My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Interogasi Vincent



Interogasi Vincent

2Chleo berjalan mendekati ayahnya yang saat ini sedang berbicara melalui video call di laptopnya. Berbeda dengan tampang ayahnya yang selalu ramah dan ceria tiap kali bersama dengan keluarganya, tampang ayahnya saat ini tampak serius dan agak memancarkan aura sedikit mengintimidasi kalau sedang berurusan dengan saingan atau orang yang ingin mencelakai keluarganya.     

"Aku tidak peduli jika aku kehilangan beberapa ratus juta dolar, tapi aku tidak akan melepasnya jika sampai hal ini terjadi lagi. Apa kau yakin kau sudah memberi peringatan pada Gubernur Grey?"     

Mendengar nama Grey disebut membuat Chleo membelalak terkejut. Apakah ayahnya sedang membahas Ashley Grey? Itu berarti orang yang sedang berbicara dengan ayahnya saat ini adalah Paman Darrel?     

"Memangnya kau ingin aku bagaimana? Kau ingin aku mengancamnya tapi kau tidak ingin aku membongkar identitas putrimu. Bagaimana dia bisa tahu siapa yang harus dihindarinya?"     

Vincent melirik ke arah putrinya yang sedang bengong pada tempatnya.     

"Aku akan menghubungimu lagi." sahutnya tanpa membiarkan Darrel merespondnya dan langsung menutup laptopnya.     

"Chleo, jika aku bilang padamu untuk segera berhenti dari Daphinia Fashion, apa kau akan melakukannya?"     

"A… kenapa papa ingin aku berhenti?"     

"Kau tahu benar aku tidak suka kau bekerja di perusahaan yang bukan ada di bawah naunganku atau pamanmu. Jika kau memang bekerja disana, kenapa tidak pergi ke Washington? Aku yakin Darrel akan menyediakan pekerjaan yang bagus untukmu."     

"…"     

Chleo merasa bingung saat ini. Bukankah dia dipanggil kemari untuk membahas soal hubungannya dengan Axel? Tapi kenapa dari tadi ayahnya membahas soal pekerjaannya?     

Padahal tadi dia sudah menyiapkan diri secara mental jika seandainya ayahnya menginterogasinya mengenai hubungannya dengan Axel. Tapi dia belum siap jika dia ditanyai soal pekerjaannya atau soal Ashley yang akhir-akhir ini berusaha menyulitkannya.     

"Aku suka dengan Daphinia Fashion. Aku sudah berteman akrab dengan orang-orang disana. Ah, disana juga ada Jaydn. Jadi…"     

"Jaydn?" sebelah alis Vincent terangkat. "Maksudmu Jaydn Anderson?"     

"Iya. Jaydn Anderson!" Chleo merasa lega karena ingat akan saudara sepupu termuda paman Stanley. Setidaknya jika ayahnya tahu ada orang yang dikenalnya menjadi satu rekan kerjanya, mungkin ayahnya akan mengizinkannya tetap bekerja. Iya kan?     

"Jaydn sudah bukan lagi anggota tim Alpha dan Zero. Kau tahu organisasi elit itu sudah kita berhentikan sepuluh tahun yang lalu. Aku masih ingin kau keluar dari perusahaan itu."     

Chleo menggigit bibirnya dengan frustrasi mendengar nada perintah ayahnya. Dia ingin melawan, sungguh dia ingin memberontak tapi dengan sekuat tenaga dia menahan diri untuk tetap diam.     

Lagipula dengan situasi seperti saat ini, melawan ayahnya bukanlah ide yang bagus. Suasana hati ayahnya akan menjadi lebih buruk padahal besok mereka akan menikmati liburan di pulau pribadi untuk bersenang-senang.     

Chleo tidak ingin merusak suasana liburan yang begitu dipenuhi sukacita menjadi rusak hanya gara-gara dia melawan sesuatu yang tidak begitu penting.     

Jika ayahnya memang ingin dia berhenti, apa salahnya dia berhenti bekerja. Dia bisa menuruti dan menyenangkan hati ayahnya dengan bekerja di salah satu anak perusahaan ayahnya jika seandainya dia memang ingin bekerja.     

Karena itulah Chleo memutuskan untuk diam dan berhasil menenangkan dirinya untuk tidak membiarkan emosinya mengambil alih tubuhnya.     

Melihat putrinya yang hanya diam tanpa tahu apa lagi yang harus dibicarakan, Vincent menghela napas berat.     

"Chleo, kemarilah."     

Chleo melirik sebentar ke arah sang ayah lalu berjalan mendekati ayahnya. Begitu jarak mereka dekat, dia merasakan sebuah tangan besar yang hangat menepuk kepalanya dengan lembut.     

"Bagaimana keadaanmu selama disana? Bukankah ini pertama kalinya kau mengalami kesulitan seperti ini?"     

"Aku baik-baik saja. Awalnya aku memang bingung dan juga… sempat merasa takut. Tapi ajaibnya aku bisa melaluinya dengan lancar. Setelah dipikir-pikir, mungkin pengawal papa yang membantuku keluar dari masalah. Jadi aku tidak terlalu takut lagi."     

"Benarkah? Kau tidak takut lagi? Aku merasa penasaran, kau tidak merasa takut lagi karena ada pengawal ataukah karena alasan lain?"     

"Ah?" Chleo mengerjap tidak mengerti pertanyaan ayahnya.     

"Aku mendapat kabar kau sedang dekat dengan seorang pemuda. Dan anehnya, orang itu bukan Alexis Peskhov?"     

Sekali lagi Chleo menelan ludahnya. Ini dia pertanyaan tersulit yang harus dihadapinya. Ah, karena tadi ayahnya membahas hal lain sehingga dia sempat melupakan hal penting ini. Sekarang tanpa persiapan apa-apa ayahnya menjatuhkan bom begitu saja.     

"Siapa orang itu?"     

"Dia…" Chleo mendesah dengan pasrah. Tidak ada gunanya lagi dia menyembunyikan hubungannya dari ayahnya. Semakin dia berusaha melawan, ayahnya akan semakin menentangnya. Akhirnya dia memutuskan untuk berkata jujur. "Namanya adalah Axelard. Dia… seorang fotografer asal Inggris. Dan juga dia teman baik Dexter Hammilton."     

"Fotografer?"     

"Benar. Dia seorang fotografer. Aku tahu dia adalah orang biasa, tapi aku sangat menyukainya. Aku menyukai kepribadiannya."     

"…"     

Chleo semakin gugup ketika ayahnya tidak lagi berbicara.     

"Sepertinya kau bahkan tidak mengetahui siapa dirinya."     

"Pa, aku mengetahuinya. Dia adalah orang yang baik."     

"Kalau begitu undang dia datang kemari."     

"Ah?" lagi-lagi Vincent menjatuhkan bom kearahnya. Kali ini bom yang lebih besar.     

Mengapa ayahnya ingin mengundang Axel kemari? Untuk apa ayahnya ingin bertemu dengan Axel? Apakah mungkin untuk mengintimidasi pria itu?     

Tidak. Tidak. Dia tidak boleh membiarkannya. Dia tidak ingin Axel takut menghadapi ayahnya dan memutuskan untuk meninggalkannya.     

[author: Chleo, jangan meremehkan Axel, ah.]     

"Kau takut aku akan menngancamnya?"     

Rasanya Chleo ingin sekali mengutuki dirinya sendiri yang sama sekali tidak pandai menata ekspresinya. Mengapa semua orang bisa membaca pikirannya seperti sedang membaca buku?     

"Memangnya papa tidak akan melakukannya? Papa selalu mengancam semua pemuda yang mendekatiku."     

"Selama ini kau tidak keberatan, kenapa sekarang berbeda?"     

"Itu karena… karena…" karena Chleo benar-benar menyukai Axelard. Dia ingin menjawabnya dengan jujur tapi takutnya, kalau dia terlalu jujur, ayahnya malahan akan melakukan sesuatu pada Axelard agar pria itu memutus hubungan dengannya.     

"Chleo, aku hanya ingin bertemu dengannya. Apa kau tahu apa yang sedang kutahan saat ini?"     

"Apa?"     

"Tidak mencari tahu mengenai pemuda itu."     

Sekali lagi Chleo terperanjat mendengarnya. Benarkah? Ayahnya sama sekali belum mencari tahu asal usul Axelard? Ayahnya benar-benar tidak menyuruh orang untuk menyelidiki pria itu?     

"Mamamu yang melarangku untuk menyelidiki latar belakangnya. Jadi aku menurutinya dan menunggu kau yang memperkenalkan kami secara resmi. Karena itulah aku hanya ingin bertemu dengannya. Aku tidak akan mengancamnya atau lainnya."     

"Papa juga tidak akan mengintimidasinya?"     

"Tidak akan."     

"Papa juga tidak akan menyuruh paman Kinsey dan paman Stanley untuk menemuinya?"     

"…" darimana putrinya tahu dia berencana mengajak Stanley dan Kinsey untuk memberikan aura intimidasi pada pria itu?     

Karena dia telah berjanji untuk tidak akan mengancam atau mengintimidasi sang kekasih dari putrinya, dia berencana menggunakan kedua saudara iparnya yang mengeluarkan aura intimidasi tersebut.     

Semakin lama putrinya ini semakin pintar membaca pikiran orang. Entah apakah dia harus bangga ataukah menangis. Dia sungguh berharap disaat-saat seperti ini Chleo tidak begitu pintar.     

"Papa?" gugah Chleo membuyarkan lamunan Vincent.     

"Baiklah. Aku tidak akan mengajak mereka menemuinya." jawabnya lagi dengan desahan pasrah.     

"Jadi malam ini kalian akan banyak bercerita mengenai pemuda itu."     

Kalian? Apa maksudnya?     

Belum sempat bertanya, Vincent berjalan melewati Chleo menuju ke arah pintu. Dengan sekali hentakan tanpa peringatan, Vincent membuka pintunya selebar mungkin disusul dua kepala terdorong masuk kedalam dengan senyuman canggung tampak merasa bersalah.     

Chleo melongo begitu melihat dua orang yang terjatuh disana rupanya adalah adiknya serta Evie yang tampaknya menguping sedari tadi.     

"Jadi, katakan padaku. Seperti apa orang bernama Axelard ini?" tanya Vincent pada Evie dan putra bungsunya.     

Chleo merasa ingin menangis tapi tidak bisa mengeluarkan air mata. Kenapa ayahnya bertanya pada Evie dan Diego? Bagaimana kalau mereka menjelek-jelekkan Axel dihadapan ayahnya?     

Apalagi Diego. Chleo masih tidak tahu apakah adiknya itu bisa menerima hubungannya dengan Axel atau tidak.     

Chleo mengambil napas yang sangat panjang sadar malam ini akan menjadi malam yang sangat melelahkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.