My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Taman Bermain Fye



Taman Bermain Fye

2Selama dua minggu ini Chleo sangat menikmati kebersamaannya bersama Axel. Dia merasa senang Axel juga sama senangnya ketika bersamanya. Tadinya dia berpikir Axel memiliki perasaan khusus yang sama dengannya. Lagipula rasanya tidak masuk akal jika seorang pria rela pergi mendatangi keramaian demi menemani seseorang yang tidak disukainya.     

Karena itulah Chleo merasa yakin bahwa pria ini juga menyukainya. Hanya saja pria itu tidak pernah bersikap terang-terangan seperti ini. Apalagi menggandengnya dengan intim dimana tiap sudut kulit jemarinya saling bersentuhan dengan jemari pria itu.     

Chleo merasa senang sekaligus takut. Bagaimana kalau pria itu adalah seorang playboy? Bagaimana kalau ternyata Axel hanya mempermainkannya saja? Bagaimana kalau ternyata Axel hanya memberinya harapan palsu?     

Kekecewaannya semakin menjadi ketika Axel melepaskan genggamannya.     

Yah, karena memang mereka telah tiba dan Axel harus turun dari mobil sehingga melepaskan genggamannya.     

Chleo tahu itu, dia sangat tahu kenapa Axel harus melepaskan tautan tangannya, tapi Chleo tidak bisa mengenyahkan rasa kehilangan ini. Dia bahkan tidak sempat melihat kesekelilingnya karena terus menundukkan wajahnya dalam kesedihan.     

Dia baru mengangkat wajahnya ketika pintu disebelahnya terbuka lebar dan melihat Axel tampak terkejut melihatnya.     

"Ada apa? Kenapa kau terlihat sedih?"     

Chleo langsung mengubah ekspresinya dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.     

"Tidak. Aku tidak sedih." Chleo hendak turun dari mobil, tapi Axel tiba-tiba menghalanginya sehingga dia tidak menemukan celah untuk mendaratkan kakinya ke tanah.     

Chleo menatap Axel dengan bingung. Apa lagi yang diinginkan pria ini?     

"Apakah mungkin kau sedih karena aku melepas tanganmu?"     

Yup, Axel langsung tahu jawabannya begitu melihat sepasang mata Chleo yang membelalak lebar. Axel tertawa kecil karena ekspresi Chleo bagaikan buku terbuka. Semua orang akan langsung tahu apa saja yang sedang dirasakan gadis itu.     

"Ti… tidak... Aku sama sekali…" kalimat Chleo terhenti ketika Axel kembali menggandeng tangannya kembali dan menariknya turun dari mobil dengan lembut.     

Lagi-lagi Chleo menundukkan kepalanya saking malunya dengan jantung yang kembali berdebar-debar dengan begitu gembiranya.     

"Untuk pertanyaanmu tadi, kita akan membicarakannya setelah kau menyelesaikan gambar design yang menghilang. Untuk saat ini sebaiknya kau fokus saja dulu dengan pekerjaanmu. Bagaimana?"     

Chleo menganggukkan kepalanya malu-malu. Ah, rupanya Axel tidak ingin membuat fokusnya teralihkan. Itu sebabnya pria itu tidak segera menjawabnya. Kalau memang begitu kenapa pria ini menggandengnya selama perjalanan kemari? Semenjak Axel meminta izin untuk memegang tangannya, fokusnya sudah sangat teralihkan! Dia sudah tidak terlalu memikirkan design yang menghilang tersebut.     

Pada akhirnya Chleo menurutinya dan membiarkan pria itu menuntunnya berjalan masuk ke dalam sebuah… mansion??     

Chleo melirik ke arah Axel dengan tatapan penuh bertanya. Dia ingat saat dia bertanya apa pekerjaan pria itu, Axel menjawabnya dia hanyalah pegawai jasa fotographer biasa. Kini dia mengambil cuti dan sedang berlibur di Amerika.     

Jadi dia mengira Axel tinggal menginap di hotel atau di apertemen Dexter. Atau setidaknya rumah biasa yang dimiliki orang-orang biasa dan bukannya mansion besar dan megah yang hanya bisa dimiliki kalangan super ke atas.     

"Kau tinggal disini?" Chleo tidak sanggup lagi menahan penasarannya.     

"Benar. Aku tinggal disini. Ada apa?"     

"Ah, tidak. Aku hanya tidak menyangkanya saja. Apakah keluargamu tinggal disini?" Mungkin, mansion ini bukan milik Axel. Mungkin tempat ini milik keluarganya yang lebih mampu daripada Axel. Pikir Chleo.     

"Aku tidak punya keluarga. Ayah dan ibuku sudah meninggal lama sekali."     

"Ah, aku turut menyesal mendengarnya. Kau pasti sedih sekali."     

"Itu sudah lama sekali."     

"Kalau begitu kau tinggal disini bersama adikmu?"     

"Adik?"     

Untuk sesaat Axel melupakan kenyataan bahwa Chleo telah bertemu dengan Fye… sebagai adiknya.     

"Ah, dia… Nanti aku akan menceritakannya."     

Tepat setelah Axel selesai mengucapkan kalimat terakhirnya, seorang pria tua dengan memakai seragam seperti butler menghampiri mereka.     

"Master X, ruang tamu yang anda inginkan telah siap dipakai."     

"Hm. Terima kasih. Ayo, ikut aku." Sekali lagi Axel menuntun Chleo berjalan lebih masuk lagi dan naik ke lantai dua.     

Sementara Chleo sendiri terlalu kalut dengan semua yang terjadi saat ini. Selama ini dia mengira Axel hanyalah pria biasa. Chleo sudah menerima kenyataan ini dan menyukai pria itu apa adanya. Dia bahkan sudah bersiap diri untuk membela pria ini jika seandainya ayahnya serta pamannya akan menentangnya untuk menjalin hubungan khusus dengan pria ini.     

Tapi apa ini? Axel tinggal disebuah mansion yang harganya sanggup membeli beberapa hotel berbintang. Tidak hanya itu, pria itu juga memiliki seorang butler? Chleo juga sempat melihat beberapa pelayan yang berlalu-lalang mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.     

Siapa sebenarnya Axelard ini? Tidak memiliki nama keluarga, tapi memiliki tempat tinggal semewah ini dan juga sanggup membiayai begitu banyaknya pelayan?     

Kalau ternyata latar belakang Axelard termasuk salah satu kalangan super yang sederajat dengan keluarganya, untuk apa dia khawatir selama ini? Chleo akan merasa lebih mudah membujuk keluarganya jika ternyata tingkatan sosial Axel memang sederajat dengan keluarganya.     

Klik.     

Suara pintu terbuka menggugah lamunan Chleo. Axel membawanya masuk lalu membuka pintu balkon agar mereka bisa melihat pemandangan di luar. Chleo terlalu terpesona hingga kehabisan kata-kata. Dia melihat padang rerumputan hijau dan juga berbagai macam warna bunga disana. Tidak hanya itu, dia melihat bunga camelia merah jambu! Bagaimana bisa? Sekarang kan bukan musim bunga camellia?     

Chleo juga melihat begitu banyak kupu-kupu serta burung kecil bermain-main di sana. Bukankah biasanya kupu-kupu baru muncul di musim semi? Kenapa di musim dingin ini juga terlihat begitu banyak kupu-kupu?     

Melihat Chleo yang tiada hentinya berdecak kagum dan terus-terusan tersenyum bahagia membuat Axel tersenyum lega. Untung saja dia tidak melarang Fye menciptakan taman bermainnya di belakang mansion. Sehingga dia bisa menunjukkan tempat ini seolah mereka berada di musim semi. Suhu di tempat itu juga tidak terlalu dingin bila dibandingkan di area lainnya. Karena itulah Axel tidak perlu takut Chleo akan kedinginan meskipun pintu balkon dibuka lebar.     

Fye adalah raja violet yang mewakili musim semi di dunia ini. Itu sebabnya menciptakan mini dunia astralnya ke tempat ini adalah hal mudah baginya. Fye masih belum bisa kembali ke dunia astralnya yang entah kenapa pintu gerbangnya masih dikunci oleh alam semesta ini. Itu sebabnya dia menciptakan taman bermain miliknya agar dia bisa beristirahat disana tiap kali dia merindukan tempat dunia astralnya.     

Siapa yang menyangka, begitu Fye pergi, Axel bisa meminjam tempat ini untuk menyenangkan hati gadisnya.     

Ehem… Maksudnya adalah gadis itu. Chleo masih belum menjadi miliknya. Tapi apakah boleh dia berpikir seperti itu? Lagipula setelah ini dia akan membahas hubungan mereka begitu gadis itu menyelesaikan gambar designnya.     

Sementara itu Chleo yang sangat senang melihat bunga camellia favoritnya menjadi semakin bersemangat untuk mengerjakan gambar-gambarnya.     

"Baiklah. Aku semakin bersemangat sekarang." seru Chleo dengan antusias membuat Axel tertawa geli.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.