Pertemuan Axelard - Kinsey
Pertemuan Axelard - Kinsey
Chleo sudah bangun dan bersiap-siap untuk menjemput keluarganya di bandara Washington.
Sudah dua hari ini dia menginap di salah satu mansion milik Darrel Alvianc bersama Kinsey serta keluarganya. Kinsey serta Stanley sudah tiba di Washington sejak tiga hari lalu. Chleo merasa sangat senang karena dia tidak perlu tinggal sendiri. Memang lebih terasa menyenangkan tinggal bersama keluarga daripada tinggal sendiri.
Mungkin karena tujuannya untuk menghasilkan uang tanpa menggunakan nama keluarganya telah tercapai, Chleo menjadi sangat merindukan masa-masa dimana dia tinggal bersama keluarganya.
Aroma sarapan yang harum, kecupan penuh kasih dari kedua orangtuanya serta piknik akhir pekan bersama di musim panas, oh, betapa dia sangat merindukan momen itu.
Meskipun selama beberapa hari ini dia menghabiskan waktu bersama keluarga kedua pamannya, dia pun masih merasa bahagia. Dan hari ini kedua orangtuanya serta adiknya akan datang ke Washington. Chleo tidak bisa menahan diri untuk tidak bersemangat.
Sebentar lagi dia akan secara resmi memperkenalkan Axel pada keluarganya. Dia merasa antusias disaat bersamaan merasa was-was. Bagaimana kalau ternyata ayahnya tidak menyukai Axel? Bagaimana kalau ayahnya berubah pikiran?
"Chleo, ada yang datang mencarimu." sahut paman Stanley ketika mendapat laporan dari salah pihak sekuriti mereka kedatangan tamu yang sedang mencari Chleo.
"Iya, paman. Lima menit lagi aku akan turun." balas Chleo agak sedikit berteriak sambil menyelesaikan acara dandan sederhananya.
Meisya serta Katie terheran-heran ketika melihat Chleo keluar dari kamar dengan sackdress musim dingin berlengan panjang serta rambut bergelombang yang rapi seperti habis di gulung dengan hair roll.
Siapakah tamu yang datang pagi-pagi ini membuat Chleo yang terkenal cuek akan penampilannya kini menjadi tampil lebih cantik?
Hanya Chleo yang tahu siapa tamu tersebut yang tidak lain adalah Axelard yang datang menjemputnya untuk berangkat bersama ke bandara.
Sebenarnya mereka tidak perlu menjemput keluarganya karena mereka menggunakan CDR 777 serta akan ada limusin yang menjemput mereka yang telah disiapkan Kinsey. Namun tetap saja, Chleo ingin menjemput mereka langsung dan bertatap muka dengan mereka semua. Lagipula sudah hampir dua bulan mereka tidak bertemu semenjak liburan di Honolulu.
Kinsey yang pertama kali melihat wajah Axelard saat pemuda itu masuk ke dalam rumah.
"Selamat pagi Tuan Alvianc, senang berjumpa dengan anda."
"Kau adalah…"
"Namaku Axelard, saya datang untuk menjemput Chleora."
Sebelah alis Kinsey terangkat kemudian menyelidiki pemuda tampan ini dari atas hingga kebawah. Jadi pria ini yang telah berhasil mengambil hati keponakannya?
Tidak ada keramah-tamahan pada ekspresi Kinsey, sebaliknya dia malah memberikan aura dingin tak bersahabat hendak mengintimidasi pemuda itu. Ajaibnya, Axelard sama sekali tidak bergeming dari tempatnya dan tidak merasa canggung. Malahan sikap pria itu luar biasa santai seolah dia sama sekali tidak keberatan akan hawa intimidasi yang diciptakannya.
"Paman! Apakah paman menakutinya?"
Kinsey mendesah berlebihan. "Anak muda, katakan padaku, apakah kau takut padaku?"
"Tidak, Tuan."
"Lihat, dia tidak takut padaku. Kenapa kau menuduhku sembarangan?"
"Axe, apakah pamanku melakukan sesuatu padamu?"
Kinsey tercengang mendengarnya. Apakah ini benar-benar Chleora keponakannya yang dulu selalu mengekorinya? Kenapa kini gadis ini sama sekali tidak mendengarnya dan lebih membela pria lain?
"Sama sekali tidak, Chleo. Justru sebaliknya, aku merasa terhormat bertemu dengan pamanmu."
Kinsey hanya mendengus sarkas mendengarnya. Dia memang mengagumi keberanian pemuda ini. Tampaknya orang ini sangat berbeda dengan pemuda lainnya. Mau tidak mau Kinsey harus mengakui orang ini memangayak untuk bersama dengan keponakannya. Namun disaat bersamaan, Kinsey menjadi lebih waspada. Lagipula, orang yang bisa bertahan tanpa berkedip ketakutan menghadapi aura intimidasinya, sudah pasti bukanlah orang biasa.
"Baiklah kalau begitu. Ayo kita berangkat."
"Berangkat? Kalian mau kemana?" cegah Kinsey menarik pergelangan tangan Chleo sebelum keponakannya menghampiri pemuda berkulit pucat tersebut.
"Menjemput papa dan mama."
"Untuk apa? Aku sudah mengirim supir untuk mereka."
"Haish… aku ingin bertemu langsung dengan mereka."
"Memangnya mobilnya cukup untuk menampung mereka semua?"
"Tentu saja. Kenapa bisa tidak cukup?"
"Ada Joseph, Vienna serta Opa Marcell juga."
"Ah? Mereka juga datang kesini?"
"Benar. Mana mungkin mereka akan melewatkan acara peluncuran karya design cucu mereka yang pertama?"
Lebih tepatnya adalah mana mungkin mereka akan melewatkan perkenalan resmi dengan kekasih cucu para tetua. Bukankah begitu Tuan besar Alvianc?
Chleo menggigit bibir dengan frustrasi lalu melirik kearah Axel dengan gelisah.
"Sepertinya kita hanya bisa menunggu disini." Itulah respon yang diberikan pemuda itu membuat Chleo hanya bisa pasrah saja.
Singkat cerita, Axel berkenalan dengan keluarga kedua pamannya. Meisya serta Katie langsung suka akan sikap Axel yang begitu sopan dan menyenangkan. Tentu saja, mereka akan menyukai siapapun yang sanggup memenangkan hati Chleo serta membahagiakan keponakan mereka.
Lain halnya dengan Kinsey yang masih merasa ada sesuatu yang mengganjal terhadap pemuda bernama Axelard ini. Instingnya mengatakan Chleo akan menghadapi rintangan berat ke depannya jika terus bersama dengan pria ini. Biasanya instingnya selalu benar dan tidak pernah salah. Karena itulah dia menjadi khawatir.
Dia merasa lebih tenang saat Chleo didekati oleh Alexis Peskhov, meskipun yang sebenarnya Stanley sangat tidak menyukai pemuda itu karena ayah pemuda itu nyaris memperkosa istrinya.
Tapi mereka tidak bisa menyalahkan Alexis. Yang melakukan perbuatan bejat itu adalah ayahnya, bukanlah Alexis. Apalagi karakter serta sifat Alexis sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Sifat anak itu lebih mirip ke arah Zigfried Peskhov, orang yang sudah banyak membantu Vincent serta rekan bisnis Alvianc grup.
"Aku lebih menyukainya daripada Alexis." ujar Stanley setengah berbisik pada Kinsey sementara kedua istri mereka asyik berbincang dengan Axel.
"Kau tahu, kau masih sangat bias terhadap masa lalu."
"Percayalah, aku sudah tidak memikirkan masa lalu. Aku tidak terlalu membenci Alexsei ketika aku memutuskan untuk melepaskannya."
"Kalau begitu, bagaimana menurut pendapatmu mengenai yang satu ini?"
"Aku yakin dia akan melakukan apapun untuk membahagiakan nona ketiga."
"Kenapa kau bisa begitu yakin?"
"Entahlah." Stanley mengedikkan bahunya dengan cuek. "Mungkin karena sinar matanya sama denganmu."
"Aku?"
"Caranya memandang Chleo sama persis denganmu saat kau memandang Katalina. Chleo akan baik-baik saja." Stanley menepuk bahu Kinsey sebanyak dua kali sebelum menghampiri istrinya untuk bergabung dengan mereka.
"Jadi sejak kapan kau menyukai Chleo kami?"
"Mungkin… sejak pertama kali kami bertatap muka? Hanya saja waktu itu aku tidak menyadarinya."
Stanley bersiul menggoda membuat keponakannya semakin merona.
"Jadi cinta pada pandangan pertama? Chleo, bagaimana denganmu? Apakah kau juga langsung menyukainya pada pandangan pertama?"
Meisya memukul lengan suaminya dengan gemas membuat Stanley tertawa, sementara Chleo hanya bisa menangis tanpa suara sadar Stanley mulai kumat sifat jahilnya.
Axelard turut tertawa bersama pamannya lalu melirik ke arah Chleo untuk memberikan tatapan jahil kearahnya. Kedua alis pria itu digerakkan ke atas bawah membuat Chleo semakin cemberut. Tampaknya pria itu juga penasaran, apakah Chleo juga jatuh hati padanya disaat pertemuan pertama mereka. Chleo mendengus lalu menoleh ke arah bibi Katie berpura-pura tidak mengerti arti tatapan kekasihnya.
Adegan interaksi kecil ini tidak luput dari pandangan Kinsey. Seperti apa yang dikatakan Stanley tadi, dia memang bisa melihat ketekatan pemuda bermata biru terhadap Chleo. Sesuatu yang tidak pernah ia lihat pada seorang Alexis.
Dan benar sesuai dugaannya. Kini Alexis kembali ke Rusia lebih mementingkan nasib bisnis keluarganya daripada bersama Chleo. Tidak salah sebenarnya, tapi seharusnya pria itu bisa mencari cara dimana dia bisa mengurusi bisnis keluarganya sekaligus tidak meninggalkan Chleo begitu lama.
Kalau dirinya menjadi Alexis sementara Chleo adalah Katie, Kinsey tidak akan peduli terhadap bisnis keluarganya sebelum dia memastikan kenyamanan dan ketentraman Katie. Barulah setelah itu dia akan kembali mengurusi bisnis.
Lagipula, uang itu bisa dicari sewaktu-waktu. Selama ada tekat dan berkepala dingin, seorang pria yang masih produktif pasti akan bisa menghasilkan sebuah usaha yang akan dikembangkannya.
Tapi menemukan cinta sejati terhadap pasangan hidupnya tidak boleh ditunda. Kalau tidak, jangan menyesal ketika wanita tersebut jatuh ke pelukan pria lain.