Makhluk Penghukum
Makhluk Penghukum
Karena dia datang terlalu cepat, dia memutuskan untuk menunggu keduanya di kantin kantor.
Yang tidak dimengerti Evie, mengapa pria bernama Axelard ini juga harus ada di gedung ini? Sepengetahuannya Axel tidak bekerja di perusahaan kekasihnya.
"Evie, kau datang terlalu cepat. Aku baru selesai jam 5 nanti."
"Aku tahu, aku akan menunggumu di kantin. Lagipula aku mendapatkan akses khusus dari Dex."
"Baiklah. Tunggu sebentar ya."
"Chleo, apakah kau tahu kalau teman Dex ada disini?"
"Yang mana?"
"Axelard. Pria yang seperti Snow White. Masa kau lupa?"
"Hahahaha… aku ingat kok." Mana mungkin Chleo bisa lupa. Apalagi kini pemuda itu telah menjadi kekasihnya. "Dia juga sudah datang ya?"
"Ha? Juga? Kau juga mengundangnya?"
"Ehem.. aku kembali bekerja dulu ya. Sampai ketemu nanti."
"Eh, tapi Chleo…" panggilannya sudah terputus membuat Evie cemberut karena tidak mendapatkan jawaban.
Karena dia tidak terlalu dekat dengan pria itu, Evie memutuskan untuk duduk di bangku yang agak berjauhan dengan Axel. Dia bertanya-tanya untuk apa Chleo mengundang Axelard yang tidak ada hubungannya dengan mereka?
Lagipula sejak kapan Chleo berteman dengan Axel?
Sementara itu Axelard sendiri yang merasakan dirinya tengah diawasi hanya berpura-pura tidak tahu. Dia juga tidak begitu kenal Evie yang merupakan sepupu terdekat Chleo. Lagipula Chleo masih belum memberitahukan hal sebenarnya pada Evie, karenanya Axel menghargai keputusan Chleo dan membiarkan gadis itu sendiri yang memberitahu Evie mengenai hubungan mereka.
Sambil menikmati kopinya Axel merasakan sesuatu yang janggal sore ini. Dia mencoba mencari tahu apa yang janggal melalui mata Falcon yang masih terbang di atas tapi tidak menemukan apa-apa.
Axel mengetuk jari telunjuknya ke atas meja beberapa kali lalu melihat ke jam tangannya. Jam menunjukkan pukul empat lebih sepuluh. Masih ada waktu sebelum Chleo selesai dari pekerjaannya.
Dia memutuskan untuk pergi mencari tahu perasaan menjanggal ini. Dia masuk ke sebuah pintu tangga darurat dan ketika pintu tertutup kembali Axel telah pindah ke tempat lain mengikuti atmosfir aneh yang sempat dirasakannya beberapa saat lalu.
DIa tidak tahu dimana dia sekarang, tapi yang pasti disini bukan di Seattle, tapi tempat ini masih ada di Amerika.
Hanya saja pemandangan disekitarnya sangat aneh. Tidak ada manusia terlihat sama sekali, juga tidak ada burung atau binatang lainnya. Anehnya, langit juga telah gelap seolah saat ini sudah tengah malam yang sangat tidak mungkin.
"Jangan mendekat!! Aaaaaaaaaahh!!"
Axel langsung bersikap waspada mendengar suara teriakan itu. Bukankah itu suara Fye? Apa yang terjadi?
Axel segera berlari menuju ke sumber suara dan apa yang dilihatnya sangat mengejutkan.
-
Beberapa menit lalu Fye sedang terus-menerus mencari keberadaan raja kuning. Dia ingat raja kuning mengatakan padanya bahwa dia berencana akan berpindah pada anak kecil di Amerika. Karena itulah Fye mengira raja kuning yang baru tinggal di Amerika.
Tapi hingga sampai detik ini dia tidak bisa menemukan petunjuk satupun mengenai keberadaan raja kuning.
Terakhir kali dia bertemu dengan raja kuning sekitara sepuluh tahun yang lalu. Jika dihitung dari terakhir pertemuannya, maka kemungkinan besar saat ini tubuh fisik raja kuning berusia sekitar lima belas tahun atau kebawah.
Namun sudah hampir dua bulan dia mencari anak remaja sekitar berusia lima belas tahun kebawah, tidak ada satupun yang sesuai dengan deskripsi yang dimiliki raja kuning.
Ah, sebaiknya dia beristirahat dulu dan bersantai-santai. Itulah yang diputuskannya ketika dia menemui jalan buntu.
Fye melihat-lihat market kecil yang terdiri dari kios-kios tenda yang menjual berbagai macam barang. Ajaibnya, begitu dia memasuki perbatasan kios tersebut, langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Orang-orang yang tadinya berlalu lalang melewatinya kini tidak ada satupun yang terlihat.
Fye menelan ludah dengan sangat gugup. Ini yang kedua kalinya terjadi padanya.
Waktu itu dia tidak sengaja mendorong seorang anak kecil ke jalan raya besar dan menyebabkan anak itu mati ditabrak bis. Dia juga sama sekali tidak menyangka anak itu merupakan salah satu anak yang 'terberkati'.
Sudah menjadi peraturan yang umum bagi semua penguasa alam yang lahir ke dunia ini. Mereka boleh membunuh orang jahat yang mengganggu keluarga mereka asal jangan berlebihan. Tapi mereka tidak boleh melukai ataupun menyakiti anak yang 'terberkati'.
Para penguasa alam tidak akan pernah tahu siapa saja anak yang 'terberkati' ini karena itulah mereka tidak boleh sembarangan melukai manusia. Itu sebabnya para raja warna harus berhati-hati dalam menggunakan kekuatannya yang bisa melukai manusia.
Tapi Fye melakukannya. Dia tidak sengaja melakukannya dan dia sama sekali tidak menyangka anak yang mati itu merupakan anak yang 'terberkati'.
'Makhluk' mistis itu… mengerjarnya… bukan. Tapi membuat manusia memburunya selama bertahun-tahun. Makhluk itu pula yang membuat alam mengunci dunia astralnya agar dia tidak bisa bersembunyi disana selama dikejar manusia.
Hingga pada akhirnya manusia tidak bisa menangkapnya, 'makhluk' itu memunculkan diri dihadapannya. Dia nyaris saja mati terkena serangan listrik 'makhluk' itu jika alam tidak berbelas kasih menolongnya tepat waktu. Alam langsung melarikannya ke Amerika dimana akhirnya dia disuruh alam untuk menyelamatkan dan memberi kesempatan kedua pada raja biru.
Karena dia sudah memutar waktu kembali, karena kini dia kembali ke masa lalu, anak yang seharusnya mati karena kesalahannya seharusnya masih hidup. Seharusnya sang 'makhluk' penghukum penguasa alam tidak lagi mengejarnya.
Lalu kenapa… 'makhluk' penghukum itu masih memburunya? Hingga ke Amerika ini? Apakah ini sebabnya dia merasa ketakutan saat dia akan berangkat kemari? Karena 'mahkluk' itu ada di Amerika?
Fye berjalan mundur secara perlahan ketika mendengar sebuah langkah kaki di depannya. Ada kabut kelabu menjadi latar belakang sosok yang sedang berjalan menghampirinya. Dan benar saja seperti yang ditakutkannya. Sosok itu memiliki sepasang mata warna merah dan biru. Tidak salah lagi… sosok itu adalah makhluk penghukum raja warna yang melanggar peraturan alam!
"A… anak itu masih hidup. Aku sudah memutar waktunya kembali." dengan suara bergetar Fye mencoba mencari alasan untuk lepas dari hukuman 'makhluk' ini.
Sebelah tangan makhluk tersebut memancarkan listrik yang berjalan lalu terpusat pada telapak tangan itu.
Begitu makhluk tersebut muncul dari antara kabut kelabu, Fye baru bisa melihat penampilan makhluk mistis tersebut dengan jelas. Wajah yang sangat feminim dan cantik dengan warna mata merah dan biru yang sangat kontras.
Rambutnya sangat panjang dari atas bewarna keunguan hingga kebawah bewarna kuning keemasan. Ujung telinganya sangat lancip menunjukkan dia bukan manusia disaat bersamaan dia juga bukan binatang karena memiliki wujud manusia.
Fye semakin takut saat makhluk itu terus berjalan mendekatinya, dia bahkan tidak sadar ada halangan dibelakangnya membuatnya terjatuh.
Sebelah tangan yang dipenuhi aliran listrik milik makhluk tersebut terangkat hendak menyentuh tubuhnya.
"Jangan mendekat!! Aaaaaaaaaahh!!"