My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Cepat Sekali



Cepat Sekali

2Hari itu juga Diego keluar dari rumah sakit setelah mendapat izin dari dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan vital kesehatan Diego sangat sehat dan diperbolehkan pulang.     

Diego juga bersikap baik dan tetap bersahabat pada Axel dan membiarkan pria itu mendekati kakaknya. Meskipun begitu Diego tidak memberikan jawaban yang pasti apakah dia akan menyetujui pria itu mendapatkan kakaknya atau tidak.     

Begitu tiba di rumah, Diego langsung disambut pelukan hangat dan erat dari orang yang tidak disangka-sangkanya.     

"Dasar anak bodoh! Kalau ingin mengerjai orang harus tahu batasannya. Apa kau tahu aku dan kakakmu terkena serangan jantung kemarin sore? Bisa-bisanya kau tidur-tiduran di lantai yang dingin dengan pintu terbuka lebar dan cuaca yang sangat buruk pula!?"     

Mulut Diego mengerucut mendengar omelan yang sama persis seperti kakaknya? Sepertinya Evie dan Chleo sudah terlalu sering bersama sehingga mereka bisa menceramahinya dengan kalimat yang sama.     

"Aku tidak tidur-tiduran ya. Aku tidak sengaja tersandung lalu jatuh pingsan."     

"Bah! Aku tidak percaya kau langsung jatuh pingsan hanya karena jatuh. Kau percaya?"     

Chleo menggelengkan kepalanya dengan kencang.     

"Terserah kalian mau percaya atau tidak." gerutu Diego dengan pasrah.     

"Mana hapemu!" perintah Evie membuat Diego merasa tidak enak. Kenapa sepupu garangnya ini meminta ponselnya?     

Meskipun begitu Diego menurutinya dan menyerahkan hapenya dengan sukarela. Dia tidak ingin lagi diceramahi. Telinganya sudah terasa panas mendengarkan khotbah kakaknya dan dia tidak ingin mendengarkan khotbah yang sama dari Evie.     

"Yang satunya, yang biasa kau pakai untuk bermain game."     

Dengan patuh Diego juga menyerahkan ponsel khusus game pada Evie.     

"Mulai sekarang aku akan menyita hapemu. Aku akan mengembalikannya ketika kita pergi ke New York nanti."     

Rahang mulut Diego terbuka lebar tidak percaya mendengar kalimat tegas yang keluar dari sepupunya.     

"Itu tidak adil. Aku akan bosan setengah mati kalau tidak ada gadgetku."     

"Kau ini terlalu banyak bermain game sampai lupa makan. Kau harus berhenti mulai sekarang, karena itulah aku menyita ponselmu. Aku melakukannya demi kebaikanmu sendiri." ujar Evie dengan nada tidak mau dibantah membuat Diego merajuk pada kakaknya.     

"Kakak,"     

"Dia benar, Diego. Kali ini aku memihak padanya."     

"Apa? Tapi…"     

"Ayo masuk kedalam. Kita akan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan kemarin." ajak Evie yang langsung disetujui Chleo.     

Secara reflex Diego melirik ke arah dua pria yang kini memandanginya dengan tatapan geli. Ah, kebiasaan buruk darinya. Kalau dia gagal memohon pada kakaknya, dia akan memohon pada ibunya. Kalau masih gagal dia akan meminta pertolongan pada pamannya. Dia akan memohon pada siapapun untuk mendukungnya dan mendapatkan apa yang dia mau.     

Tapi kini yang tersisa hanyalah dua pria yang merupakan kekasih kedua kakaknya.     

Ih, amit-amit memohon pada mereka.     

[author: gubrak! :woman_facepalming::woman_facepalming:]     

Pada akhirnya Diego menyerah dan meratapi nasibnya tanpa memegang gadget sekalipun selama beberapa hari ke depan.     

Tor! Tar! Terdengar suara dari berbagai macam alat konfeti dan kini tubuh Diego dipenuhi kertas mentalik dan sebagainya.     

"Yey! Selamat ulang tahun Diego, yah meskipun telat satu hari karena kecerobohanmu."     

Chleo tertawa jenaka mendengar sindiran sepupunya. "Ayo kita rayakan ulang tahunmu yang tertunda. Aku bahkan membeli kue tart baru."     

Diego ingin menangis. Dia sama sekali tidak ada mood untuk merayakan ulang tahunnya. Dia sama sekali tidak keberatan jika ulang tahunnya tidak dirayakan. Yang dia inginkan hanyalah gadgetnya.     

Huhuhu… kenapa Chleo yang ini lebih kejam daripada Chleo versi rambut merah?     

Tadinya dia berpikir hari ini sudah menjadi hari sialnya dan dia sudah menerima kenyataan ini. Sayangnya… masih ada kejadian satu lagi yang menambah sialnya.     

Ting..tong…     

Terdengar suara bel rumah berbunyi menandakan ada seorang tamu yang tengah mengunjungi mereka.     

"Kau mengundang orang lain?" Tanya Evie merasa penasaran.     

"Tidak. Memangnya Diego sudah berkenalan dengan teman baru disini?" kali ini Chleo bertanya pada Diego.     

Diego hanya menggelengkan kepalanya dengan lemas dan raut muka super cemberut. Dia tidak peduli akan tamu yang ada di depan pintu rumah mereka. Menurutnya tamu tersebut tidak akan bisa memperburuk harinya lebih parah dari ini.     

Chleo beranjak dari ruang makan lalu berjalan menuju ke pintu depan rumahnya.     

Dia membukanya dan melihat ada seorang gadis yang imut dengan senyuman lebar nan manis berdiri didepannya. Gadis itu memakai mantel pink dan rambutnya dikuncir menjadi satu ikatan di satu sisi.     

Wajahnya sangat mungil seperti boneka serta bola matanya yang bulat namun matanya membentuk seperti bulan sabit ketika tersenyum.     

"Selamat siang, apakah benar kau adalah Chleora Regnz?"     

Chleo membelalakkan matanya mendengar namanya disebut. Dia yakin dia tidak pernah menyebut nama keluarganya yang sebenarnya di daerah rumahnya. Bahkan semua orang yang tinggal di kota ini tidak tahu siapa dia sebenarnya? Bagaimana bisa gadis muda ini mengetahuinya?     

"Kau… kau siapa? Apa aku mengenalmu?"     

"Perkenalkan, namaku adalah Yuna Miyazaki, tunangan Diego. Mohon bantuannya calon kakak ipar."     

Cara bicara Yuna begitu menyenangkan dan menghanyutkan membuat otak Chleo berhenti bekerja untuk beberapa saat. Ketika berhasil memproses kalimat gadis itu barulah Chleo sadar.     

TUNANGAN!?!?     

"Oh, kau adalah Yuna Miyazaki? Bagaimana kau bisa ada disini?"     

"Tentu saja aku ingin merayakan ulang tahun tunanganku. Sebenarnya kemarin sore aku sudah datang kemari, tapi sepertinya tidak ada siapa-siapa di rumah, itu sebabnya aku baru datang hari ini."     

"Ah… hahaha. Ternyata begitu. Silahkan masuk." mau tidak mau Chleo mempersilahkan anak perempuan yang kata adiknya adalah iblis bermuka malaikat tersebut masuk ke dalam.     

Tidaklah sopan mengusir orang yang tulus ingin bertemu dan merayakan ulang tahun adiknya. Hanya saja.. apakah benar gadis ini adalah iblis bermuka malaikat? Yah, wajahnya memang sangat cantik dan sinar matanya bercahaya penuh kebaikan seperti seorang malaikat. Rasanya, sangat sulit membayangkan gadis muda tersebut menghajar sepuluh seniornya dengan dua tangan hampa.     

"Siapa yang datang?" tanya Evie lalu terpana akan apa yang dilihatnya. "Astaga, kau cantik sekali!"     

Yuna tersenyum lebar mendengarnya. "Terima kasih. Kau juga cantik."     

Klontang!     

Pisau serta garpu yang digunakan Diego untuk memotong steak terjatuh begitu saja ke lantai begitu melihat wajah tamu yang baru datang.     

"Ka… Kau… Bagaimana kau bisa ada disini?"     

Evie serta kedua pria lainnya merasa terheran-heran mendengar nada panik dari Diego. Mereka bahkan bisa melihat jelas bahwa saat ini Diego ketakutan seperti sedang melihat hantu menyeramkan.     

"Kalian saling kenal?"     

"Iya,"     

"Tidak!!"     

Jawaban yang diberikan keduanya sangat berbeda. Yuna menjawab iya dengan nada ceria sedangkan Diego menjawab tidak dengan tegas dan lantang.     

"Perkenalkan semuanya, namaku Yuna Miyazaki, tunangan Diego Regnz!"     

Tidak lagi. Iblis bermuka dua itu lagi-lagi seenaknya memperkenalkan diri sebagai tunangannya. Diego menutup wajahnya dengan pasrah sementara Chleo memijit keningnya sambil menghela napas panjang.     

Barusan secara tidak langsung Yuna memperkenalkan pada Axel dan Dexter nama keluarga Diego. Itu berarti mereka bisa langsung tahu kalau dirinya sebenarnya adalah Chleora Regnz.     

Sayangnya dugaan Chleo salah, karena keduanya sudah tahu dari dulu bahwa dirinya adalah Chleora Regnz. Yang membuat mereka terkejut adalah hal lain.     

Diego yang masih berusia 16 tahun ini sudah memiliki tunangan?!     

Cepat sekali!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.