My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Alasan Chleo Mandiri



Alasan Chleo Mandiri

2Gambar yang dilihatnya ada berbagai macam. Ada gambar design perhiasan, ada gambar design aksesoris serta design topi wanita dengan berbagai macam bentuk. Dan itu semua terpampang di website resmi milik Daphinia Fashion. Bahkan banyak komentar yang mengungkapkan rasa ketertarikan mereka dan ingin segera memilikinya.     

"I… Ini…"     

"Benar. Selamat ya, gambar designmu yang dipilih untuk dijadikan produk pembuka hari Valentine nanti."     

Mulut Chleo semakin terbuka lebar mendengarnya. "Ma…maksudnya… gambarku ini akan dijadikan produk dan dipajang di gala show?"     

"Tidak hanya dipajang, tapi juga akan dijual. Karena peminatnya sangat banyak, direktur kita memutuskan untuk menjadikannya edisi terbatas. Khususnya cincin Eternal Love ini. Kau memilih batu langka dan sangat sulit ditemukan untuk dijadikan hiasannya. Namun kami berhasil menemukannya di pabrik Spanyol yang ternyata memiliki tambang batu ini. Pihak marketing telah menyiapkan sebuah cerita untuk menunjang nilai jual Eternal Love dan apakah kau bisa menebak nilai tertinggi saat ini?"     

Chleo menggeleng-geleng dengan gerakan kaku karena masih terlalu syok akan kabar mengejutkan ini.     

"Delapan ribu lima ratus dolar. Bagaimana? Sangat tinggi kan? Nilainya akan naik terus karena kita memakai sistem lelang. Bila ada yang menawarkan harga lebih tinggi lagi, otomatis harga jualnya akan meningkat."     

Sayangnya Chleo tidak memperhatikan angka harga cincin Eternal Love design miliknya. Baginya angka tersebut adalah angka normal karena dia pernah melihat paman Kinsey membeli sebuah cincin yang harganya fantastis… tepatnya diatas sepuluh ribu dolar. Karena itu dia tidak terlalu memikirkan angka tersebut.     

Namun Xavier dan Mrs. Montgomery mengira Chleo bersukacita karena berhasil menciptakan sebuah produk yang bernilai sangat tinggi karena saat ini rona muka Chleo bersinar-sinar serta bola mata coklatnya menjadi lebih cemerlang daripada biasanya.     

Dia sungguh bahagia! Bukan karena angka jual cincin tersebut, tapi karena dia berhasil membuat seluruh dunia melihat hasil designnya. Dia bahkan terus menscroll ke bawah untuk melihat komentar yang jumlahnya sudah ribuan itu.     

Tiap beberapa menit, pasti saja ada lima ratus komentar baru membuatnya kewalahan untuk membacanya.     

Akhirnya… dia bisa berdiri dengan bangga dihadapan kedua orangtuanya dan bisa bersikap penuh percaya diri dihadapan teman-temannya. Rasanya kesal juga kalau ada yang bilang bahwa dirinya ini sangat beruntung karena hanya mengandalkan orang tua saja.     

Benar. Alasan mengapa Chleo ingin mencoba merasakan hidup mandiri tanpa nama ayahnya karena ingin membuktikan pada teman sekolahnya dulu bahwa dia bisa menjalani hidup menderita tanpa meminta-minta uang pada ayahnya.     

Chleo ingat dengan jelas enam tahun yang lalu ketika dia baru saja lulus dari SMP dan hendak masuk ke SMA, dia berdebat hebat dengan salah satu teman dekatnya. Temannya itu tidak seperti dirinya yang berasal dari kalangan keluarga super kaya, sebaliknya… anak itu adalah anak dari orang biasa yang mengandalkan beasiswa untuk bersekolah di sekolah yang bagus.     

'Chleo, kau beruntung sekali. Begitu bangun pagi akan ada yang melayanimu. Begitu kau menginginkan sesuatu, akan ada yang membelikanmu dengan cuma-cuma. Begitu ada yang menindasmu, akan ada yang melindungimu dan membalas perbuatannya. Enak sekali yang menjadi anaknya keluarga Regnz. Semuanya merasa iri padamu dan adikmu.'     

'Itu tidak benar. Tidak semua keluarga Regnz semakmur ayahku. Ada juga yang masih berjuang untuk mengembangkan usahanya.'     

'Mentang-mentang kau adalah anak ayahmu, apakah sekarang menjadi seenaknya?'     

'Apa maksudmu? Mengapa kau bicara seperti itu?'     

'Bagaimana menurutmu? Kau pikir aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan pada keluargaku?'     

'Memangnya apa yang sudah kulakukan?'     

Anak itu menyerahkan sebuah briefcase bewarna hitam pada Chleo. Chleo yang semula tidak mengerti menerima kotak hitam tersebut dengan bingung. Ketika membukanya, Chleo membelalak terkejut begitu melihat isinya. Kini dia mengerti apa yang membuat anak itu marah.     

'Ini… aku bisa menjelaskannya.'     

'Maaf saja, tapi aku tidak membutuhkan uangmu. Aku tidak pernah mengemis padamu dan juga tidak ingin menjadi pengemis. Kau ambil kembali uangmu.'     

'Tapi, para penagih hutang itu…"     

'Bukan urusanmu.'     

'Kenapa? Kenapa kau menolak bantuanku?'     

'Kenapa kau ingin membantuku?'     

'Karena kau adalah temanku. Apa salahnya aku membantu temanku yang mengalami kesulitan?'     

'Kalau begitu aku tanya, darimana kau mendapatkan uang itu? Apakah kau mendapatkannya dengan usahamu?'     

'…' kala itu Chleo sama sekali tidak bisa menjawab.     

Uang yang diam-diam diberikan pada keluarga temannya melalui pengawalnya memang bukanlah uang hasil kerjanya. Melainkan uang dari hasilnya membujuk ayahnya memberikannya dalam jumlah yang besar.     

Ayahnya memberikannya langsung begitu mengetahui niatan Chleo yang ingin membantu seorang teman. Jadi apa salahnya?     

'Memangnya apa salahku kalau aku menggunakan uang keluargaku?'     

Temannya mendengus sarkas mendengar pertanyaannya. 'Enaknya, hanya dengan meminta pada sang ayah saja, uang langsung menghampirimu. Sementara aku, jangankan meminta, ayahku yang malah menuntutku untuk bekerja sampingan agar bisa membantunya menyicil hutang kami.'     

Chleo menggigit bibirnya menahan agar air matanya tidak keluar dari tempatnya. Dia merasa sakit hati. Dia tidak sakit hati akan kalimatnya, tapi dia merasa sakit mendengar nada suara yang begitu dingin. Belum lagi cara perempuan itu mengatakannya sangat menghinanya.     

'Chleo, aku pikir kau berbeda dengan anak orang kaya lainnya. Ternyata kau sama saja. Kau hanya anak manja yang tidak pernah memikirkan susahnya mencari uang. Sepertinya kau tidak cocok berteman dengan orang sepertiku.'     

Keesokan harinya, anak itu pindah sekolah dan semenjak itu mereka tidak pernah bertemu lagi.     

Chleo sama sekali tidak mengira tindakannya yang tulus ingin membantu seorang teman malah membuatnya kehilangan seorang sahabat. Gara-gara kejadian itu pula dia ingin menjalani hidup sebagai Chleo West walaupun sang ayah tidak pernah benar-benar melepaskan perlindungannya. Tapi setidaknya dia kini mengerti perasaan sahabatnya itu yang harus menahan hinaan serta cela dari teman-temannya yang merendahkannya.     

Dia sudah merasakannya selama dia berkuliah di Seattle ini. Tatapan sinis, rumor tak sedap serta hinaan secara tak langsung telah dirasakannya. Dan harus dia akui, dia merasa tidak tahan dan memang sangat bersyukur dia telah terlahir sebagai putri Vincentius Regnz.     

Di tengah-tengah kesulitannya serta perjuangannya untuk bertahan menyelesaikan kuliahnya, akhirnya dia membuahkan hasil. Dia berhasil menghasilkan uang tanpa menggunakan nama keluarganya. Dia berhasil mendapatkan uang dengan hasil usahanya sendiri.     

Jika seandainya dia bertemu lagi dengan teman lamanya itu, dia akan menceritakan pengalamannya padanya. Dan dia akan berterima kasih pada teman itu karena telah mengubah paradigmanya. Dengan begini dia tidak akan menggunakan nama keluarganya sembarangan untuk melakukan sesuatu. Dia akan lebih menghargai anak-anak seumurannya yang tidak beruntung seperti dirinya.     

Dia tidak akan bertindak semena-mena hanya untuk mendapatkan keinginannya dengan menggunakan kekuasaan keluarganya. Selama enam tahun ini dia menyadari kebanyakan anak-anak baik lelaki atau perempuan sering memanfaatkan kekuasaan orangtuanya untuk menindas yang lemah. Teman sekolah SMAnya bahkan di kampus Seattle inipun juga sama.     

Bedanya, kalau di SMA, tidak ada yang berani mengganggunya karena dia adalah Chleora Regnz, sementara di Seatlle ini, anak-anak sombong dan arogan tersebut mengganggunya dan menindasnya karena dia hanyalah Chleo West.     

Hanya saja Chleo lebih merasa bersyukur karena dia adalah putri dari ayahnya. Dan dia sudah tidak sabar lagi ingin kembali ke New York dan tinggal bersama keluarganya.     

Apakah itu salah? Apakah itu berarti dia adalah anak yang manja?     

Jawabannya adalah tidak.     

Dia yakin, semua anak perempuan di dunia ini tidak peduli berasal dari kalangan orang kaya atau tidak, pasti berpikiran sama dengannya. Mereka pasti suka bermanja ria pada kedua orangtuanya disaat masa muda mereka.     

"Chleo, ayo kita naik keatas. Hari ini kau akan ikut bersama kami untuk membahas acara gala show ini dengan pimpinan."     

"Baiklah." Tidak heran Xavier menyuruhnya untuk datang jam sembilan. Ternyata Chleo memang harus mengikuti rapat pagi.     

Chleo terlalu senang dan sangat bersemangat sehingga sama sekali tidak memperdulikan tatapan sinis dari wanita paruh baya yang pernah menuduhnya menghilangkan dua puluh gambar design.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.