Ceroboh
Ceroboh
Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan yang sangat khas dari kamar Chleo membuat Diego yang masih bermimpi indah langsung terbangun. Dia segera keluar dan menghampiri kamar sebelahnya.
"Ada apa? Kenapa lagi? Kali ini apa yang hilang?"
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Chleora yang akan berteriak tiap kali menyadari dia kehilangan sesuatu.
Pertama kalinya dia berteriak, semua penghuni rumah akan menjadi panik mengira terjadi sesuatu buruk pada putri sulung pendiri Flex group. Tapi kini mereka semua sudah terbiasa dan tidak lagi panik meskipun teriakan Chleora begitu menggelegar.
"Gelangku. Aku tidak bisa menemukan gelangku."
Diego mendesah berat mendengarnya. Tadinya dia pikir benda penting yang menghilang, ternyata hanya gelang biasa.
Chleo seringkali menghilangkan benda karena kecerobohannya yang tingkat dewa. Kunci rumah, tugas sekolah, buku catatan pinjaman dan hal lainnya sering dihilangkannya. Kakaknya ini super duper ceroboh, tapi anehnya.. justru kecerobohannya ini yang malah memikat semua pemuda.
Rambut hitam legam dengan highlight coklat terang di beberapa sisi, bulu mata lentik serta hidung mancung yang alami, rahang tirus yang membingkai wajahnya yang imut membuat siapapun akan langsung ingin berteman dengan seorang Chleora Regnz. Entah itu disaat sedang bermanja, ataupun panik seperti ini, Chleora Regnz tampak terlihat sangat cantik dan menggemaskan.
Alasan kenapa kecerobohan Chleo akan memikat orang, itu karena... kedua pipi Chleo akan memerah, kedua alisnya akan saling bertautan seperti orang yang khawatir, sepasang matanya yang ceria akan berubah menjadi sendu... ekspresinya ketika panik dan khawatir sungguh sangat membuat hati para pemuda ingin memeluknya dan menghiburnya.
Ini sebabnya kenapa Vincent sangat mengkhawatirkan putrinya. Jika dia lengah, Chleo mungkin akan dibawa pria aneh yang memanfaatkan kepolosan Chleo. Maka tidak heran Vincent sempat tega mengakali Diego untuk menjauhkan semua pemuda yang mendekati Chleo.
Yah, meskipun Diego sudah tahu ayahnya hanya mengakalinya dengan kebohongan 'alien', Diego tidak marah. Toh, dia juga tidak ingin kakaknya didekati para pemuda yang hanya ingin bermain-main saja.
"Diego, bantu aku cari gelangku. Aku akan mencari di klosetku, tolong kau cari di meja riasku."
Bagaimana mungkin Diego bisa menolak permintaan kakaknya begitu melihat ekspresi memelas dan putus asa pada wajah kakaknya itu.
Tepat sekali. Chleora Regnz memiliki senjata ampuh membuat semua orang mengabulkan permintaannya.
Ekspresi memelasnya.
Ckckckck. Bahkan keluarganya sendiri tidak sanggup keluar dari tatapan memelas sang Chleora Regnz, apalagi orang luar.
"Baiklah." Desah Diego akhirnya. "Gelang apa yang kau hilangkan?"
"Gelang emas putih dengan bandulan bunga camelia."
"Ha? Kakak selalu berhati-hati soal gelang itu, bagaimana kakak bisa menghilangkannya?"
"Mana aku tahu? Aku yakin aku masih memakainya kemarin." Jawab Chleo dengan suara yang nyaris seperti orang sedang menangis.
"Baiklah, baiklah, jangan menangis."
Diego hanya geleng-geleng pasrah sambil mencari gelang favorit kakaknya. Gelang itu sengaja dipesan khusus sesuai design yang diinginkan Chleo saat dia berusia tiga belas tahun.
Kenapa disebut gelang favorit? Karena gelang itu memiliki aksesoris bunga camelia sebagai bandulannya. Kenapa kakaknya sangat menyukai bunga camellia? Itu karena bunga tersebut selalu muncul tiap kali Chleo berulang tahun.
Soal kenapa bunga tersebut selalu tumbuh di hari ulang tahun Chleo meskipun bukan musimnya, masih sebuah misteri. Diego curiga, kakaknya sangat tahu jawaban akan misteri ini.
"Kakak, apakah kakak ingat kemana saja kemarin? Mungkin terjatuh di jalanan atau..." Ups. Diego langsung menghentikan kalimatnya ketika melihat tatapan sendu seperti hancur harapan ketika mendengar ucapannya.
Tentu saja harapan Chleo hancur kalau ternyata gelangnya terjatuh di jalanan. Ada kemungkinan mereka tidak akan bisa menemukan gelang tersebut lagi.
"Bukankah kakak masih menyimpan designnya? Bagaimana kalau kita memesannya lagi?"
Mulut Chleo semakin manyun ke depan mendengarnya. Matanya mulai berkaca-kaca lalu duduk lemas disisi ranjangnya.
"Diego jahat!"
HA??? Bagaimana dia bisa menjadi orang jahat sekarang?
Hhhh... beginilah nasib seorang Diego Regnz ketika suasana hati kakaknya sangat buruk. Terlahir sebagai nona ketiga di tengah keturunan Paxton, Chleo bertumbuh dengan sangat dimanjakan semua orang. Bahkan Diego merasa orang-orang disekitarnya lebih menyayangi Chleo dibandingkan dirinya.
Walau begitu Diego tidak pernah iri ataupun membenci kakaknya. Sebaliknya, dia sangat menyayangi Chleo sama besarnya seperti Chleo menyayanginya. Bahkan mungkin... kasih Diego saat ini sudah lebih besar daripada Chleo yang menyayanginya?
"Selamat pagi," sapa Cathy masuk ke dalam kamar putrinya. "Apakah barangnya sudah ketemu?" tentu saja, Cathy sudah tahu kebiasaan unik putrinya tiap pagi kalau sudah berteriak histeris membangunkan semua penghuni rumah.
"Belum." Yang menjawab adalah Diego karena Chleo masih duduk lemas di lantai kamarnya.
"Memangnya apa yang hilang?"
"Gelang camelianya yang hilang."
"Ooo.." Cathy tampak terkejut namun menyembunyikannya.
Mungkin Chleo memang terkenal akan kecerobohannya karena sering menghilangkan barang, tapi khusus untuk gelang yang satu ini, hampir-hampir tidak pernah hilang ataupun terlepas dari tangan putrinya.
Cathy tahu, Chleo sangat suka akan gelang emas putihnya dan sangat berhati-hati dalam menjaga gelangnya. Kini gelang tersebut malah menghilang, tentu saja akan membuat Chleo sangat sedih. "Turunlah kebawah dulu. Sarapan sudah siap." ucap Cathy pada Diego.
Setelah Diego keluar menuruti ibunya, Cathy berjalan menghampiri putrinya lalu duduk disebelahnya.
"Sayang, mungkin kau lupa menyimpannya di suatu tempat. Makanlah dulu, setelah itu coba kau ingat-ingat lagi dimana kau menyimpannya. Hm?"
"Tapi aku tidak pernah melepasnya." jawab Chleo dengan lemas.
Cathy merangkul pundak putrinya untuk menghiburnya. "Papamu bilang kemarin kau datang ke kantornya? Mungkin, gelangmu jatuh disana. Apa kau ingin kembali untuk mengeceknya? Siapa tahu ada pegawai cleaning service yang menemukan gelangmu?"
"Benarkah?" Chleo memandang ibunya dengan tatapan penuh berharap.
"Siapa yang tahu? Ayo, kita sarapan dulu, setelah itu pergi ke sekolah seperti biasa lalu baru ke kantor papa. Bagaimana?"
Chleo mendesah berat lalu bangkit berdiri mengikuti langkah ibunya.
Setelah sarapan bersama, Chleo berangkat bersama Diego dengan supir pribadi mereka menuju ke sekolah mereka masing-masing. Barulah sorenya setelah pulang sekolah, Chleo menuju ke kantor ayahnya.
Hanya saja kali ini dia tidak bertanya pada pihak resepsionis dan langsung masuk ke lift dengan sikap seperti seorang pegawai yang sudah bekerja di sana.
Chleo ingat dia menabrak seseorang yang dikiranya adalah raja biru dilantai sepuluh. Mungkin dia bisa menemukan petunjuk disana. Setelah keluar dari lift dia berjalan menuju ruang perkantoran yang dipenuhi dengan meja kerja dengan batasan terbuat dari kaca di tiap-tiap meja. Chleo menghampiri salah satunya dan bertanya pada orang tersebut mengenai perhiasan yang jatuh.
"Maaf, aku tidak melihat perhiasan apapun disini."
Chleo tidak menyerah dan bertanya pada orang sebelahnya, lalu sebelahnya dan sebelahnya. Sayangnya, dia tidak menemukan jawaban apapun yang diinginkan.
Chleo merasa kecewa dan sangat sedih. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyerah dan merelakan gelang itu.
"Apa ini yang kau cari?"
Chleo segera berbalik ke arah pemilik suara tersebut. Dia melihat gelang emas putih dengan bunga camellia diatas telapak tangan orang itu. Gelang miliknya! Chleo memekik senang melihat gelangnya, lalu menatap orang itu untuk berterima kasih.
Tapi tenggorakannya tercekat begitu melihat wajah orang itu. Orang itu adalah orang yang dikiranya adalah raja biru!
Seketika wajahnya merona masih merasa malu akan perilakunya yang terlalu berani saat itu.
Huhuhu... kenapa harus orang ini yang menemukan gelangnya?