Gelangnya Ditemukan
Gelangnya Ditemukan
Tiap kali ada lomba menari entah secara individu atau grup, Chleo selalu mendapatkan juara pertama. Semua orang mengira Chleo akan menekuni bakatnya sebagai penari dan mengambil penjurusan seni tari. Semua orang sudah tahu semenjak kecil Chleo sering menari dimanapun dia berada. Ternyata perkiraan semua orang salah.
Selain menari, Chleo juga memiliki bakat turunan dari sang ayah. Sama seperti Vincent yang sanggup membuat lukisan real life, Chleo juga sama. Dia sanggup melukis adiknya yang sibuk bermain di arena permainan bahkan saat itu Chleo masih berusia dua belas tahun.
Tiap kali Chleo seorang diri atau sedang merasa bosan, dia pasti akan mengambil buku sketsanya dan memulai menggambar. Bahkan gelang camelianyapun merupakan design hasil gambarnya sendiri.
Gelang tersebut merupakan design pertamanya, hasil jerih payahnya membuat sebuah design perhiasan. Tapi kini gelang itu menghilang begitu saja. Padahal dia sudah sangat berhati-hati dan menjaganya.
Disaat dia menemui jalan buntu, ibunya menghiburnya dan memberinya secercah harapan. Mungkin gelangnya memang terjatuh di kantor ayahnya. Mungkin ada orang yang baik hati menemukannya dan akan mencari pemiliknya.
Dia sungguh berharap ada orang baik hati seperti itu alih-alih menjual gelang emasnya yang bisa mendapat nilai cukup besar. Biar bagaimanapun ada 2 buah berlian istimewa yang menjadi hiasan mengapit bandulan camelia miliknya.
Tapi lagi-lagi, dia harus kembali merasa putus asa ketika tidak ada satupun dari orang yang bekerja di lantai sepuluh tahu mengenai gelangnya. Dia yakin dia tidak sengaja bertabrakan orang di lantai sepuluh. Mungkin saat itulah gelangnya lepas. Dia sungguh berharap bisa menemukan petunjuk apapun untuk menemukan gelangnya yang hilang.
Lalu, tiba-tiba saja ada yang memanggilnya.
"Nona, apa ini yang kau cari?"
Tanpa memandang wajah pemilik suara tersebut, matanya langsung mencari benda yang ditunjukkan orang itu. Design gelang itu, bandulan gelang yang berbentuk bunga camelia... itu adalah gelangnya!
Chleo langsung segera mengucapkan terimakasih pada orang itu, namun suaranya tidak keluar ketika melihat jelas wajah orang tersebut. Astaga! Orang ini adalah orang yang dikiranya adalah raja biru kemarin.
Mengingat dirinya yang tidak tahu malu telah menggenggam tangan seorang pria membuatnya luar biasa malu. Chleo sama sekali tidak tahu harus bersikap seperti apa. Dia sungguh ingin segera mengambil gelang itu dan langsung melarikan diri. Tapi jika dia melakukannya, bukankah agak tidak sopan?
Jangan membalas orang yang sudah berbaik padamu dengan sikap tidak sopan. Itulah didikan dari kedua orangtuanya semenjak dia masih kecil dulu. Pada akhirnya Chleo tetap mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan santai menutupi semua rasa malu serta kegugupannya.
"Benar. Ini adalah milikku. Terima kasih sudah menemukannya." Chleo hendak mengambil gelangnya dari pemuda itu, namun orang tersebut menarik tangannya seolah tidak berniat memberikan gelangnya. Hal ini membuat Chleo kebingungan dan menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.
"Sepertinya gelang ini sangat berarti bagimu. Karena aku sudah menyimpannya untukmu, apakah aku akan mendapatkan imbalan?"
"Ha?"
Apakah ada orang yang tidak tahu malu meminta imbalan hanya karena menemukan barang hilang? Yah, mungkin ada. Tapi Chleo tidak pernah bertemu dengan orang seperti itu. Itu karena, Chleo sendiri yang langsung menawarkan imbalan ketika orang menemukan barangnya yang hilang.
Ugh! Betapa bodohnya dia. Bagaimana dia bisa lupa untuk memberi imbalan pada orang yang telah menemukan gelangnya? Apalagi gelangnya yang sangat berharga.
"Ah, maaf. Imbalan apa yang kau inginkan? Asalkan aku bisa melakukannya, aku akan mengabulkannya."
Chleo tercengang ketika melihat senyuman lebar menghiasi pemuda itu. Pemuda ini sangat tampan. Yah, dia memang sering bertemu dengan pemuda tampan, apalagi teman-teman sekolahnya. Hanya saja pemuda yang satu ini... entah kenapa bisa menimbulkan kesan yang sangat berbeda bila dibandingkan teman-teman sekolahnya.
"Kebetulan sekali, sebentar lagi jam kerjaku selesai. Maukah kau menungguku di lobi? Setelah itu kita bisa makan malam bersama."
"Makan malam?" Chleo semakin dibuat bingung olehnya.
"Benar. Imbalannya, aku ingin kau menraktirku makan enak malam ini." sahut pemuda itu lalu tersenyum jahil sebelum meninggalkan Chleo yang masih berdiri terpaku pada tempatnya.
Apakah orang ini barusan merayunya dan mengajaknya kencan??
Chleo menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin. Pasti karena orang tadi tidak punya uang, jadi memintanya ditraktir.
Tapi.. dia kan hanya anak SMA biasa, bagaimana bisa punya uang untuk menraktir makan? Yah, anak-anak SMA di New York pada umumnya sudah mulai bekerja sebagai part timer. Ada yang bekerja di restoran, ada yang bekerja sebagai guru pribadi atau penjaga kios makanan.
Jadi tidak heran, kalau anak remaja seusia Chleo pasti memiliki uang simpanan sendiri. Hanya saja... Chleo tidak diizinkan bekerja apapun. Kalaupun dia ingin bekerja untuk mencari pengalaman, Vincent hanya mengizinkannya bekerja di anak cabang perusahaan Flex group atau Alvianc group. Karena itulah dia tidak memiliki uang.
Ah, tentu saja dia punya uang... uang jajan dari ayah ibunya. Sayangnya... dia sudah menghabiskan jatah uang jajannya untuk bermain di arcade permainan bersama teman-temannya.
Sepertinya dia harus minta bantuan saudara sepupunya. Chleo mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Kak Abi! Ini aku. Bisakah pinjami aku beberapa uang?"
"Dasar kau ini. Apakah kau menraktir teman-temanmu lagi di arcade permainan?"
"Hehehe. Kak Abi yang mengerti diriku."
"Hhh.. Baiklah. Sekarang kau ada dimana?"
"Aku ada di lobi."
"Ha? Cepat sekali? Kau khusus datang kemari hanya untuk pinjam uang? Kenapa tidak langsung ke paman Pinpin saja?"
"Hahahaha. Papa pasti akan menginterogasiku. Ayolah, kak Abi yang baik dan cantik. Hm?"
Terdengar desahan berat di ujung sana. Chleo bisa membayangkan sepupu tertuanya pasti sedang menggeleng-geleng pasrah menghadapinya.
"Baiklah. Aku akan ke lobi sekarang."
Senyuman Chleo semakin lebar mendengarnya. Untung saja Abigail bekerja di perusahaan ayahnya, jadi dia bisa meminta bantuan sepupunya ini.
Setelah Abigail memberikan sejumlah uang tunai pada Chleo dan berbasa-basi sebentar, Abi langsung naik ke lantai kantornya untuk melanjutkan pekerjaannya. Sementara Chleo menunggu dengan sabar di lobi sambil bermain game di hapenya. Tidak lama kemudian orang yang ditunggupun muncul menyapanya.
Chleo segera bangkit berdiri dan mulai memperkenalkan diri.
"Karena sebentar lagi kita akan makan bersama, rasanya tidak enak kalau tidak saling berkenalan. Namaku Chleora. Kau?" kali ini Chleora sudah bisa bersikap biasa dan tidak terlalu malu meski dia masih mengingat kejadian memalukan kemarin sore.
Pemuda itu tertawa kecil sama sekali tidak mengira Chleo adalah gadis yang mudah bergaul.
"Namaku Alexis. Alexis Peskhov."
Keduanya saling berjabat tangan dan semenjak itu mereka menjadi teman dekat. Chleo merasa nyaman dan sangat suka berteman dengan Alexis yang ternyata empat tahun diatasnya. Hanya saja Chleo sama sekali tidak tahu Alexis telah menganggapnya lebih dari sekedar teman.
Meskipun begitu Alexis tidak bergerak karena mengetahui identitas Chleo yang tidak biasa. Chleo adalah putri sulung Vincentius Regnz.
Sedangkan Alexis sendiri adalah penerus perusahaan Peskhov di Russia. Yah, saat ini Alexis tidak memegang usaha keluarganya karena dia sendiri masih tahap belajar.
Jika dia mengungkapkan perasaannya pada Chleo dengan kondisinya sekarang, dia merasa tidak layak. Karena itu, Alexis menunggu hingga suatu hari nanti saat dia berhasil mencapai posisi tertinggi di perusahaan Peskhov, barulah dia mendekati Chleo secara jantan.
Untuk saat ini Alexis menjadi teman yang baik bagi Chleo sambil berusaha memenangkan hati gadis itu.
Tanpa terasa 2 tahun telah berjalan namun Chleo masih menganggapnya sebagai sahabat biasa.
Hanya saja kali ini, Alexis memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. Sudah saatnya dia kembali ke Rusia untuk mengklaim apa yang seharusnya menjadi miliknya.
Sebelum dia kembali ke Rusia, Alexis memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Chleo.
~~~~~♡♡♡~~~~~
Halo para pembaca yang kusayangi, terima kasih banyak atas dukungan kalian untuk Elementalist: Time Controllers. Karya saya yang awalnya hanya di urutan 30 an (untuk ranking karya baru ya), sekarang naik masuk di top 20.
Nah, saya mau adain challenge nih niru salah satu idol (sesama writer) saya :face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth:
Kalau sampai hari Minggu karya saya Elementalist: Time Controllers masuk 10 besar (rank global untuk karya baru) hari Senin saya akan mass release 5 bab untuk You are my colour (biar Chleo lebih cepat ketemu ma pangeran esnya)
Sudah ga sabar lagi kan melihat Chleo ketemu ma pangeran esnya?
Gimana? Bisa ga ya masuk top 10? Barusan saya lihat rank saya ada di urutan 14 nih. Seharusnya masih bisa :grinning_squinting_face::grinning_squinting_face::grinning_squinting_face:
Karena saya lagi bersemangat jadi hari ini up 2 bab. Yey! :grinning_squinting_face::grinning_squinting_face::grinning_squinting_face:
Saya pamit dulu mau siap2 mengetik buat bsk, Sabtu, Minggu + 5 bab untuk hri Senin (klo berhasil masuk top 10 Elementalistnya)
Phew... ngetik 8 bab :grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat:
Gpp, saya lagi bersemangat soalnya. Inspirasi jalan terus, injak gas terus pantang injak rem!
Eits, bukan untuk pengendara mobil atau motor lo ya :face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth:
Enjoy your day :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss: