My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Vectis



Vectis

0Jika di dunia ini memiliki empat raja warna yang menjadi penguasa alam, maka ada tiga 'makhluk' petir penghukuman dari alam. Mereka dinamakan Vectis karena unsur energi utama kekuatan mereka berasal dari petir.     

Mereka hampir tidak pernah muncul karena mereka melindungi anak-anak pilihan yang 'terbekati' secara diam-diam. Mereka juga tidak bisa muncul sewaktu-waktu sesuai keinginan mereka karena waktu mereka berada di dunia ini sangat terbatas.     

Namun ketika salah satu anak pilihan mereka mati karena terbunuh, barulah mereka akan muncul dan akan memburu pelaku hingga memberikan hukuman yang setimpal pada pelaku utamanya.     

Biasanya kalau pelaku utama hanyalah manusia biasa, Vectis akan menggunakan manusia untuk memberikan hukumannya. Tapi ketika tahu bahwa pelaku utamanya adalah raja warna, maka Vectis sendiri yang akan muncul untuk memberikan hukuman yang setimpal karena manusia pasti tidak akan bisa menangkap raja warna.     

Siapa yang disangka, salah satu Vectis akan muncul di Amerika… dihadapan Fye yang selalu berusaha menghindari para Vectis.     

"Jangan… Jangan mendekat!!" teriak Fye sambil memejamkan matanya karena terlalu takut akan rasa sakit yang akan dirasakannya begitu aliran listrik tersebut menyebar ke seluruh tubuhnya.     

Tiba-tiba bukan rasa sakit yang dirasakannya, melainkan rasa dingin menjalar dari tanah yang sedang didudukinya saat ini. Fye memberanikan diri untuk membuka matanya dan sangat terkejut melihat apa yang sedang terjadi.     

Saat ini Axel menahan pergelangan tangan sang Vectis yang hendak menyentuh kepalanya. Kelebihan yang dimiliki Vectis adalah dia sanggup menciptakan energi untuk melawan pihak yang melawannya.     

Saat ini Axel menahan kekuatan listrik dengan menggunakan unsur energi esnya, karena itu saat ini Vectis mengubah energinya menjadi api membuat kulit telapak tangan Axel melepuh.     

"Raja biru? Apa yang dilakuan raja biru di Amerika? Wilayah kekuasaanmu bukan disini." ujar sang Vectis dengan nada sinis. "Jika kau tidak segera melepas tanganku, kau akan kehilangan tanganmu."     

Axel tidak menjawab. Dia bergerak menarik Fye untuk bangkit berdiri dengan sebelah tangan lainnya lalu menyembunyikannya di belakangnya. Barulah Axel melepaskan cengkeraman tangannya tanpa memperdulikan rasa perih pada telapak tangannya yang terasa terbakar.     

Untuk beberapa saat tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Sama seperti Vectis yang berhak menghukum raja warna ketika melukai anak yang 'terberkati', Vectis tidak boleh melukai raja warna yang tidak memiliki dosa apapun.     

Saat ini Axel tidak melakukan dosa yang membuat Vectis harus menghukumnya. Karena itulah Vectis tidak boleh menyentuh ataupun melukai Axel. Itu sebabnya Axel sama sekali tidak takut dan melindungi Fye dari hukuman sang Vectis.     

"Karena raja biru ada dipihakmu, aku akan melepaskanmu kali ini. Lagipula anak itu memang masih hidup. Jadi aku tidak punya alasan menghukummu."     

Fye mendesah lega mendengarnya. Dia harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kekuatannya agar tidak sengaja melukai manusia biasa. Tidak masalah jika orang yang dilukainya adalah orang jahat atau bukan manusia pilihan. Tapi kalau sampai dia melukai orang pilihan yang telah mendapat perlindungan dari para Vectis… dia tidak akan bisa menanggung rasa sakit dari hukuman mereka.     

"Tapi… kalian harus segera pergi dari sini. Raja kuning ada di Amerika dan kalian tahu peraturannya. Tidak boleh ada lebih dari dua raja warna di tempat yang sama."     

Setelah mengatakan itu, Vectis tersebut menghilang dari pandangan mereka dan seketika sekeliling mereka berjalan dengan normal. Manusia kembali muncul dan beraktivitas seperti biasa. Langit juga tidak gelap lagi dan matahari masih terlihat bersinar cerah.     

"Axel, tanganmu. Kita harus segera mengobati tanganmu."     

Axel melirik ke arah tangan kanannya yang kini terlihat sangat buruk. Tangannya melepuh penuh dengan gelembung kemerahan seperti habis berendam di air mendidih.     

Axel mengajak Fye masuk ke gang kecil dimana tidak ada orang lalu melakukan teleport langsung menuju ke mansion miliknya.     

Disana Fye dibantu oleh butler menyiapkan obat luka serta mengoleskan obat antiseptic pada tangan Axel.     

Ugh! Seandainya saja dia bisa menggunakan kekuatan waktunya, dia bisa langsung memutar kembali keadaan kondisi tangan pria itu seperti semula.     

Pasti rasanya sakit sekali.     

Tapi kenapa pria itu tidak merasakan kesakitan?     

"Kau tidak merasa sakit?"     

"Tidak juga. Mungkin karena aku telah membekukan syaraf penghubung rasa sakit ke otakku. Itu sebabnya tanganku terasa mati rasa saat ini. Kau tidak perlu khawatir."     

Fye mendesah merasa bersalah. "Maaf. Gara-gara aku, kau jadi terluka seperti ini. Kenapa dari antara raja warna lainnya, kenapa hanya kau yang tidak bisa menyembuhkan lukamu sendiri?"     

Axel menatap tangannya yang sudah dibalut penuh dengan sempurna oleh butlernya.     

"Mungkin karena aku tidak bisa mati. Jika seandainya aku bisa menyembuhkan lukaku sendiri, bukankah aku akan menjadi tak terkalahkan? Bahkan Vectis mungkin akan kerepotan untuk menghukumku. Masing-masing dari kita memiliki kelebihan sendiri serta kelemahan. Tidak ada yang sempurna."     

"Aku tahu itu." sekali lagi Fye menghela napas berat. "Kurasa, aku akan kembali ke Inggris."     

Sebenarnya Fye terlanjur suka tinggal di Amerika ini. Tapi mendapatkan peringatan dari salah satu Vectis, dia tidak bisa tidak menurutinya. Salah satu mereka harus pergi dari Amerika karena tubuh fisik raja kuning yang baru tinggal di Amerika sini.     

Sedangkan Axel, pria itu tidak mungkin pergi dari Amerika karena cinta sejatinya tinggal di sini. Karena itu satu-satunya cara adalah Fye yang harus pergi dari Amerika.     

"Sepertinya raja kuning memang ada di Amerika ini. Aneh sekali, aku sama sekali tidak bisa menemukan jejaknya. Maaf, aku tidak bisa membantumu lagi."     

Axel menggeleng kepalanya. "Kau sudah banyak membantuku. Terima kasih. Mengenai Inggris, kenapa kau tidak pergi ke Asia saja? Aku akan meminta salah satu asistenku untuk menemanimu disana. Dengan begini kau bisa menghindari Interpol Inggris dan hidup nyaman di Asia. Bagaimana menurutmu?"     

"Aku akan menerimanya. Terima kasih banyak."     

Tanpa membuang waktu lagi Axel memanggil butlernya untuk menghubungi asisten pribadinya di Korea. Setelah itu dia membiarkan asistennya di Korea mengurusi semua yang diperlukan Fye selama wanita itu tinggal di sana.     

Sebenarnya Axel merasa tidak enak hati harus mengusir Fye seperti ini. Namun apa yang dipikirkan Fye sama juga yang dipikirkannya. Mereka telah mendapatkan peringatan satu kali dari Vectis. Jika mereka menundanya bahkan melanggarnya, tidak hanya Fye yang tercatat sebagai penguasa alam yang bersalah, maka nama Axelardpun akan tercatat dalam daftar hukuman para Vectis.     

Karena itu keduanya tidak berani menundanya barang sedetikpun.     

Setelah semuanya beres, Axel kembali ke Daphinia Fashion untuk menjemput Chleo. Untungnya dia datang tepat waktu dan Chleo sudah berjalan keluar dari lift bersama Evie dan Dexter.     

Sayangnya, satu hal yang dia lupakan. Tangannya yang terbalut seolah mendapat luka yang parah sangat terlihat jelas.     

"Axe! Ada apa dengan tanganmu?!" pekik Chleo histeris begitu menyadari tangan kanannya yang dibalut hingga ke ujung jarinya.     

Hhhh… penjelasan seperti apa yang harus dikatakannya pada Chleo?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.