Alasan Dibalik Ancaman
Alasan Dibalik Ancaman
Axel dan Dexter sama-sama bukanlah orang yang suka memulai pembicaraan duluan. Keduanya lebih memilih diam jika tidak ada hal menarik yang diperbincangkan.
Justru inilah yang membuatnya merasa canggung dan tidak nyaman. Diego sendiri bukanlah orang bisa berdiam diri. Dia suka bercerita, ralat, sangat suka banyak bicara, tapi kedua pria pendiam ini malah duduk didekatnya.
Diego mendesah dan memutuskan dia yang memulai bicara duluan. Lagipula tampaknya Dexter dan Evie akan berlanjut hingga pernikahan, apalagi melihat kedua keluarga mereka sudah sama-sama saling memberi restu. Cepat atau lambat Dexter akan menjadi bagian keluarga karena itu Diego mencoba mengakrabkan diri dengan pria yang usianya hampir 7 tahun diatasnya.
Sedangkan Axel… Diego masih tidak tahu apakah hubungan pria itu dengan kakaknya akan terus berlanjut atau tidak. Tapi untuk saat ini dia tidak akan bersikap tidak sopan pada pria itu.
"Bagaimana kalau kita bermain?"
"Bermain?" Dexter tampak tertarik dengan usulannya.
Tentu saja. Bagi mereka yang harus mendengarkan suara gossip yang antusias dari para perempuan akan merasa lebih tertarik untuk melakukan sesuatu daripada berdiam diri dengan perasaan canggung.
"Kau tidak diizinkan Evie bermain game kan?" tanya Dex sekali lagi karena sudah tahu kesukaan Diego yang sangat suka sekali bermain game online.
"Bukan game online." jawab Diego sambil melambaikan tangannya. "Aku punya scrabble disini. Bagaimana kalau kita bermain itu?"
"Boleh juga. Sudah lama aku tidak bermain scrabble." Axel segera menyetujuinya.
Tepatnya sudah lebih dari lima puluh tahun dia tidak memainkannya semenjak meninggalnya ibu kandungnya. Dia ingat terakhir kali dia memainkannya saat dia liburan bersama kedua orangtuanya di sebuah pulau indah dekat Nigeria. Dia merasa bernostalgia mendengar nama scrabble dan tiba-tiba saja dia merindukan kedua orangtuanya.
Diego mengambil papan permainan beserta kepingan scrabblenya. Permainan scrabble bukanlah permainan yang mudah seperti saat bermain teka teki silang. Permainan ini lebih mengasah otak serta mengatur strategi yang tepat.
Caranya sebenarnya sangat mudah. Tiap pemain akan mengambil kepingan huruf secara acak dari tas berisi kepingan huruf lalu menggunakan huruf-huruf tersebut menyusun sebuah kata.
Melalui dari kata ini mereka akan mendapatkan poin tertentu berdasarkan nilai yang terdapat di kepingan serta papan permainan. Siapa yang mendapatkan nilai poin tertinggi, dialah yang menang.
Dan secara kebetulan sekali, ketiga pria itu sama-sama memiliki IQ diatas rata-rata karena itulah, permainan ini akan sangat menarik.
Selama ini Diego bermain dengan kakaknya serta saudara sepupunya. Kebanyakan Diego yang selalu menang dan malahan sering mengalah agar adik-adiknya tidak protes. Karena itulah ini akan menjadi pertama kalinya bagi Diego untuk menggunakan otaknya secara maksimal.
Sementara ketiga lelaki tersebut sibuk bermain scrabble, Evie dan Chleo masih bersemangat mengakrabkan diri dengan Yuna.
Apa yang dideskripsikan Diego mengenai gadis muda ini sangat bertentangan dengan apa yang dilihat mereka. Keduanya melihat Yuna tersenyum dengan manis dan sangat sopan. Bahkan gadis itu sangat mudah menyenangkan hati mereka.
Mereka sama sekali tidak percaya kalau Yuna hanya bersandiwara saja karena tatapan mata tidak bisa berbohong. Mereka bisa melihat tatapan mata gadis jelita ini begitu murni dan tulus. Dalam sekejap keduanya menerima Yuna dalam lingkungan mereka.
Meskipun begitu, Chleo masih mengkhawatirkan adiknya yang masih muda yang ingin dinikahi anak remaja ini.
"Yuna, aku tahu soal ciuman pertama kalian di sekolah. Bukannya aku membela adikku, tapi pertunangan ini… apakah tidak terlalu cepat?"
"Kenapa? Apakah kak Chleo tidak menyukaiku?"
"Apa? Tentu saja tidak. Aku sangat menyukaimu. Menurutku kalian akan menjadi pasangan serasi ke depannya."
Yuna tersenyum bahagia mendengar kalimat calon kakak iparnya.
"Tapi tetap saja… Diego masih sangat muda sekali. Pikirannya hanya bermain game online saja."
"Jangan lupakan dia yang ingin menjadi pembalap motor suatu saat nanti." sambung Evie.
"Ah, itu juga. Pokoknya dia masih belum siap untuk menikah."
"Tidak apa-apa. Lagipula kami hanya bertunangan saja. Aku tidak akan memaksanya menikah denganku. Lagipula, aku sangat mengenal orang yang memaksa pasangannya untuk menikahinya dengan mengancam keluarga orang tersebut. Pada akhirnya mereka tidak berakhir bahagia." untuk sesaat Yuna melirik ke arah Axel dengan sinis. Lalu dia segera kembali tersenyum pada Chleo. "Karena itu aku tidak akan memaksanya."
"Memangnya siapa yang tega memaksa seseorang dengan mengancamnya? Orang itu benar-benar jahat sekali." rutuk Evie blak-blakan tanpa tahu orang yang dimaksud berada di ruangan yang sama dengannya.
Tentu saja, orang tersebut tidak merasa disindir karena saat ini dia tidak ingat apa-apa akan kehidupan lalu.
"Iya, jahat kan? Kak Chleo juga pasti tidak suka kan dipaksa menikah seperti itu?"
"Tentu saja tidak akan suka. Tapi kita tidak bisa menghakimi seseorang tanpa melihat kebenaran dikedua pihak. Mungkin saja ada alasan mengapa orang tersebut mengancamnya."
"Chleo, kau terlalu berpikir naif. Di dunia ini tidak semua orang memiliki hati yang baik sepertimu. Terkadang kau harus meningkatkan kewaspadaanmu terhadap orang asing." usul Evie mengingatkan.
"Aku tidak berpikir naif. Sekarang aku tanya padamu. Apakah pada akhirnya orang itu mencelakai keluarga pasangannya?"
"…" untuk sesaat Yuna merasa enggan menjawabnya. "Tidak. Malahan orang tersebut membantu perusahaan mertuanya yang diambang kehancuran karena diserang penjahat."
"Benarkah?" tanya Evie seraya tidak percaya. "Apakah mungkin orang ini mengancam tidak akan membantu usaha keluarganya kalau tidak bersedia menikah dengannya?" Evie masih melihat keburukan orang tersebut.
"Tidak. Awal mulanya keluarga si gadis masih berada di puncak kejayaannya. Memang ada orang lain yang ingin mencelakai keluarga si gadis."
"Sudah kuduga. Orang tersebut mengancam si gadis untuk melindunginya dari serangan."
Yuna mendesah pelan. "Kau benar. Memang itulah yang dilakukan orang itu."
Evie melongo tidak percaya ketika mendengarnya. "Chleo darimana kau tahu?"
Chleo mengerjap beberapa kali sambil mencari jawabannya. Darimana dia bisa menebak ada sebuah kebenaran dibalik cerita yang hanya sepotong dari Yuna? Apakah dia pernah mendengar cerita yang sama di suatu tempat?
"Aku juga tidak tahu. Mungkin aku pernah mendengar kisah yang sama di suatu tempat. Karena itulah aku langsung menduga ada alasan tersembunyi dibalik ancaman orang itu."
"Wah, sepertinya pasangan ini cukup terkenal. Kenapa aku tidak pernah mendengarnya sebelumnya?"
Yuna hanya tersenyum sedih mendengar dua perempuan tersebut. Dia melirik secara bergantian ke arah Chleo dan Diego lalu ke arah Axel.
Sedikit demi sedikit ingatan Chleo akan kehidupan sebelumnya mulai muncul ke permukaan. Tepat saat Chleo berulang tahun yang ke 21, ingatan itu akan menghembur keluar dan Chleo akan mengingat semuanya akan kehidupan masa lalunya.
Bila saat itu tiba, bagaimana reaksi Chleo nanti?