Vasili Tiada
Vasili Tiada
Sungguh sebuah perubahan yang sangat hebat! Kini Vasili tidak tahu lagi kejadian apa yang akan datang ke depannya. Bisa jadi, kejadian yang dia ingat tidak akan terjadi di zaman ini. Malah mungkin kejadian yang akan terjadi akan sangat berbeda dengan apa yang diingatnya.
Vasili berusaha mencari jejak energi raja merah, namun.. nihil. Dia tidak merasakan energi kekuatan raja merah. Bahkan dia mencoba menghubungi raja violet namun juga gagal. Dia juga berusaha menerobos masuk ke dunia astral raja kuning, juga gagal.
Apakah mungkin, energinya masih belum pulih sempurna?
Memang dia merasa dirinya sudah tidak sekuat dulu. Dia merasa mudah pusing ketika menggunakan kekuatannya secara berlebihan. Dia juga tidak bisa melakukan teleportasi semudah biasanya.
Entah kenapa dia merasa, sebentar lagi dia tidak akan bisa menggunakan kemampuan teleportnya sesering dulu. Dia memanggil Falcon untuk bertanya apa yang sedang terjadi yang ternyata juga sia-sia. Semenjak Vasili memulihkan diri di tempat astralnya, Falcon juga mengikutinya dan tinggal di dunia astralnya.
Pada akhirnya, Vasili sama sekali tidak tahu apapun yang telah terjadi selama dia tidak sadarkan diri untuk memulihkan diri. Vasili menyuruh Falcon untuk ke Ukraina melihat keadaan Alexsei dan Alexis disana. Sementara dirinya masih berkeliaran di sekitar Jerman untuk mencari petunjuk mengenai raja warna lainnya.
Melalui mata Falcon yang kini berada di Ukraina, dia melihat sesuatu yang tidak menyenangkan.
Entah kenapa Alexis menemui ayahnya secara diam-diam. Karena kondisi mental Alexsei sudah tidak bagus, pria itu malah memarahinya dan menampar putranya.
Vasili menghela napas berat, lalu kembali mengerahkan seluruh tenaganya untuk melakukan teleport. Kali ini dia tiba didalam kamarnya sendiri di kediaman Peskhov di Ukraina.
Vasili segera berlari menuju ke bagian sayap timur tempat dimana Alexsei ditahan. Disana dia melihat Alexsei hendak memukul Alexis kecil sekali lagi membuat Vasili langsung bertindak. Dengan gesit, Vasili berhasil menahan tangan Alexsei yang sudah teracungkan keatas untuk memukul anak kandungnya sendiri.
Vasili mendorong Alexsei menjauh dari Alexis dengan kasar. Kemudian dia berjongkok untuk melihat keadaan Alexis yang terduduk di lantai dengan isakan sedih.
"Alexis, kau baik-baik saja?"
Hati Vasili terasa pedih melihat tatapan berlinang air mata pada anak muda itu. Alexis bukanlah anak yang cengeng. Dia sangat cerdas dan penuh pengertian. Malahan terkadang, anak itu bisa berpikir lebih dewasa dibandingkan anak-anak seusianya. Tapi sekarang... anak ini tampak diliputi kesedihan, kekecewaan menjadi satu.
Ah, dia lupa dia memang belum memberitahukan kondisi mental Alexsei pada Alexis. Anak ini belum tahu kalau ayahnya sekarang sudah tidak waras lagi.
Vasili mengusap lembut kepalanya sembari memberikan senyuman hangat.
"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. Kembalilah ke kamarmu."
Alexis menggigit bibirnya, lalu menuruti Vasili dan mengikuti kepala pelayan menuju ke kamarnya sendiri.
Vasili mendesah lega setidaknya anak itu tidak terluka yang mengancam nyawa. Hanya luka memar bekas tamparan pada sudut bibirnya. Dia yakin anak itu akan baik-baik saja.
Begitu Alexis menghilang dari koridor kamar yang menahan Alexsei, terdengar suara tawa gila memenuhi koridor. Senyuman Vasili lenyap digantikan ekspresi muram.
Vasili berbalik menghadap Alexsei yang masih tertawa seperti orang gila.
"Sampai kapan kau ingin hidup seperti ini? Ayah dan ibu pasti akan sangat kecewa melihatmu sekarang."
"Kau pikir aku akan percaya? Hanya kau yang didengarkan oleh ayah ibu. Mereka hanya menuruti keinginanmu saja seolah kau ini adalah majikan mereka. Aku membenci mereka! Kenapa mereka lebih memilih mendengarkan orang asing daripada aku?! Akulah yang memiliki ikatan darah dengan mereka! Kenapa? KENAPA?! Sekarang aku tahu penyebabnya. Kau.. kau adalah raja biru!"
Vasili tidak terkejut mendengarnya. Lagipula dia sudah tahu kalau Alexsei mengetahui rahasia identitasnya.
"Seharusnya aku sudah menduganya. Kau sama sekali tidak menua. Kau juga memiliki suhu tubuh tidak normal. Matamu terkadang bersinar cemerlang. Hahahaha.. Ternyata selama ini aku tinggal serumah dengan raja biru."
"Kau sudah tidak waras. Sebaiknya tenangkan pikiranmu." Vasili memutuskan tidak menanggapinya serius. Lagipula semua orang sudah tahu Alexsei telah menjadi gila, karena itu ucapannya pasti tidak akan dianggap serius.
Vasili memutuskan berbalik meninggalkan Alexsei. Dia sudah terlalu lelah mengurusi masalah yang terjadi selama beberapa bulan ini. Dia ingin beristirahat memulihkan energinya terlebih dahulu. Barulah setelahnya dia akan mengurus Alexsei.
"TUAN VASILI!!"
Namun ketika dia berbalik demi mengikuti suara peringatan dari salah satu pelayan setianya, sebuah potongan kaca keramik yang panjang seperti belati telah menusuk menembus dada bagian kirinya.
Vasili tidak percaya kenekatan pria tua ini, apalagi melihat Alexsei tertawa menyeringai seperti orang gila. Detik berikutnya, ekspresi pria itu menjadi pucat disusul dengan kesakitan sebelum akhirnya Alexsei rebah tak bernyawa.
Vasili memegangi dadanya yang tertusuk benda tajam itu sementara kakinya sudah menjadi lemas dan lututnya terjatuh di atas lantai.
Dasar bodoh. Menyerangnya langsung tanpa persiapan hanya akan mengundang kematian. Siapapun yang menyerang raja biru secara langsung akan terkena energi dingin miliknya sebagai bentuk pertahanan. Itulah yang terjadi pada Alexsei.
"TUAN! TUAN VASILI! Cepat panggilkan ambulans!" Teriak pelayannya pada rekan kerjanya.
"Panggil Rothbert kemari!" perintah Vasili sebelum dirinya kehilangan kesadaran.
Rothbert adalah asisten pribadinya yang melayani ayah kandungnya, raja biru sebelumnya. Rothbert beserta leluhurnya telah melayani disisi raja biru dengan setia secara turun menurun. Karena itulah Vasili menyuruh pelayan mansion Peskhov memanggil Rothbert yang tinggal di Inggris. Hanya pria itu yang tahu identitasnya dan juga... apa yang harus dilakukannya dalam menangani proses pemakaman serta hal lainnya.
Sebagai seorang raja warna, tentunya dia bisa menyembuhkan berbagai macam luka. Masing-masing raja warna juga memiliki kelemahannya sendiri. Sayangnya kelemahan raja biru, dia tidak bisa menyembuhkan luka dirinya sendiri. Dia tidak bisa membekukan pendarahannya sendiri. Lukanya tetap akan ada dan akan sembuh seiringnya berjalan waktu seperti manusia normal.
Dia juga bisa mati seperti manusia normal lainnya. Hanya saja, 'kematian' raja biru sangat berbeda dengan manusia. Dihadapan manusia Vasili memang mati, karena jantungnya telah ditikam dan berhenti berdetak. Dia juga tidak lagi bernapas. Tapi yang sebenarnya, Vasili dalam keadaan fase 'koma'.
Dia akan tertidur hingga seluruh kondisi tubuhnya pulih kembali seperti sedia kala. Bisa menghabiskan beberapa hari, bisa juga menghabiskan puluhan tahun, baru dia akan terbangun.
Saat dia terbangun, seluruh kekuatannya akan kembali pulih seperti sedia kala. Dia bisa tahan berdiri dibawah sinar matahari selama berjam-jam, dia juga bisa melakukan teleport sesuka hatinya.
Mengingat jantungnya yang ditikam, Vasili tahu dia akan tertidur dalam jangka waktu yang sangat lama. Dia sungguh berharap dia bisa bangun tepat waktu. Dengan begitu dia bisa menemui gadis itu ketika Chleo sudah mengingat semuanya.