Pesan Diego
Pesan Diego
Axel juga tahu Chleo masih belum siap memperkenalkannya pada keluarganya karena itu Axel bersedia menunggu hingga gadis itu siap barulah saat itu Axel akan muncul di hadapan kedua orang tuanya.
Axel sama sekali tidak tahu apa yang dikhawatirkan Chleo karena gadis itu tidak pernah memberitahunya. Dia juga tidak memaksanya untuk bicara atau tergesa-gesa untuk mengumumkan hubungan mereka pada publik.
Meskipun Axelard ingin memaksa, ada suatu penahan yang sangat kuat yang melarangnya untuk melakukan paksaan terhadap gadis itu. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa.
Itu sebabnya dia tidak pernah memaksa Chleo. Apapun yang diinginkan gadis itu dia akan menurutinya. Axel tidak akan melakukan sesuatu yang tidak disukai gadis itu meskipun dia merasa penasaran setengah mati apa saja yang disembunyikan gadis itu.
Salah satunya adalah pemuda bernama Al yang pernah disebut oleh Evie secara tidak sengaja. Siapa itu Al dan seperti apa orangnya? Apa hubungannya dengan Chleo dan dimana orang itu sekarang?
Walaupun merasa penasaran, Axelard tetap menahan dirinya untuk tidak mencari tahu. Menurutnya asalkan Chleo bersedia bersamanya dan bisa bahagia disisinya, maka pemuda itu atau siapapun yang mungkin akan mendekati Chleo tidak begitu penting.
Seperti yang dikatakannya dia tidak akan memaksa kehendaknya terhadap Chleo. Dia tetap akan memperjuangkan gadis itu dan mencurahkan cintanya pada gadis itu. Tapi jika seandainya suatu saat nanti ternyata Chleo pergi darinya dan tanda bukti cinta mereka pada jari manis Chleo tidak muncul, maka Axelard hanya bisa melepasnya.
Kalau ternyata mereka memang tidak berjodoh, untuk apa dipaksakan?
"Axe, kau sudah datang," sambut Chleo dan langsung memeluknya tanpa peringatan membuat Axel tertawa geli. Dia sudah terbiasa dengan sikap manja Chleo yang bisa tiba-tiba muncul seperti ini.
"Rasanya aku tidak ingin pulang. Apa sebaiknya aku tidak usah pulang?" Chleo mendongakkan kepalanya untuk bertanya pada sang kekasih tampannya.
"Bukannya kau bilang kau sudah tidak sabar bertemu dengan sepupumu dari Belanda?"
"Iya, aku memang bilang begitu. Aku memang sangat ingin bertemu dengan mereka dan juga lainnya. Tapi rasanya tidak adil. Demi bisa bertemu dengan mereka semua, aku jadi tidak bisa bertemu denganmu."
Axel mempererat pelukannya sambil tersenyum geli. Ah, bagaimana gadisnya ini begitu menggemaskan sih? Dia merasa dia dicintai satu-satunya oleh Chleo. Dia merasa dia tidak perlu khawatir kalau suatu saat nanti ada pria lain yang hendak merebut Chleo darinya.
"Hanya satu minggu kan? Setelah itu kau akan kembali kesini dan kita bisa bertemu lagi."
"Lebih tepatnya sepuluh hari. Aku baru akan kembali tanggal 2 nanti."
"Baiklah sepuluh hari. Aku akan merindukanmu dan menantimu didalam mimpiku selama sepuluh hari kedepan."
Untuk kesekian kalinya wajah Chleo terasa memanas mendengar kalimat manis tersebut. Pria ini semakin hari semakin ahli dalam mengucapkan kalimat manis.
"Ah, aku sudah menyiapkan hadiah natal untukmu. Tapi hadiah itu akan kau terima besok di tempat liburanmu. Tenang saja, aku akan menggunakan nama Dexter jika kau khawatir keluargamu akan mengetahui hubungan kita." jelas Axel dengan penuh perhatian ketika menyadari sinar kekhawatiran yang terpancar pada kekasihnya.
Chleo merasa hatinya menghangat menerima segala perhatian pemuda itu. Ah, beruntung sekali dia memiliki kekasih yang begitu pengertian seperti ini.
Sementara itu ada dua pasang mata yang menyelidiki mereka dari balik jendela rumah.
"Aw… ternyata dia bisa bersikap manis juga. Pria idaman semua wanita." puji Yuna dengan tatapan memuja membuat Diego mengernyit. "Auw… kenapa kau menjitakku" keluh Yuna sambil cemberut karena Diego menjitak dahinya dengan ujung jarinya.
Diego hanya mendengus saja lalu beranjak pergi untuk mengambil tas yang sudah berisi pakaiannya.
"Apakah mungkin kau cemburu? Jangan kuatir. Dia terlalu tua untukku. Hanya kau yang ada dihatiku. Hm?"
Diego menepuk jidatnya. Bukan itu masalahnya!! Keluh Diego dalam hati.
"Jam berapa pesawat kalian akan berangkat?" tanya Axel tanpa melepaskan pelukannya.
"Jam 12.45. Kami akan berangkat bersama dengan keluarga Evie. Ah, maksudku… kebetulan sekali keluarga Evie juga akan berlibur ke New York." Chleo segera memperbaiki kalimatnya agar Axel tidak bertanya lebih lanjut mengapa mereka berangkat bersama dengan keluarga Bernz.
Axel langsung mengetahui apa yang sedang dilakukan Chleo. Rupanya gadis itu sedang berusaha menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya darinya. Padahal Axel sudah mengetahuinya bahkan sebelum mereka bertemu di bandara bulan lalu. Apakah mungkin gadis itu salah paham akan perasaannya?
Apakah gadis itu takut jika dia mengetahui latar belakangnya, perasaannya akan berubah? Ataukah gadis itu takut dia akan merasa tak layak bersamanya dan akan meninggalkannya?
Yang manapun itu cepat atau lambat Axel harus segera meluruskan kesalahpahaman ini. Hanya saja, dia juga merasa bingung harus bagaimana menjelaskannya pada gadis itu bahwa dia sudah mengetahui latar belakang keluarga Chleo yang sesungguhnya.
Setidaknya selama sepuluh hari ini dia bisa mencari cara atau mengarang sebuah cerita agar Chleo tahu bahwa dia sudah mengetahui latar belakang keluarganya tanpa membuat gadis itu menganggapnya sebagai seorang penguntit.
Dia juga harus mencari cara untuk memberitahu gadis itu identitas dirinya yang sebenarnya. Bahwa dia adalah keturunan bangsawan Cevendish dari kalangan bangsawan tua sekaligus penguasa di negara kecil yang terdapat pada bagian Inggris timur.
Kemudian dia juga harus memberitahunya bahwa sebenarnya dia bukan manusia biasa dan merupakan salah satu penguasa alam yang bisa mengendalikan cuaca.
Bagian yang terakhir yang akan sulit diungkapkannya. Di dunia ini kebanyakan manusia akan menganggap ceritanya aneh dan tidak mempercayainya. Kalaupun percaya, mereka akan menjadi takut terhadap kekuatannya dan berusaha menjauhinya.
Sayang sekali. Kalau seandainya dia tahu bahwa Chleo menantikan kedatangan pangeran es yang merupakan raja biru, dia pasti akan mengungkapkan identitasnya dengan tanpa beban. Axelard sama sekali tidak tahu… lebih tepatnya tidak ingat bahwa Chleo sudah mengetahui bahwa para penguasa alam itu ada di dunia ini. Dan Chleo kecil pernah bertemu dengan dua raja warna sekaligus.
Yang satu adalah Bibi Katie sebagai raja merah, sementara yang satu lagi adalah pangeran esnya.
"Aku akan mengantar kalian ke bandara kalau begitu."
"Baiklah."
Yang sebenarnya kalau bisa Chleo ingin menghindarkan pertemuan antara Axel dengan Benjamin dan Felicia. Tapi disaat bersamaan dia tidak bisa menolak tawaran pria itu. Lagipula dia masih ingin bersama pria itu lebih lama lagi sebelum mereka harus berpisah selama 10 hari.
Setelah selesai berkemas-kemas bersama Yuna yang telah menginap selama dua hari ini, mereka semua makan siang bersama dengan ditraktir oleh Axel. Barulah setelahnya Axel mengantar mereka ke bandara.
Setelah saling mengucapkan perpisahan, Yuna berjalan bersampingan dengan Chleo menuju ke lounge dimana keluarga Bernz telah menanti mereka.
"Kak Axel, aku hanya akan mengatakannya satu kali." Tiba-tiba Diego berkata dengan nada serius dan dingin. "Aku tidak akan kembali kesini saat kakakku kembali. Jika kau ingin mendapat dukungan dariku, pastikan kau tidak pernah membuat kakakku menangis."
"Aku tidak akan membuat kakakmu menangis."
"Dan satu hal lagi." Diego berjalan mendekat lalu berbisik dengan sangat pelan. "Jangan pernah menggunakan kekuatanmu untuk mengancam kakakku."
"!?"