My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pembagian Kamar



Pembagian Kamar

1Begitu kapal yang mereka naiki berlabuh, mereka disambut oleh pelayan resort dan menuntun mereka naik ke bis untuk menuju ke resort mereka. Untuk kesekian kalinya para wanita berfoto ria dengan penuh semangat.     

"Rasanya seperti sedang berlibur di luar negeri dengan menggunakan layanan jasa tour travel." seru Lizzy.     

"Kau benar." Lina menyetujuinya sembari memotret jalanan penuh dengan pepohonan rindang serta tanaman cantik. "Tempat ini sangat indah."     

Setengah jam kemudian bis tiba di depan pintu lobi utama resort dan ada begitu banyak pegawai yang menyambut mereka. Dengan cekatan Vincent menyuruh asistennya yang sudah tiba duluan di resort beberapa hari sebelumnya untuk memberi laporan.     

"Vila yang anda inginkan sudah dibersihkan dan semuanya siap dipakai."     

"Bagaimana dengan aula perayaan dan dekorasi untuk natal nanti?"     

"Juga sudah siap. Yang tersisa hanya kado-kado yang kalian bawa. Apakah anda ingin saya menata semua kadonya?"     

"Boleh juga. Biarkan mereka memilih vilanya terlebih dulu, lalu beristirahat sebentar."     

"Baik."     

Vincent memberitahu semuanya untuk mengumpulkan hadiah yang telah mereka siapkan pada orang yang bertugas mengumpulkan hadiah. Malam ini mereka akan merayakan Natal bersama di aula utama resort dan salah satu acaranya adalah memberikan surprise gift.     

Masing-masing orang boleh menyiapkan lebih dari satu kado dan mereka boleh memberikan kadonya pada siapapun yang mereka inginkan. Mereka juga harus menoreng sebuah nama di atas kado tersebut agar bisa diketahui orang yang akan menerimanya.     

Jumlah hadiah yang mereka kumpulkan terbilang cukup banyak, belum lagi setidaknya satu orang telah menyiapkan lebih dari 2 hadiah, maka jumlah surprise gift yang terkumpul juga sangat banyak.     

Cathy sendiri telah menyiapkan lebih dari 15 hadiah untuk orang-orang yang disayanginya apalagi Vincent yang telah menyiapkan hadiah untuk masing-masing tamu undangannya minimal 1 hadiah. Sementara untuk istrinya dia telah menyiapkan lebih dari 3 hadiah yang terbungkus rapi dengan kertas kado yang cantik. Dia juga menyiapkan 2 hadiah untuk masing-masing anaknya.     

Karena jumlah yang begitu banyak, tidak akan ada yang menduga hadiah seperti apa yang akan mereka temukan atau siapa pemberi hadiah tersebut.     

Dan benar saja. Kado surprise gift yang terkumpul sanggup menyamai tingginya bis yang mereka naiki. Jumlahnya bahkan mencapai lebih dari seratus. Mereka bahkan melihat ada ukuran surprise gift yang sangat besar setinggi anak kecil berusia lima tahunan.     

"Ah, aku tahu itu. Pasti itu boneka!" tebak Harmonie, putri bungsu Stanley dan Meisya sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah surprise gift besar yang sangat mencolok. Suaranya yang begitu bersemangat membuat lainnya tertawa.     

Jelas sekali anak-anak remaja yang suka melihat hadiah yang dibungkus dengan kertas kado yang sangat cantik sudah tidak sabar ingin merayakan Natal saat itu juga.     

Harmonie dan Kendrich sama-sama terus bertanya pertanyaan yang sama. 'Kapan kita merayakan Natal?' sepanjang perjalanan mereka.     

Theodore yang tidak begitu sabar menghadapi anak-anak merasa telinganya terasa panas karena dialah yang menjadi korban pertanyaan mereka.     

"Kak Theo, kapan kita akan merayakan Natal?"     

"Nanti malam."     

"Kapan itu nanti malam?"     

"Jam enam."     

"Berapa lama jam enam?"     

"…"     

Sementara Diego yang hanya mendengar pertanyaan tiada habis dari dua adik sepupunya menyerang Theo tertawa terbahak-bahak melihat Theo berusaha sesabar mungkin.     

"Kenken, Moni ayo kembali ke orangtua kalian. Sebentar lagi akan ada pembagian kamar. Setelah beres-beres lalu kita akan merayakan natal bersama."     

"Benarkah?" seru kedua anak itu dengan mata berbinar-binar.     

Tanpa bertanya lebih lagi mereka langsung mencari kedua orangtua mereka yang masih menurunkan koper-koper kecil dari bis.     

"Tumben sekali kau membantuku." sindir Theo merasa heran dengan sikap adik sepupunya.     

Biasanya kalau dia kewalahan menghadapi para adik sepupunya Diego ikut nimbrung menyerangnya.     

"Aku sudah 16 tahun sekarang. Aku bukan anak kecil lagi." jawab Diego dengan nada bangga membuat Theo memutar matanya.     

"Baiklah semuanya, sudah saatnya kita masuk memilih vila terlebih dulu." seru Abigail membuka suara setelah semua barang-barang diturunkan. Dialah yang mendapat bagian pembagian vila yang telah disiapkan. "Ada 2 yang menghadap ke arah hutan, 3 menghadap ke laut, dan 2 menghadap ke arah kebun bunga. Untuk pemilih pertama akan jatuh pada para tetua terlebih dahulu dan orang yang ditetapkan bersama tetua harus mau menuruti keinginan para beliau." jelas Abigail dengan nada tegas agar tidak ada yang mengomel, namun bersamaan nadanya penuh karisma dan sopan.     

"Untuk yang pertama, grup kakek Marcel serta Paman Kinsey sekeluarga. Silahkan anda memilih dari gambar peta disini."     

Marcel tampak agak terkejut karena dia yang ditunjuk pertama kali untuk memilih. Dia berpikir setidaknya Tuan senior Joseph yang disuruh memilih, karena usia Tuan Joseph beberapa tahun diatasnya.     

"Ah, aku tidak masalah ditempatkan dimanapun. Bagaimana kalau kau saja yang memilih?" Marcel malah menyerahkan pilihannya pada putranya.     

Kinsey melirik ke arah Katie yang memandangnya dengan tatapan 'terserah kau saja' padanya. Kinsey melirik sekilas ke arah peta tersebut lalu memilih vila didekat hutan. Dia sangat tahu sekali istrinya pasti lebih nyaman jika tinggal di tempat yang bernuansa seperti tempat tinggalnya dulu.     

"Satu vila menghadap hutan telah terambil. Silahkan masuk duluan untuk mengambil kunci villa nomor 2. Selanjutnya kakek Daniel beserta paman Vincent." tanpa menunggu lagi Abigail langsung segera pada penempatan vila berikutnya.     

Daniel hanya geleng-geleng saja dan menyerahkan pilihannya pada cucunya.     

"Laut!" seru Chleo dan Diego nyaris bersamaan.     

Setelah keluarga Vincent serta Daniel masuk kedalam untuk mengambil kunci vila mereka, Abigail kembali melanjutkan tugasnya.     

"Oma Keisha dan paman Stanley."     

Seperti tetua lainnya Keisha menyerahkan pilihannya pada putrinya. Dan jelas sekali Meisya memilih vila yang berhadapan dengan laut.     

Lalu selanjutnya grup Benjamin serta Anastasia memilih vila menghadap kebun bunga disusul dengan grup Tanya dan Caroline yang juga memilih vila menghadap kebun.     

Sedangkan grup terakhir merupakan grup Steven dan Elizabeth, mereka memilih vila yang menghadap ke hutan menyisakan vila dengan pemandangan laut yang akan ditempati Joseph serta istri dan Vanessa beserta suami.     

Banyak dari mereka bertanya-tanya mengapa Abigail tidak mempersilahkan Tuan senior Joseph Regnz terlebih dulu untuk memilih karena beliau adalah yang paling tua diantara tetua lainnya.     

Mereka sama sekali tidak tahu Abigail telah mendiskusikan hal ini pada Vincent dan opanya. Mereka sepakat keluarganya akan menempati yang mana saja yang tersisa. Lagipula mereka merupakan tuan rumah disini, mana mungkin mereka membiarkan para tamu menempati tempat yang tidak disukainya.     

Vincent serta Kinsey sudah menebak akan masing-masing pilihan anggota keluarga tamunya. Dan mereka sengaja mengusulkan penempatan grup pada Abigail untuk mempermudah tugasnya.     

Masing-masing vila di resort ini memiliki 2 hingga 3 kamar, tapi vila yang disediakan Vincent memiliki 3 kamar pada masing-masing dan tempat vila tersebut juga merupakan tempat yang paling strategis dalam melihat pemandangan yang disukai.     

Dalam menyukakan hati istrinya dan membuat nyaman para tamunya, Vincent tidak pernah setengah-setengah dan selalu memberi yang terbaik.     

Bagian terbaik dan yang paling disukai para wanita adalah keberadaan mini mall didalam resort yang menjual berbagai macam pakaian branded serta tas mahal-mahal.     

Siap-siap saja para suami harus rela menyerahkan dompet mereka pada para istri yang pasti akan berbelanja ria disana.     

Tentu saja ada arena permainan yang bisa dinikmati anak-anak remaja dengan fasilitas yang tidak kalah memadai dengan taman bermain manapun.     

Bagi pria dewasa juga ada mini bar serta lapangan golf yang bisa mereka nikmati di waktu bebas mereka.     

Tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu bersama keluarga besar hingga tahun baru.     

Mereka serasa memiliki pulau pribadi sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.