My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Ingatan Yang Tajam



Ingatan Yang Tajam

1Chleo berjalan keluar dari lift dengan langkah lesu. Dia tidak pernah merasa letih seperti ini sebelumnya. Dia tidak melakukan aktivitas berat, dia juga tidak melakukan apa-apa, tapi rasanya tubuhnya mengalami keletihan yang luar biasa.     

Baginya hari ini adalah hari termendung yang pernah terjadi dalam kehidupannya.     

Chleo masih berjalan dan saat matanya menangkap sosok pemuda yang tengah tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya, untuk pertama kalinya semenjak dia memasuki ruangan kantor atasannya, dia mengulas senyum.     

"Hei, ada apa denganmu? Kau tampak tidak bersemangat." tanya Axel dengan penuh perhatian.     

"Yah, terjadi masalah dalam pekerjaan."     

"Kau baik-baik saja?"     

Chleo terdiam sejenak. "Apa aku boleh mengatakan yang sebenarnya?"     

"Tentu saja."     

"Aku tidak baik-baik saja. Aku marah, kecewa, frustrasi, sedih. Aku sama sekali tidak baik-baik saja." Lanjutnya dengan suara pelan sambil menundukkan kepalanya.     

Ini pertama kalinya dia mengeluh dan juga mencurahkan keluhannya pada Axel. Dia takut pemuda itu malah menjadi tidak suka padanya dan menjauhinya. Karena itulah Chleo mengucapkannya dengan suara yang sangat pelan dan tidak berani menatap lurus ke arah mata biru pemuda itu.     

Tuk! Tepukan lembut pada puncak kepalanya membuat Chleo tergugah dari ketakutannya.     

"Itu perasaan yang wajar. Kau tidak perlu sungkan padaku."     

Chleo tersenyum mendengarnya. Hatinya menjadi semakin membaik mendengar nada yang sangat lembut dan elusan di puncak kepalanya.     

"Mau makan es krim?"     

Senyuman Chleo mengembang mendengar tawaran itu. "Apa kau memperlakukanku seperti anak kecil?"     

"Jadi kau tidak mau?"     

"Tentu saja aku mau."     

Axel tertawa kecil melihat suasana hati Chleo mulai membaik.     

Setelah memesan es krim pesanan mereka, Chleo menceritakan apa yang terjadi tadi pagi ketika dia datang ke kantor perusahaannya. Dia datang seperti biasa dan bersikap seperti biasa.     

Tiba-tiba Mrs. Montgomery keluar memanggilnya dengan nada yang tidak bersahabat. Lalu menyalahkannya, menghinanya dan sebagainya sebelum menuduhnya telah menghilangkan total 20 design yang telah disetujui oleh direktur.     

Chleo tidak menyalahkan siapa-siapa, dia hanya kesal pada dirinya karena begitu ceroboh membiarkan seseorang mengambil design tersebut dengan begitu mudahnya. Padahal dalam hal ini Chleo tidak sepenuhnya bersalah karena kunci laci meja kerja Xavier sudah dikembalikan ke ruangan kantor Mrs. Montgomery. Secara otomatis, kunci tersebut merupakan tanggung jawab beliau.     

Walaupun begitu, Chleo masih tetap menyalahkan dirinya. Biar bagaimanapun dia tetap ikut andil dalam hilangnya design tersebut. Seharusnya dia menyerahkan langsung kunci tersebut pada Mrs. Montgomery alih-alih malah hanya menaruhnya di atas meja kerja beliau. Sungguh ceroboh sekali!     

"Apakah kau memang seceroboh ini?" tanya Axel dengan lembut membuat Chleo merasa malu. Ah, barusan saja secara tidak langsung dia memberitahu pria itu kelemahan buruknya.     

"Aku memang seceroboh ini." ucap Chleo dengan jujur. "Tapi aku memiliki daya ingatan yang sangat tajam. Aku sangat yakin sekali sudah menyimpannya dan menguncinya dengan rapat. Ah, aku sedang membela diri. Maaf, lupakan saja." Sekali lagi Chleo menundukkan kepalanya.     

Melihat gadis yang dipenuhi perasaan bersalah dan kalut memikirkan masalah pekerjaannya membuat Axel menjadi tidak tega. Yang bisa dilakukannya hanyalah mengelus puncak kepala gadis itu seakan memberitahunya bahwa semuanya akan berakhir dengan baik. Axel ragu dia bisa memberi ketenangan pada gadis itu atau tidak, tapi setidaknya untuk saat ini dia bisa melihat sinar mata gadis itu tidak semendung ketika berjalan keluar dari gedung kantornya.     

"Chleo, apa kau pernah melihat 20 design tersebut? Modelnya, warnanya dan lain sebagainya?"     

"Hm. Aku masih ingat. Semuanya sangat mengagumkan, aku tidak bisa melupakannya. Ada apa?"     

"Jika kau memang memiliki ingatan yang tajam, kenapa kau tidak mencoba menggambarnya ulang? Sesuai apa yang kau ingat."     

Chleo membelalak lebar mendengar usulan ini. Hal seperti ini tidak pernah terpikirkan olehnya. Lagipula, apakah boleh dia menggambar ulang design karya orang lain?     

"Aku… aku tidak tahu apakah itu diperbolehkan atau tidak. Lagipula, bagaimana kalau mereka mengetahui kalau gambar yang mereka lihat adalah berbeda."     

"Kau tidak percaya diri?"     

"Ah, bukannya begitu. Hanya saja…"     

"Semuanya akan baik-baik saja. Gambar saja yang kau ingat. Kau juga boleh berimprovisasi jika menurutmu lebih baik."     

"Improvisasi? Bagaimana kalau direktur tidak akan menyukainya? Lagipula gambar design yang menghilang itu sudah di setujui oleh direktur. Aku tidak yakin…"     

"Chleo. Lakukan saja. Percayalah padaku."     

Untuk sesaat Chleo merasa terhipnotis oleh sepasang mata biru safir pemuda itu. Dia melihat sinar matanya yang begitu cemerlang seolah tidak ada keraguan didalamnya. Chleo mendapati dirinya diliputi sebuah kepercayaan diri yang baru. Dia merasa pemuda didepannya memberikan dukungan, rasa penuh percaya diri dan juga kemenangan tak terelakkan.     

Ini belum pernah pernah terjadi padanya sebelumnya.     

Ah… rasanya Chleo semakin cinta pada pemuda satu ini. Seandainya Axel juga memiliki perasaan yang sama dengannya.     

[author: tenang saja, begitu ingatan Axel kembali, rasa cintanya padamu akan semakin kuat kok. :face_savoring_food::face_savoring_food::face_savoring_food:]]     

"Baiklah. Aku akan melakukannya."     

Chleo langsung mengeluarkan buku sketsa yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi. Lalu peralatan tulis dan pensil warna. Untung saja dia telah membeli pensil warna dengan merek yang sama yang disediakan kantor. Dengan begitu dia bisa menggunakan warna yang sama sesuai design yang dihilangkannya.     

Setelah membuka satu lembar kosong, Chleo memejamkan mata untuk mengingat kembali model design pertama yang diingatnya. Setelah beberapa saat mengingat tiap detail design tersebut, Chleo mulai fokus menggambar.     

Tidak ada lagi senyuman ceria pada wajahnya. Sinar matanya dipenuhi dengan konsentrasi kuat dan tekad yang besar. Sesekali kelopak matanya yang feminim akan terpejam untuk mengingat kembali detailnya. Ekspresinya saat ini sangat terlihat serius dan hanya fokus pada buku sketsanya.     

Axel memandangi wajah didepannya dengan khidmat sambil tersenyum sendiri. Dia meletakkan sebelah sikunya diatas meja sementara dagunya ada diatas kepalan tangannya.     

Chleo yang serius tampak luar biasa cantik dimatanya. Dia sungguh tidak merasa bosan melihat wajah gadis itu.     

"Tuan, ini es krim pesanan anda. Selamat menikmati." Seorang pelayan membawakan es krim pesanan mereka ke meja mereka.     

"Ah, biarkan disini." Sahut Axel dengan ramah saat pelayan tersebut hendak meletakkan es krim pesanan Chleo di hadapan gadis tersebut.     

Axel tidak ingin konsentrasi Chleo terganggu, karena itu dia meletakkan es krim pesanan Chleo didekatnya sendiri. Dia ingin memberikan ruang gerak untuk gadis tersebut.     

Tampaknya meja ini terlalu kecil untuk Chleo. Terkadang Axel harus mengambil pensil warna yang terjatuh ke lantai karena Chleo hanya meletakkannya sembarangan tanpa peduli pensil tersebut akan menggelinding dan terjatuh. Lain kali dia akan membawa Chleo ke tempat yang memiliki meja besar. Pikir Axel.     

Sudah hampir setengah jam Chleo mengerjakan designnya dan baru selesai dua design dengan pewarnaan yang sama. Axel sempat melihat gambarnya dan sangat terkagum akan bakat gadis muda itu.     

Ada satu hal yang tidak diberitahukannya pada Chleo. Axel pernah melihat 20 design tersebut dan juga mengingat semua detail yang terdapat pada design-design tersebut. Dia bahkan yang memberikan persetujuan terhadap design tersebut.     

Karena dia, Axelard adalah direktur utama sekaligus komisaris perusahaan Daphinia Fashions, tempat dimana Chleo bekerja saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.