleo. Chleo sendiri tidak tahu ternyata sudah tidak ada lagi orang yang penasaran akan mereka dan membiarkan dirinya dipeluk oleh kekasihnya. Coba kalau seandainya dia tahu mereka telah lolos dari belasan mata yang ingin sekali melihat wajahnya, entah seperti apa rona mukanya nanti.     

Citcit! Terdengar suara bunyi mobil tanda kunci telah dibuka.     

Mendengar suara mobil milik Axel, Chleo membuka tangan yang merangkulnya lalu mengintip keluar. Sadar mereka telah berada di basement parkiran sedari tadi, Chleo menoleh ke arah Axel dengan tatapan menuduh.     

Kenapa pria ini diam saja kalau sudah tidak ada siapa-siapa? Jelas sekali pria ini suka sekali mengerjainya.     

"Ada apa?" luar biasa sekali. Axel malah bertanya padanya dengan terheran-heran.     

Ah, sudahlah. Kondisi mentalnya sudah terlalu lelah menerima berbagai macam info mengejutkan dalam satu hari. Terlebih lagi menghadapi banyak mata memperhatikannya seharian ini.     

"Sepertinya kau tampak kecewa. Apakah kau lebih suka aku menjadi orang biasa saja?" tebak Axel menyadari gadisnya tidak seceria dan bersemangat seperti biasanya. Terlebih semenjak dia membongkar identitasnya sebagai pemilik utama Daphinia Fashion.     

"Bukan." Chleo menggelengkan kepalanya dengan cepat tidak ingin pria itu salah paham. "Hanya saja, kau tidak tahu apa saja yang sudah kurencanakan selama ini."     

"Rencana? Rencana apa?"     

"Ada banyak. Seperti rencana memberitahumu identitasku yang sebenarnya tanpa membuatmu takut dan berubah sikap padaku."     

Axel tersenyum lembut mendengarnya dan tetap mendengarkannya dengan penuh perhatian.     

"Lalu rencana membuatmu diterima keluargaku dan juga rencana kabur bersama bila seandainya ayahku bersikeras tidak menerimamu."     

Baiklah, Axel sama sekali tidak menduga kalimat terakhir. "Kau bersedia kawin lari bersamaku?"     

"Ehem… itu hanya rencana cadangan. Rencana paling terakhir di daftarku. Aku tidak serius memikirkannya."     

"Baguslah kalau begitu. Aku tahu kau tidak akan bahagia kalau kau jauh-jauh dari keluargamu, apalagi putus hubungan begitu saja hanya karena mengikutiku. Aku tidak ingin memisahkanmu dari orang-orang yang kau cintai."     

Sepasang mata Chleo berkaca-kaca mendengar ungkapan pria itu. Dia merasa terharu mendengarnya.     

"Itu sebabnya, aku merasa kekhawatiranku selama ini sia-sia. Ternyata kau sudah tahu identitasku. Ternyata kau adalah Tuan besar X yang selama tiga tahun ini bersaing dengan pamanku. Ini seperti aku dihadapkan sepuluh pertanyaan yang sangat sulit tapi kau memberikan kunci jawaban dengan begitu mudahnya. Aku tidak kecewa, tapi sangat terkejut hingga tidak tahu harus merespon seperti apa."     

Axel tersenyum lalu kembali menarik tubuh gadis itu agar bisa dipeluknya… untuk kesekian kalinya.     

"Axel, kau sudah kecanduan memelukku ya?" tebak Chleo dengan nada curiga membuat pria itu tertawa kecil.     

"Sepertinya begitu."     

Chleo mendengus kesal lalu mendongak wajahnya dengan ekspresi cemberut.     

"Sekarang aku tidak bisa percaya kalau aku memang perempuan pertama bagimu."     

"Kenapa begitu?"     

"Bagaimana kau bisa begitu ahli di bidang ini?"     

Axel tertawa lepas mendengar pertanyaan yang menurutnya terdengar imut bila Chleo yang mengucapkannya.     

"Sudah kubilang kan, itu karena aku tidak bisa lepas dari pesonamu."     

Chleo menjadi salah tingkah dan mengerling ke sembarang arah. Ah, suatu saat nanti pria ini pasti akan membuatnya mendapat penyakit diabetes. Semakin hari pria itu semakin ahli mengatakan kalimat manis yang begitu enak didengar.     

***     

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tanpa terasa mereka telah memasuki bulan Februari membuat Chleo semakin sibuk mempersiapkan gala show bersama dengan para panitia acara.     

Semenjak hari kepulangan Chleo di Seattle, Chleo telah pindah ke apertemen yang hanya berjarak lima menit dengan berjalan kaki menuju ke kantornya. Axel sendiri juga telah memakirkan mobilnya di gedung apertemen tersebut atau di basement Daphinia. Dia hanya perlu menjentikkan jari ketika ingin pulang ke mansion dan kembali melakukan teleport ketika hendak menemui Chleo di apertemennya.     

Tentu saja Chleo masih belum mengetahuinya dan mengira selama ini pria itu pulang pergi dengan mengendarai mobil seorang diri. Jika seandainya Axelard tidak meyakinkan gadis itu bahwa ada supir yang selalu siap mengantarnya, mungkin Chleo akan sering mengusir pria itu untuk segera kembali pulang agar tidak terlalu lelah.     

Sesuai janjinya pada keluarganya, dia akan mengizinkan kedua orangtuanya serta siapapun yang ingin datang ke acara gala show pertamanya ini. Ditambah lagi ini akan menjadi pertemuan pertama bagi Axel menemui keluarga besarnya. Setelah mengetahui latar belakang pria itu yang sebenarnya, Chleo menjadi tidak perlu khawatir kalau kekasihnya akan merasa terintimidasi oleh sang ayah serta kedua pamannya.     

Setidaknya dia yakin Axel tidak akan mudah terintimidasi.     

Tidak lupa dia juga mengundang Megan serta Graham ke acara gala tersebut. Bagaimana dengan Hadley?     

Ehem… sebagai bentuk kesopanan, Chleo turut mengundang gadis yang sudah melukai kedua adik sepupunya. Namun caranya mengundang gadis itu sangatlah berbeda dengan caranya mengundang Megan serta Graham.     

'Aku akan bersinar-sinar di acara gala show valentine nanti. Kalau tidak percaya, ayo datang ke Washington.'     

Itulah pesan undangan yang dikirimnya melalui applikasi chat pada Hadley. Dia tahu Hadley paling tidak suka melihat ada orang yang lebih bersinar dan menjadi pusat perhatian dari dirinya. Karena itu Chleo sengaja menegaskan kalimat seperti itu agar Hadley merasa malas datang melihat acara gala show nanti.     

Sementara Chleo mengirim kartu undangan resmi pada Graham serta Megan bila seandainya keduanya datang ke Washington.     

'Akan ada gala show hari Valentine nanti. Ini akan menjadi pertama kalinya aku turut andil dalam event besar seperti ini. Kalau ada waktu, datang ya. Aku akan menunggu kalian.'     

Pesan yang seperti ini yang dikirimnya pada Graham serta Megan. Tidak lama setelahnya balasan dari kedua orang itu bersusulan diterimanya.     

'Maaf, pamanmu membuatku sibuk disini. Bukannya bermaksud menyindir, tapi memang kenyataan.'     

Chleo mendesah sedih membaca balasan dari Graham. Semenjak pengadilan ala Kinsey di resort, seluruh bisnis yang dikelola Ewald Regnz telah diakusisi oleh pamannya. Kinsey memecat Ewald serta Hadley dari perusahaan baru tersebut tapi memberi kesempatan pada Graham untuk mempertahankan posisinya.     

Semula Graham memang menjadi agak membenci Kinsey karena telah menghancurkan karir ayah serta adiknya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena pada kenyataannya, ini semua ulah adiknya sendiri. Kehilangan saham perusahaan ini gara-gara sifat arogan dan sok berkuasa dari adiknya.     

Graham memang tidak menyalahkan Chleo ataupun saudara-saudaranya, tapi kini dia tidak bisa lagi berhubungan baik seperti dulu. Hal ini membuat Chleo menjadi kecewa.     

'Wah, selamat ya Chleo. Akhirnya cita-citamu terkabul juga. Aku ingin sekali datang kesana, tapi maaf. Graham membutuhkan bantuanku disini. Maaf ya. Aku tulus turut bahagia untukmu. Sukses selalu untuk acaranya ya. Semangat!'     

Chleo tersenyum membaca balasan dari Megan. Tidak tahu mengapa tapi dia agak merasa sedikit kecewa. Dia bukan kecewa karena kedua sepupunya tidak bisa hadir, dia merasa kecewa karena hubungan mereka mulai agak berubah.     

Entah kenapa dia merasa dua orang itu agak menjaga jarak dengannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.