My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Chleo Dan Katie



Chleo Dan Katie

1Ketika Chleo pulang dari Jerman saat masih berusia enam tahun, suasana hati keluarganya tidak secerah seperti saat sebelum berangkat ke Jerman. Aneh sekali. Biasanya mereka akan pulang dengan suasana hati yang gembira bahkan lebih gembira daripada sebelum berangkat. Lalu kenapa kedua orangtuanya pulang dengan perasaan yang berat.     

Terlebih lagi ketika Chleo melihat ibunda tersayangnya menangis didalam kamarnya selama beberapa hari setelah kepulangan mereka. Chleo kecil tidak mengerti apa-apa, dia juga tidak tahu apa arti kepergian seseorang untuk selamanya.     

Yang penting, kedua paman favoritnya telah kembali dan mereka akan merayakan ulang tahunnya bersama-sama. Chleo sangat menantikannya. Kedua pamannya tidak datang di acara ulang tahunnya yang keenam, Karena itu dia sangat menantikan ulang tahunnya yang ketujuh dan yang berikutnya.     

Pada hari ulang tahunnya, kedua pamannya memang datang. Bibi Meisya, Bibi Tanya dan tunangannya serta keluarga lainnya juga datang. Tapi ada yang aneh dengan sikap Paman Kinsey. Entah kenapa, pamannya yang satu ini menjadi jarang bicara dan lebih suka menyendiri.     

Yah, Chleo sangat tahu betul kalau Paman Kinsey sangat suka menyendiri. Tapi kalau ada acara keluarga besar seperti ini terlebih lagi terhadap orang-orang yang disayanginya, Kinsey tidak akan menyendiri seperti ini. Apalagi memasang ekspresi kesedihan yang mendalam.     

Chleo ingin semua orang disekitarnya tertawa bersamanya. Dia tidak ingin siapapun merasa sedih atau memasang ekspresi muram seperti itu.     

Hari itu ketika semua orang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, Chleo menyambut semuanya dengan senang, namun dia tetap merasa ada sesuatu yang hilang.     

Ketika semua orang sibuk saling berbicara dan berusaha menghibur pamannya yang bersedih, Chleo menyelinap keluar. Tentu saja dia tidak akan jauh-jauh dari tempat perayaan pesta ulang tahunnya. Dia hanya ingin mencari bukti.. bukti apakah Pangeran esnya datang menepati janjinya atau tidak.     

Seperti yang diduganya, dia tidak bisa melihat sosok orang itu. Dia tidak bisa menemukan bukti apapun bahwa pangeran es datang ke acara ulang tahunnya.     

Namun ketika dia melihat bunga camellia bewarna merah jambu di rerumputan sana, senyuman Chleo mengemban. Ah, ternyata orang itu datang.     

Chleo tidak lagi merasa sedih dan memandangi bunga itu dengan hati gembira. Tahun berikutnya, dia merasa jauh lebih gembira lagi. Karena kini Paman Kinseynya kembali sedia kala ditemani dengan calon istrinya. Semua orang sangat berbahagia membuat Chleo juga turut merasakan bahagia.     

Tentu saja hal yang paling dinantikan dari hari ulang tahunnya kini berubah. Bukan lagi karena hadiah, kue tart ulang tahun atau acara ramai dimana seluruh keluarga berkumpul. Dia lebih menantikan bunga camellia yang hanya bisa dinikmatinya di hari ulang tahunnya.     

"Aneh sekali, kenapa selalu ada bunga camelia tiap kali Chleo berulang tahun?" pernah suatu hari ayahnya bertanya-tanya ketika Chleo berulang tahun ke tiga belas tahun. "Rumput ini bahkan bukanlah jenis yang menghasilkan bunga camellia. Lagipula kenapa kita selalu melihat bunga ini di tanggal kelahiran Chleo?"     

"Hm. Anehnya, bunga itu juga tumbuh dimanapun Chleo berada." sambung Cathy juga tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.     

Kedua orangtuanya memandangi Chleo dengan pandangan bertanya seolah mereka merasa yakin kalau Chleo mengetahui jawabannya.     

Chleo merapatkan bibirnya sama sekali tidak mau berbicara. Dia bersikap tidak tahu apa-apa dan merayakan ulang tahunnya dengan cara biasa. Tentu saja, satu-satunya orang yang bisa diajaknya bicara hanyalah istri dari Paman Kinsey.     

Hanya Bibi Katie yang bisa diajak untuk menyimpan sebuah rahasia. Karena hanya wanita itu yang pernah melihat pangeran esnya. Lagipula wanita itu dulu pernah menjadi raja merah.     

"Jadi.. apakah mungkin dari raja biru?" tebak Katie berbisik ke telinganya sambil menggendong Melodie yang masih berusia dua tahun.     

Chleo menjawabnya dengan menganggukkan kepala sekali. "Aku ingat bibi pernah memperingatkanku untuk melupakannya. Sebaiknya aku tidak terlalu berharap dia akan menemuiku lagi. Tapi... aku sama sekali tidak bisa melupakannya. Apalagi, dia selalu datang memberikanku bunga ini di hari ulang tahunku. Aku sama sekali tidak bisa melupakannya."     

Katie tersenyum khas keibuannya mendengar curhatan dari keponakan suaminya. "Waktu itu aku salah. Kau tidak harus melupakannya. Tapi, memang ada baiknya kau tidak berharap terlalu tinggi. Dia bukan manusia biasa, dia adalah raja biru. Seperti aku yang dulu pernah menjadi raja merah, lalu mati demi menyelamatkan pamanmu yang kemudian dihidupkan kembali dengan keajaiban... ada kemungkinan raja biru tidak hidup seperti saat bertemu denganmu." Katie mengelus lembut puncak kepala Chleo dengan penuh kasih sayang.     

"Kau adalah anak yang dipenuhi berkah Chleo. Semua orang menginginkan kau bahagia. Aku harap kau tidak terjebak oleh jeratan pesona raja biru. Kau layak mendapatkan yang lebih baik."     

Katie merasa saat seorang manusia jatuh cinta pada raja warna, dia akan mengalami kehidupan asmara yang dipenuhi dengan rintangan. Itu semua terbukti dari pengalaman ibu kandungnya, dia sendiri juga mengalaminya. Katie dan Kinsey tidak memiliki jalan yang mulus diawal hubungan mereka. Salah paham, penyesalan, kepahitan akan masa lalu serta keras kepala membuat hubungan mereka nyaris retak.     

Kalau bukan karena perasaan mereka akan satu sama lain sangat kuat, mungkin mereka sudah akan berpisah sejak lama.     

Karena itulah dia tidak ingin Chleo mengalaminya. Dia tidak ingin Chleo mengalami penderitaan asmara karena telah jatuh cinta pada seorang raja warna. Apalagi.. jarak usia mereka terlampau jauh. Vincent dan Cathy tidak akan merestui mereka dan akan menentangnya.     

Katie masih belum tahu bahwa penampilan fisik raja biru tidak akan menua sebelum memiliki keturunan. Karena itu dia mengira raja biru yang saat ini mungkin berusia sekitar 30-40an tidak layak mendapatkan Chleo.     

Mungkin Katie akan membiarkannya jika seandainya raja biru generasi baru jatuh cinta pada Chleo. Yah, itu tidak mungkin karena sudah pasti raja biru sekarang jauh lebih muda daripada Chleo.     

"Apa maksud bibi?" gugah Chleo membuyarkan lamunan Katie.     

"Aku harap kau bisa bertemu dengan seseorang yang tulus mencintaimu dan rela melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Hanya itu yang kuinginkan untukmu." Tidak peduli apakah orang itu adalah raja warna atau bukan.     

Katie memutuskan untuk membiarkan Chleo menentukan pilihannya. Toh, anak itu masih muda. Belum tentu akan bertemu dengan raja biru kembali. Chleo berhak memilih siapa yang akan berada disisinya.     

"Bibi Katie, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan."     

"Kau masih sangat kecil." Jawab Katie sambil memencet hidung Chleo dengan jenaka. "Nanti saat dewasa, kau akan mengerti."     

Saat dewasa nanti?     

Kata orang usia 18 tahun sudah dibilang dewasa. Tapi hingga saat ini, hingga dia berusia 18 tahun, Chleo masih belum bisa memahami apa yang dibicarakan bibinya.     

Lalu sebuah pertemuan tak terduga terjadi ketika dia berusia 18 tahun. Dia bertemu dengan orang yang dimaksudkan bibinya. Orang yang mungkin akan mencintainya dengan tulus. Orang yang mungkin bisa melakukan apapun untuk kebahagiaan Chleora Regnz.     

Orang yang mungkin akan diterima keluarga besar Chleo sebagai pelindungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.