My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Mimpi Axel



Mimpi Axel

1Keluarga Regnz beserta Alvianc dan lainnya sudah menghabiskan waktu bersama di pulau Honolulu selama seminggu. Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan besok lusa mereka akan kembali pulang setelah merayakan tahun baru bersama.     

Keluarga Ewald Regnz sudah kembali pulang keesokan harinya setelah pengadilan ala Kinsey selesai malam itu. Anak-anak serta Chleo dan lainnya tidak tahu hukuman apa yang diberikan Kinsey waktu itu, tapi mereka bisa melihat baik Ewald maupun Rebecca pucat pasi dan tampak terlihat sakit. Sementara mata Hadley bengkak akibat menangis terlalu banyak dan pipinya agak tembem dan kemerahan seperti habis ditampar berulang kali oleh seseorang.     

Tidak mungkin. Kinsey tidak mungkin menamparnya kan? Mereka hanya bisa menduga-duganya namun tidak berani bertanya.     

"Bukan papa kok yang menamparnya." bantah Kendrich ketika Diego bertanya padanya suatu hari.     

Kendrich dan si kembar saling bersahutan menceritakan kejadian di ruangan besar malam itu. Sesekali Moni dan Meli akan ikut nimbrung menambahi cerita kakak-kakak mereka.     

Rupanya setelah menyaksikan video rekaman cctv yang menangkap dengan jelas apa saja yang telah dilakukan Hadley terhadap Meli dan Moni, Kinsey melempar bom yang sama sekali tak terduga.     

"Tuan Ewald, sebentar lagi kau akan mendapat kabar dari asistenmu, mulai sekarang perusahaanmu akan berada dibawah naungan Alvianc grup. Bukankah itu kabar yang menggembirakan?"     

"Eh?"     

Seharusnya memang bisa menjadi kabar yang bagus kalau Alvianc bekerja sama dengan perusahaannya. Memang itulah tujuan utama mereka datang kemari. Mereka ingin menjadi rekan bisnis dengan Alvianc grup dan juga menjadi besan dengan Gregorius Alvianc.     

Tapi mengapa Ewald merasa panik ketika mendengar Kinsey yang berbicara dengan nada dingin?     

Dan memang benar, tidak lama kemudian Ewald dihubungi oleh asisten pribadinya. Alvianc grup telah membeli lebih dari lima puluh persen saham perusahaannya membuat asetnya berpindah kepemilikan.     

Kini posisinya bukanlah rekan bisnis, tapi seorang bawahan! Ewald tidak lagi memiliki wewenang untuk mengendalikan perusahaannya. Padahal awalnya dia ingin mendapatkan keuntungan besar dengan bekerja sama dengan Alvianc grup dan sedikit demi sedikit ingin membeli diam-diam sebagian kecil saham di beberapa cabang anak perusahaan Alvianc grup.     

Tapi kini, rencananya berantakan dan akan sangat sulit baginya untuk mencuri targetnya.     

"Dan juga aku ingin berterima kasih." Tampaknya Kinsey masih belum mau berhenti. "Putrimu membuatku mengerti satu hal. Dia sama sekali tidak pantas disandingkan dengan sepupuku. Dia bahkan tidak layak berada di kalangan kami. Mungkin dia akan menemukan jodoh yang sepadan di gang kecil." sarkasnya dengan nada menghina.     

Kemudian Kinsey menggandeng putrinya serta keponakannya dan menuntun tiga anak lainnya keluar dari sana. Vincent juga turut mengikutinya dan membiarkan pasangan suami istri itu bersama putrinya yang menyebabkan mereka kehilangan satu-satunya perusahaan yang mereka miliki.     

PLAK!! Terdengar suara yang sangat keras dan hanya Kendrich yang sempat melihat sumber suara tersebut tepat sebelum pintu tertutup kembali.     

"Jadi, Ewald yang menampar putrinya sendiri?" tebak Theo. "Dia pantas mendapatkannya."     

Diego menyikut bahu sepupunya. "Meskipun begitu, bagaimana bisa ada seorang ayah yang menampar putrinya? Tidak peduli seberapa nakalnya kami, papa mama tidak pernah memukul kami. Papa hanya akan menghukum kami berdiri di pojokan atau mengurung kami di kamar. Papa dan mama tidak pernah memukul kami."     

"Ah, kau beruntung kalau begitu. Mamaku sangat galak sewaktu aku masih kecil dulu."     

"Mamaku juga." sambung Celdrich. "Bokongku sampai panas karena dipukul oleh mama."     

Sepertinya hanya Kinsey, Vincent dan Stanley yang tidak pernah memukul anak-anak mereka. Sepupu mereka pernah dipukul sebagai hukuman jika mereka berbuat kenakalan tak terkendali. Meskipun begitu pukulan itu selalu dilakukan pada daerah bokong mereka atau tangan mereka. Mereka tidak pernah ditampar atau dipukul yang mengakibatkan luka serius.     

Mereka masih berbincang-bincang dengan riang sementara para orang dewasa saling membahas rencana jadwal untuk hari itu.     

Selama seminggu ini mereka sudah berenang di pantai bahkan memainkan permainan water sport disana. Ada yang surfing, ada yang parasailing dan juga diving. Ada juga jadwal adventure seperti mendaki bukit untuk melihat air terjun yang cantik. Karena sekarang adalah musim dingin, semakin mereka mendaki, suhu udara semakin dingin. Air terjun yang mereka temui juga sangat dingin tapi tidak sampai membeku menjadi es.     

Mereka menjelajahi keseluruhan pulau yang mereka tinggali dengan antusias. Bahkan para tetua yang tampak lemah dan tidak kuat berjalan di jalan yang berat sama sekali tidak merasa lelah. Para tetua disana tidak ada yang merasa tua. Sebaliknya mereka merasa jiwa mereka masih muda membuat cucu-cucu mereka tertawa ketika mereka mengaku jiwa mereka masih muda.     

Sementara keluarga Regnz serta lainnya menikmati masa liburan mereka, Axelard masih tidak sadarkan diri di dunia astralnya semenjak dia memanggil jiwa astral raja kuning.     

Axel sedang bermimpi namun tidak tahu dia sedang bermimpi. Semua yang dialaminya terasa sangat nyata seakan dia memang sedang mengalaminya.     

Saat ini dia berada didepan mansion kediaman utama Vincentius Regnz. Sudah beberapa hari dia berdiri disana tanpa kenal menyerah meskipun penghuni rumah tidak menerima kedatangannya.     

Terdengar suara derungan motor dari jauh yang semakin jelas menandakan motor tersebut mendekat ke arahnya. Dan benar saja, motor tersebut muncul dan berhenti tepat didepannya dengan seorang pengendara bertubuh besar dan tinggi.     

Pengendara tersebut melepaskan helmnya menunjukkan rambutnya yang dicat bewarna merah terang sama sekali tidak cocok dengan mata birunya yang pucat.     

Dua pasang mata biru saling berpandangan, yang satu dipenuhi perasaan bersalah sementara yang satu dipenuhi amarah dan kebencian yang besar. Tidak ada lagi sinar jenaka atau senyuman jahil yang menghiasi si pengendara.     

"Aku sungguh berharap tidak akan bertemu lagi denganmu. Apa yang kau lakukan disini?"     

"Izinkan aku membawa barang istriku. Aku ingin memiliki kenangannya."     

"Dan kau pikir kami akan membiarkannya? Lebih baik kau pergi dari sini."     

Axel tetap tidak bergeming dari tempatnya dan menundukkan kepala. Dia sama sekali tidak sadar selain Diego yang mengendarai motor tersebut ada seorang gadis muda yang duduk di belakang Diego.     

Keduanya berjalan masuk melewati pintu gerbang mansion sambil bergandeng tangan.     

Gadis itu membiarkan Diego menuntunnya masuk sambil menoleh ke belakang. Tepatnya menoleh ke arah Axel dengan tatapan penuh penasaran. Merasa dirinya tengah diperhatikan, Axel mengangkat wajahnya dan terkejut apa yang dilihatnya. Di sebelah gadis yang digandeng oleh Diego ada sosok makhluk asing dengan warna mata yang berbeda dan satu tanduk di atas kepalanya.     

Saat itulah Axel di dunia astralnya yang sedang bermimpi langsung terbangun seketika. Dahinya berpeluh keringat serta jantungnya berdetak dengan kencang. Barulah dia tahu dia hanya bermimpi. Dia merasa lega mengetahui apa yang dilihatnya hanyalah mimpi belaka.     

Anehnya, mengapa dadanya terasa sakit? Axel mengelus dadanya untuk meredakan rasa sesaknya yang menyakitkan. Aneh sekali. Jelas-jelas yang tadi itu hanyalah mimpi, tapi mengapa dia merasa dia pernah mengalaminya? Apakah mungkin itu adalah ingatannya yang lain?     

Kenapa Diego mengecat rambutnya menjadi merah? Siapa gadis yang bersama Diego? Apakah gadis itu adalah anak berkat dari salah satu Vectis?     

Meskipun hanya mimpi, dia masih ingat jelas sosok Vectis tersebut. Vectis itu bukanlah Vectis yang sama dengan Vectis yang menyerang Fye minggu lalu.     

Axel merasa bingung luar biasa. Tidak seharusnya dua Vectis yang berbeda berada di tempat yang sama. Mengapa ada dua Vectis di Amerika?     

Tidak. Itu hanya mimpi. Benar. Hanya mimpi. Axel berusaha meyakinkan dirinya sendiri.     

Kenyataannya, memang ada lebih dari satu Vectis yang saat ini menetap di Amerika. Kenyataan yang lebih buruk, ada satu Vectis tak terdaftar muncul di dunia ini. Bumi ini hanya bisa menampung tiga Vectis secara bersamaan, namun muncul satu lagi yang seharusnya tidak boleh muncul di dunia manusia ini.     

Itu sebabnya petir ungu muncul di langit dan hanya para Vectis dan penguasa alam yang bisa melihatnya. Sayangnya tidak ada yang tahu arti petir ungu tersebut dan akibat munculnya empat Vectis di bumi ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.