Dipanggil Oleh Tuan Komisaris
Dipanggil Oleh Tuan Komisaris
Hanya saja melihat rangkaian bunga warna bermerah merah jambu yang indah tersebut, mau tidak mau dia harus mengakui, dia sangat menyukai kiriman paket ini.
Sebenarnya, siapa yang sudah mengirimkan bunga ini? Apakah mungkin Alexis? Sudah lama pemuda itu tidak menghubunginya. Bukan. Yang sebenarnya, dialah yang sengaja memberi balasan singkat dan respon lambat. Mungkin itu sebabnya pria itu kini jarang menghubunginya.
Hhhh… Apa yang harus dia lakukan jika pengirim bunga tersebut memang adalah Alexis?
Chleo mendongak ke atas melihat dua tangkai bunga mawar merah yang membentuk huruf X tersebut.
Setelah puas menikmati pemandangan indah diatasnya, Chleo menarik satu bunga merah muda untuk dibawanya masuk kedalam. Dia tidak mungkin bisa membawa bunga sebesar itu ke dalam, jadi dia hanya mengambil satu saja untuk dinikmatinya.
Dalam perjalanannya menuju ke lantai kantornya, banyak pegawai wanita menghampirinya untuk bertanya-tanya soal pengirim bunga tersebut. Akhirnya dengan susah payah dia berhasil melepaskan diri dari kerumunan itu dan langsung menuju ke divisi I tempat kerjanya.
Bukannya terbebas dari pertanyaan, kini dia malah diterjang godaan para senior rekan kerjanya.
"Ciyeee… ternyata gadis kecil kita sudah ada yang punya."
"Ah, sayang sekali, padahal aku ingin mengenalkanmu pada adikku.
Chleo tersipu malu-malu mendengar para seniornya. Mereka berusaha mencari tahu pengirim bunga tersebut namun Chleo mengatupkan bibirnya erat-erat.
Bukannya dia tidak mau mengakui bahwa dia memiliki kekasih, tapi dia masih ragu apakah pengirim bunga tersebut memang adalah Axel.
Axel memang mengatakan akan mengirim hadiah tahun baru untuknya ke kantornya, tapi pria itu tidak mengatakan jenis hadiahnya. Terlebih lagi mengirimnya bunga langsung dari prancis sangatlah tidak masuk akal.
Sebenarnya masuk akal sih kalau yang mengirimnya adalah keluarga ayahnya atau pamannya. Tapi tidak akan masuk akal jika yang mengirimnya adalah Axel, kecuali pria itu memiliki latar belakang yang luar biasa.
Itu juga tidak mungkin. Axel kan hanya orang biasa. Dia hanyalah seorang fotografer dari Inggris yang tidak terlalu terkenal. Iya, kan?
Ataukah selama ini dia salah mengira? Dia baru sadar sangat sedikit yang ia ketahui tentang pria itu. Padahal selama ini mereka sering mengobrol tapi yang dia ketahui hanyalah hal-hal kecil seperti makanan kesukaan pria itu, kebiasaan pria itu ketika bersamanya atau hobi pria itu.
Tapi mengenai keluarga atau latar belakang pemuda itu sama sekali tidak diketahuinya. Yang dia ketahui orangtua pria itu sudah tiada dan pria itu tidak memiliki saudara. Selain itu dia tidak tahu apa-apa. Lebih tepatnya, Axel yang selalu berbalik bertanya padanya mengenai keluarganya.
Karena waktu itu Chleo masih ingin menyembunyikan identitasnya, dia sering mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya. Pada akhirnya pembahasan lebih dalam mengenai keluarga teralihkan.
Chleo meletakkan sikunya diatas meja lalu menopang dagunya ke telapak tangannya yang terbuka. Hari ini dia sama sekali tidak bisa fokus. Untuk beberapa saat dia melupakan kejadian yang membahagiakan dimana karya-karya designnya akan direalisasikan dan dijual di gala show bulan depan.
"Kau tampak orang depresi untuk ukuran yang mendapatkan kabar terbaik sepanjang masa." gugah Jay. "Apa yang menganggu pikiranmu?"
"Tidak ada. Aku hanya bingung saja."
"Bingung soal karyamu yang diterima atau soal gerbang bunga di depan pintu?"
Chleo terkesiap mendengar pertanyaan sepupu pamannya membuatnya sadar akan sesuatu.
"Pengirim bunga tadi tahu karyaku diterima disini. Itu berarti pengirimnya juga bekerja disini, iya kan?"
"Sepertinya begitu. Lagipula proyek gala show ini akan diumumkan tanggal empat belas nanti. Jadi orang luar masih belum tahu akan proyek ini. Mereka hanya tahu produk barang yang akan dilaunching bulan depan."
"Itu benar. Tapi, selain kau dan Mrs. Montgomery, aku tidak pernah menunjukkan gambar-gambar designku pada orang lain. Tiba-tiba saja gambarku sudah dipegang Daphinia dan langsung diterima, bukankah ini sangat aneh?"
"Kau yakin orang lain tidak pernah melihatnya?"
"Aku yakin." atau tidak. Dia juga pernah menunjukkannya pada Axel, tapi pemuda itu tidak masuk hitungan, iya kan? Axel kan tidak bekerja disini.
"Mungkin kau melupakan seorang lagi. Kurasa kau pernah menunjukkannya pada satu orang lagi tanpa kau sadari. Kutebak orang itulah yang mengirimimu gerbang bunga tersebut."
"Tapi dia tidak bekerja disini."
"Yang pasti orang itu bukanlah orang biasa jika sanggup mengirim bunga secara fresh langsung dari Prancis. Ckckckck… kupikir didunia ini hanya Kinsey yang melakukan tindakan ekstrim demi menyenangkan istrinya, rupanya pengagum rahasiamu lebih parah dari pamanmu."
"Apa yang sedang kau bicarakan?" dengus Chleo. "Aku tidak punya pengagum rahasia."
"Ah, benar. Tapi pengagum berat yang selalu mengelilingimu di gerbang sekolah." sambung Jaydn dengan tawa geli mengingat dia pernah melihatnya dengan matanya sendiri Chleo dikepung oleh para pemuda membuat Diego serta pengawal lainnya kewalahan menyingkirkan mereka dari Chleo.
Chleo menggerutu dalam diam. Kejadian itu sudah sangat lama sekali dan dia sama sekali tidak merasa bangga akan kejadian itu. Waktu itu dia memang menikmati perhatian para pemuda tersebut dan merasa senang-senang saja menjadi pusat perhatian.
Tapi gara-gara itu, teman-teman perempuannya menjadi menjauhinya. Mereka memang tidak mengganggunya, tapi mereka tidak ingin dekat-dekat dengannya.
Kalau disuruh memilih, dia lebih suka menghabiskan waktu bermain bersama teman perempuan dibandingkan teman lelaki. Tapi kalau bisa dia ingin berteman dengan semuanya. Semakin banyak teman semakin baik. Tapi kalau disuruh memilih salah satu, dia akan memilih teman perempuan.
Setidaknya dia tidak akan bersikap canggung ketika mendapat pengakuan cinta dari para pemuda tersebut. Dia tidak akan memberi harapan palsu dan bisa berteman dengan mereka tanpa rasa beban.
"Ngomong-ngomong apa yang akan kau lakukan?"
"Apanya?"
"Kau dalam masalah besar kalau ternyata pengirim bunga tadi tidak bekerja disini."
"Bagaimana bisa begitu?" mau tidak mau Chleo merasa gelisah dan panik ketika mendengar dia akan mendapat masalah.
"Aku dengar komisaris kita akan datang hari ini. Jika dia melihat sesuatu tidak normal di depan perusahannya, dia akan mencari tahu sumbernya. Sepertinya setelah ini kau akan dipanggil."
Chleo menelan salivanya dengan gugup. "Kau… kau menakutiku, kan?"
"Aku tidak menakutimu. Berdoa saja agar komisaris kita suka keindahan jadi dia tidak perlu memanggilmu."
Ya benar. Kalau begitu Chleo akan berdoa saat ini juga. Dia sungguh berharap komisaris mereka tidak akan memanggilnya hanya karena bunga yang nyaris memenuhi jalan masuk menuju pintu lobi utama Daphinia Fashion.
Sayangnya, doanya tidak terkabulkan.
"Nona West, anda dipanggil ke ruang direksi. Tuan besar direktur utama ingin menemui anda."
Seketika Chleo menjadi lemas.
Ah, tidak. Beginikah rasanya mendapatkan kabar mengerikan setelah mendengar kabar terbaik sepanjang masa? Kalau bisa memilih ulang, lebih baik dia tidak perlu mendapatkan kabar gembira ini. Dia sama sekali tidak keberatan kalau karya designnya tidak dipakai oleh Daphinia.
Dia berharap dia tidak akan dipecat setelah ini. Atau yang lebih parah, Daphinia akan menarik kembali karya designnya.
Ah, itu tidak mungkin. Dia yakin designnya sekarang sudah dalam proses pembuatan di pabrik. Jadi tidak mungkin mereka akan mencabutnya begitu saja.
"Semoga berhasil." tepuk Jaydn di pundak Chleo sambil tersenyum geli.
Jaydn yang menyebalkan. Kenapa dia merasa pria itu sangat menikmati kesengsaraannya?
Tidak hanya itu, para pegawai perempuan yang dulu tidak pernah memperhatikannya kini malah membicarakannya.
Awalnya mereka semua mengutarakan kekaguman mereka terhadap rangkaian bunga yang bisa menutupi sebuah gerbang besar. Mereka bahkan mengucapi selamat pada Chleo dan menyanjungnya tiada henti sekaligus bertanya akan identitas pengirim bunga tersebut.
Chleo sendiri tidak begitu yakin siapa pengirim bunga tersebut sehingga dia tidak memberi jawaban atas rasa penasaran mereka.
Kini setelah tahu bahwa dia dipanggil oleh atasan mereka, mereka semua mencibir Chleo dan tersenyum sinis ke arahnya. Seperti yang diduganya. Mereka semua hanya merasa iri karena Chleo yang sebagai pendatang baru bisa mendapatkan bunga fantastis itu setelah hampir semua karya designnya disetujui untuk dipakai di acara gala show nanti.
Mereka menjilat dan bersikap ramah padanya ketika dia berada di tempat tinggi, tapi kemudian mereka merendahkannya dan bersikap sinis terhadapnya ketika posisinya berada di ujung tanduk.
"Berhati-hatilah," sebuah suara merdu nan nyaring menyapa Chleo. "Aku dengar tuan komisaris kita yang baru sangat tidak suka tempat kerjanya membuat keramaian. Kau baru saja menarik perhatian banyak orang dan di bawah sudah ada lautan manusia. Bersiap-siaplah menghadapi amukan beliau. Jangan sampai kau jatuh sebelum waktunya." ucap gadis itu dengan senyuman lebar menunjukkan deretan gigi putih yang bersih.
Kalau seandainya ini sebuah film dan dia adalah sutradaranya, dia pasti akan menjambak rambut perempuan ini. Dari kalimatnya seolah mengatakannya untuk berhati-hati dan memberi dukungan, tapi dari nada bicaranya jelas sekali gadis itu merasa senang dan menantikan hukuman yang akan diberikan padanya.
Chleo menekan tombol lift untuk karyawan memutuskan tidak merespon apa-apa akan peringatan tidak tulus perempuan itu.
"Nona West, jangan naik lift itu. Silahkan ikut aku."
Tidak hanya Chleo yang terkejut, tapi perempuan yang baru saja memberinya peringatan juga tampak terkejut dengan mata terbelalak lebar.
"Kita akan naik lift khusus yang akan langsung membawa kita ke lantai direksi utama."
Chleo melirik ke arah perempuan yang baru saja memperingatkannya. Chleo menggelengkan kepalanya melihat gadis itu segera memperbaiki raut mukanya dan memasang ekspresi semanis mungkin.
"Selamat siang Tuan Hammilton."
"Hm." Dexter hanya bergumam sekilas lalu kembali berbalik ke arah Chleo. "Ayo,"
Chleo mengangguk perlahan lalu mengikuti Dexter menuju ke lift terbuat dari kaca.
"Dexter, mengapa tuan komisaris ingin bertemu denganku? Apakah aku akan dipecat?"
Dexter tersenyum menenangkan. "Tenang saja, tuan komisaris kita tidak berpikiran sempit seperti itu."
"Lalu untuk apa aku dipanggil?"
"Aku juga tidak tahu. Kau bisa bertanya padanya saat bertemu dengannya."
Masalahnya Chleo sedang ingin melarikan diri dan tidak ingin bertemu dengan komisaris Daphinia Fashion. Lain cerita jika seandainya dia datang sebagai Chleora Regnz, itupun dia masih gugup karena pasti tidak akan bisa membicarakan hal-hal berbau bisnis. Tapi setidaknya dia bisa menggunakan nama keluarganya sebagai tameng utamanya.
Chleo menggigit jarinya dengan gugup ketika pintu lift teratas terbuka dan Dexter menuntunnya menuju koridor panjang dimana sebuah pintu modern klasik terpampang jelas disana.
"Selamat siang Tuan Hammilton, nona West. Tuan komisaris sudah menunggu anda didalam."
Dexter menoleh kearahnya dan mendorongnya untuk masuk ke dalam. "Semoga beruntung."
Huwaaaa… kenapa banyak sekali yang mengatakannya 'semoga beruntung'? Apakah komisaris Daphinia Fashion semenakutkan itu?