My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pulang Mansion



Pulang Mansion

1Sekitar pukul 9 malam pesawat yang dinaiki keluarga Bernz serta Chleo dan Diego mendarat di landasan bandara New York. Karena mereka menggunakan pesawat pribadi milik Alvianc group, mereka dijemput dengan mobil limusin hitam panjang di dekat tangga turun pesawat.     

"Ah, aku sangat menikmati pelayanan seperti ini." ujar Diego seolah dia telah hidup miskin selama bertahun-tahun membuat Evie memutar matanya dengan malas.     

"Selamat malam tuan muda dan nona ketiga. Tuan dan Nyonya South dan juga nona muda South."     

"Selamat malam Tony, lama tidak bertemu." Sapa Chleo dengan sopan membuat supir pribadi keluarga Regnz tersenyum penuh hormat.     

"Anda benar. Lama tidak bertemu. Tuan besar pasti akan merasa senang mengetahui anda kembali dengan selamat. Ah, nona… ada satu hal yang harus anda ketahui."     

"Ya?"     

"Tuan besar sudah mengetahui anda sedang berkencan." Tony membungkuk sedikit dan mengecilkan suaranya agar tidak terdengar oleh orang lain selain nona ketiganya.     

Laporan ini membuat Chleo terkesiap dan langsung merasa panik.     

Tidak. Tidak. Dia tidak boleh panik. Ada kemungkin ayahnya tidak akan melarangnya kan? Lagipula hingga saat ini ayahnya tidak bertindak apa-apa meski sudah mengetahui hubungannya dengan Axel.     

Sepertinya setelah ini dia harus menghadap ke ayahnya. Aaah, seandainya dia bisa membujuk ibunya terlebih dulu, maka dia akan mendapatkan sekutu yang sangat kuat.     

Kalau sudah begini, ayahnya pasti tidak akan membiarkannya berbicara dengan ibunya terlebih dulu dan langsung menginterogasinya.     

Huhuhu… Chleo, bagaimana mungkin kau bisa melupakan ada dua pengawal lainnya yang mengawasimu?     

Selama perjalanan ke mansion utama keluarganya, mereka saling mengobrol ringan dan tertawa bersama. Semuanya saling sahut menyahut dan bersantai ria kecuali satu orang. Chleo sama sekali tidak bisa bersantai. Di dalam pikirannya dia terus berusaha menyusun kalimat yang bisa membujuk sang ayah untuk membiarkannya menjalani hubungan dengan Axel.     

Benjamin serta Felicia menyadari sikap Chleo yang tidak biasanya. Mereka saling bertukar pandang lalu memutuskan untuk mencari tahu apa yang menjadi kekhawatiran keponakan mereka.     

"Chleo sayang, ada apa? Kenapa keningmu mengerut seperti ini?" Felicia pindah duduk disebelah Chleo sambil memijat keningnya dengan lembut.     

"Ah, tidak apa-apa bibi. Aku baik-baik saja."     

"Sepertinya dia sedang memikirkan strategi untuk menghadang serangan papa."     

"Diego!"     

"Tadi aku mendengarnya. Tony bilang papa sudah mengetahui kakak sedang berkencan dengan Axelard."     

"Benarkah?" baik Benjamin dan Felicia bertanya bersamaan.     

"Kau sedang menjaling hubungan dengan seseorang?" Felicia tidak tahu apakah dia harus merasa senang ataukah khawatir.     

Dia sangat tahu Chleo ini sangat disukai banyak pemuda. Anak gadis ini bahkan memiliki lebih banyak teman pria dibandingkan teman perempuan. Tapi dia juga tahu Chleo tidak pernah memiliki perasaan khusus terhadap seorang pemuda. Dan tiap kali Chleo menolak pernyataan ungkapan cinta dari seorang pemuda, hubungan mereka berakhir saat itu juga.     

Bukannya Chleo yang tidak ingin berteman lagi dengan pemuda itu, tapi pemuda itu yang tidak bisa lagi meneruskan pertemanan mereka. Karena itulah kebanyakan pemuda tersebut akan pindah keluar kota dan memutus hubungan secara total dengan Chleo.     

Karena itulah kebanyakan para pemuda tidak berani menyatakan perasaannya dan lebih memilih menetap sebagai status teman. Chleo menyadari akan hal ini. Itu sebabnya tiap kali dia merasa ada pemuda yang memiliki perasaan khusus terhadapnya dia akan menjaga jarak agar tidak memberi pengharapan bagi pemuda itu.     

Namun dari sekian pemuda, hanya Alexis yang tetap bertahan. Bahkan Chleopun sama sekali tidak menolak ataupun menjaga jarak dengan pemuda itu. Felicia bahkan sering mendapat cerita dari Cathy betapa baiknya anak muda bernama Alexis ini. Sudah terlihat jelas sekali Cathy sangat setuju jika seandainya suatu saat nanti Alexis akan menjadi menantunya.     

Sementara Vincent, meski sahabat masa kecilnya itu tidak berbicara apa-apa, tapi dia tahu, pria itu juga telah memberi restunya pada Alexis. Hanya saja satu hal yang dikhawatirkannya. Bagaimana perasaan Chleo terhadap Alexis?     

Selama Chleo tinggal di kota Seattle, Chleo sering berkunjung ke rumahnya dan saling berbincang-bincang. Bagi Chleo, Felicia dan Ben adalah pengganti kedua orang tuanya selama dia tinggal di Seattle. Pasangan suami istri itu juga sangat menyayangi Chleo serta Diego seperti mereka menyayangi Evie.     

Karena itulah mereka juga memikirkan kebahagiaan Chleo.     

Dan kini mereka mendapat info bahwa Chleo menjalin hubungan dengan seseorang? Dan orang itu bukanlah Alexis melainkan orang asing yang tidak dikenal mereka?     

Felicia merasa senang akhirnya Chleo bisa menemukan cintanya, tapi khawatir akan status serta latar belakang pemuda yang bernama Axelard ini. Akhir-akhir ini suaminya mengatakan ada beberapa yang berusaha menyudutkan Chleo baik di kampusnya maupun di tempatnya magang. Dia khawatir pemuda ini merupakan salah satu penyebabnya atau malahan pelakunya.     

"Iya, bibi. Aku baru saja menjalin hubungan dengannya."     

"Sudah berapa lama kau mengenalnya?"     

"Itu…" Chleo melirik ke arah Evie meminta bantuannya.     

"Mama, Axelard adalah teman dekat Dexter. Dia datang bersama Dex bulan lalu. Aku juga bertemu dengannya."     

"Oh, temannya Dexter? Seperti apa orangnya?" Felicia kembali bertanya pada Chleo. Dia merasa penasaran seperti apa deskripsi pria itu yang akan diberikan Chleo.     

"Dia sangat baik dan juga penuh perhatian. Dia sangat tampan, kurasa dia adalah orang yang paling menawan yang pernah kutemui. Dia juga sangat tinggi, rambutnya hitam pekat seperti papa tapi kulitnya lebih putih seperti salju. Matanya juga sangat indah. Tiap kali aku melihat matanya aku merasa seperti ada di bawah laut dan melihat berbagai macam makhluk indah disana. Pokoknya dia sempurna." jelas Chleo dengan antusias.     

Tatapan Felicia melembut seraya membelai rambut Chleo dengan penuh cinta.     

"Kau benar-benar menyukainya ya?"     

Wajah Chleo merona mendengar pertanyaan ini, namun dia tersenyum ketika menjawab pertanyaannya. "Aku sangat menyukainya."     

Felicia tertawa kecil melihat rona merah menghiasi wajah putri sahabatnya ini. Sepertinya ini pertama kalinya dia melihat Chleo merona seperti ini. Selama ini tidak ada pemuda yang bisa membuat Chleo merona seperti sekarang.     

Sementara itu Diego sama sekali tidak tertarik dengan percakapan mereka. Dia sangat tahu kalau kakaknya sudah sangat jatuh cinta pada Axelard jadi dia tidak ingin mendengar lebih lagi. Dia hanya memandang keluar jendela menatap jalanan yang berlalu dengan cepat.     

Sesekali dia juga bertanya-tanya apakah Yuna sudah tiba di New York? Ataukah masih berada di Washington?     

Tadi pagi mereka berpisah karena Yuna bilang dia ingin menyelidiki sesuatu di Washington baru setelahnya akan kembali ke New York.     

Apakah Diego mengkhawatirkan Yuna? Kalau dibilang tidak khawatir sebenarnya dia khawatir juga. Malahan dia berharap Yuna bisa pulang ke New York bersama mereka tidak peduli apakah Evie akan menggodanya dengan penuh semangat.     

Tapi dia tahu dia tidak perlu mengkhawatirkan gadis muda itu. Meskipun dia masih berusia 16 tahun, gadis itu bisa menjaga dirinya sendiri.     

Apalagi gadis itu memiliki Vectis disisinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.