My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Diego Berbeda



Diego Berbeda

3Kesan pertama Axel saat bertemu dengan Diego pertama kali merupakan sesuatu yang menyenangkan. Pada awalnya Diego memang bersikap sinis padanya tapi tidak memusuhinya. Apapun yang dilakukan pemuda itu bertujuan untuk menghalau pria aneh dari kakaknya.     

Axel bisa melihat lingkungan keluarga seperti apa yang menyertai pertumbuhan Chleo melalui interaksi dua bersaudara Regnz tersebut. Dia sama sekali tidak menyangka Vincentius Regnz yang dulunya sempat tidak memiliki motivasi untuk hidup mampu menciptakan sebuah keluarga yang hangat seperti ini.     

Dia merasa bangga pada dirinya sendiri karena mengabulkan permintaan Zigfried untuk mengecek pemulihan depresi akut yang diderita Vincent dulu.     

Waktu bertemu dengan Vincent pertama kali, sinar mata pria itu tampak hampir padam sepenuhnya. Dia masuk kuliah seperti biasa, makan secara teratur, tapi sinar matanya tampak mati. Dia seperti boneka yang dikendalikan manusia untuk terus hidup.     

Cepat atau lambat pria itu akan mencapai batasnya dan kehidupannya akan hancur. Axel sendiri tidak tahu cara bagaimana membangkitkan semangat hidup pria itu. Dia hanya menemani pemuda itu dengan sabar sambil terus menceritakan mengenai pengalaman hidupnya yang terasa berarti.     

Vincent tidak pernah mengeluh ataupun menyela, dia hanya duduk diam mendengarnya bicara. Sesekali Axel juga memberinya satu dua buah nasihat dan membuka pandangannya akan kehidupan. Hingga suatu ketika dia melihat Vincent mengotak-atik sebuah kamera analog milik Zig.     

Axel sempat melihat ada tanda kehidupan pada sinar mata pria itu tiap kali tangannya menjelajah mencari tahu cara memakai kamera tersebut. Pada akhirnya Axel sendiri yang mengajari Vincent menggunakan kamera analognya seperti dia mengajari Zigfried saat masih mengencani putri angkatnya.     

Lambat laun Vincent mulai sering membuka suara dan menanggapi ceritanya. Sinar matanya yang dulu padam kini kembali bercahaya dipenuhi harapan baru dan tujuan hidup yang berarti.     

Sinar mata Vincent kala itu sama persis seperti yang dimiliki Diego ketika dia melihat sinar mata anak itu yang pertama kalinya.     

Sinar mata yang memiliki tujuan baru serta dipenuhi gairah untuk melakukan hal yang berarti. Anak itu jelas sekali hidup bertumbuh menjadi anak yang baik serta penuh kasih terhadap kakaknya.     

Itu semua terbukti ketika Diego sengaja ikut bersama mereka. Perlakuan mereka antara satu sama lain tidak dibuat-buat dan mereka sungguh-sungguh saling menyayangi dengan tulus.     

Diego tidak rela seseorang hendak menyakiti kakaknya, sehingga dia selalu bersikap sinis dan mengerjai para pemuda yang tidak benar-benar tulus menyayangi kakaknya.     

Tapi disaat Diego bisa melihat kebahagiaan sang kakak bersama pemuda tersebut, Diego bersedia membuka diri untuk mengenali pemuda itu.     

Segala tindak-tanduk Diego selama ini dilakukannya demi kepintangan kakaknya. Seumur hidupnya, Axel belum pernah bertemu dengan seorang adik seperti Diego.     

Untuk sesaat dia merasa iri. Dia tidak memiliki saudara yang bisa diperhatikannya atau memperhatikannya. Saudara angkat yang dia sempat miliki malah cemburu padanya hingga membencinya.     

Tapi saat Axel menatap lurus ke arah sinar mata Diego ketika anak muda itu baru sadar dari pingsannya di rumah sakit, Axel melihat ada yang berubah pada sinar mata itu.     

Tatapan anak remaja tersebut lebih tajam seolah sudah melewati berbagai macam cobaan serta masalah dalam kehidupan. Dia masih bisa menemukan kasih pada mata pemuda itu saat berbicara pada Chleo, tapi sinar matanya tampak lebih waspada dan entah kenapa Axel merasakan pemuda itu membangun dinding kasat mata untuk menjaga jarak dengannya.     

Tadinya dia berpikir itu semua hanya perasaannya saja karena Diego masih bersikap normal terhadapnya. Anak itu bahkan mengajaknya serta Dexter bermain scrabble bersama yang mana semakin membuat hubungan mereka semakin erat.     

Lalu sekarang…     

"Jangan pernah menggunakan kekuatanmu untuk mengancam kakakku."     

Axel sama sekali tidak bisa berkata apa-apa seolah tiba-tiba saja dirinya tidak mengerti bahasa Inggris. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan apa maksud kalimat terakhir anak remaja ini? Dia bahkan tidak peduli dengan nada ancaman Diego. Satu-satunya yang menguasai pikirannya adalah kalimat 'kekuatan'.     

Kekuatan apa? Apakah mungkin Diego sudah mengetahui identitasnya?     

Hal yang paling membuatnya bingung adalah, kenapa Diego memperingatinya untuk tidak menggunakan kekuatannya untuk mengancam Chleo?     

Mana mungkin dia akan mengancam Chleo? Dia bahkan tidak suka melihat gadis itu tertekan ataupun takut, mana mungkin dia akan menggunakan kekuatannya untuk menakuti gadis itu?     

Karena itulah dia sama sekali tidak mengerti apa maksud Diego dengan ancamannya?     

"Apa yang sedang kau bicarakan?"     

"Tidak ada." jawab Diego dengan senyuman sumringah membuat kening Axel mengernyit.     

Dia yakin saat ini Diego hanyalah menutupi muka sebenarnya dan sedang bersandiwara dihadapannya.     

"Aku memutuskan untuk memberi kalian kesempatan. Aku akan merestui kalian dan tidak akan mencoba memisahkan kalian."     

"Sepertinya kau salah paham. Tidak peduli apakah aku mendapat restu kalian atau tidak, selama Chleo ingin aku ada disisinya, aku tidak akan melepaskannya. Aku tidak membutuhkan kesempatan yang kau berikan."     

Karena Diego telah memberikan peringatan padanya maka Axel tidak perlu bersikap segan lagi. Jika dia memang harus mendapatkan persetujuan dari seluruh keluarga Regnz agar bisa bersama dengan Chleo, maka Axel harus menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.     

Diego menyeringai kecil, "Aku lebih suka kau yang ini. Sampai ketemu lain waktu."     

Axel masih terus memandangi punggung yang berjalan menjauhinya. Seperti yang diduganya, Diego yang dihadapannya saat ini bukanlah Diego yang selama ini dia kenal. Anak itu telah berubah semenjak hari ulang tahunnya yang ke 16.     

Ulang tahun ke 16? Rata-rata seorang raja warna akan bisa memaksimalkan sumber energi kekuatannya disaat mereka sudah berusia enam belas tahun. Apakah mungkin raja kuning?     

Tidak mungkin. Jika Diego adalah raja kuning, maka anak itu akan langsung mengenalinya dan tidak akan bersikap dingin serta mengancamnya seperti ini.     

Lalu apa yang menjadi penyebab berubahnya sikap anak itu? Dan lagi kenapa dia merasa Diego sangat mengenalnya? Bukan karena dia adalah raja biru, tapi lebih dari itu. Dia merasa Diego mengenalinya di kehidupan sebelumnya.     

Tanpa disadarinya Axel mencoba menggali ingatannya yang tersegel. Kali ini dia tidak mencari bayangan wanita berambut merah, tapi dia mencari sosok seorang yang memiliki postur tubuh yang mirip dengan Diego.     

Mungkin jika dia mencari kenangan akan orang lain yang bukan wanita itu, mungkin kepalanya tidak akan terlalu sakit? Dia mencobanya dan ternyata kepalanya tetap diserang oleh rasa sakit itu.     

Sebelum dia lepas kendali dan pingsan di tengah bandara yang penuh keramaian ini, Axel memaksakan tubuhnya berjalan ke tempat yang lebih sunyi sambil membuat tubuhnya kasat mata secara perlahan. Begitu dia yakin tidak ada orang yang melihatnya, dia menjentikkan jarinya dan langsung pindah ke dunia astralnya.     

Dia terjatuh persis diatas ranjangnya dan saat itu juga kegelapan menyelimuti pandangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.