Waktunya Pulang
Waktunya Pulang
Chleo segera bangkit berdiri keluar dari kamar mengikuti aroma wangi itu. Rupanya Pangeran esnya sedang membuat pancake kesukaannya. Dengan antusias Chleo duduk di kursi menunggu pria itu selesai menyiapkan sarapan untuk dinikmati bersama.
Vasili tertawa kecil menyadari Chleo tengah memandangi pancake buatannya dengan tatapan berbinar-binar. Darimana dia mengetahui makanan kesukaan anak itu? Tentu saja dari laporan pelayannya yang ditetapkan untuk menyiapkan kebutuhan Chleo setiap harinya. Makanan kesukaan, acara teater favorit serta aktivitas apa saja yang disukai gadis itu sudah sangat diingatnya.
Rupanya, kesukaan gadis itu terhadap pancake sudah ada semenjak kecil. Apakah kesukaan hal-hal lainnya juga sama?
Vasili menghidangkan pancake yang sudah disirami sirup maple dengan cantik dihadapan Chleo. Dia juga memberi semangkuk salad buah pada Chleo beserta segelas susu disebelahnya.
"Selamat makan."
Chleo memekik senang melihat pancake kesukaannya. Dia bergerak untuk berdiri di atas kursi membuat Vasili hampir terkena serangan jantung.
Vasili langsung mendekati Chleo takut anak itu akan jatuh. Yah, sebenarnya Chleo tidak akan jatuh dengan mudah. Hal ini sudah biasa dilakukannya sehingga dia sangat ahli menjaga keseimbangan. Tentu saja Vasili tidak mengetahuinya. Dia tidak pernah melihat seperti apa Chleo semasa kecilnya.
"Apa yang kau lakukan? Jangan..."
Cup.
Kalimatnya terpotong saat merasakan sensasi dingin dan geli pada pipinya.
"Terima kasih atas makanannya." sahut Chleo dengan senyuman lebar menyilaukan mata.
Berbeda dengan Chleo yang tampak ceria dan kembali duduk menikmati pancakenya, Vasili mematung di tempatnya.
Tangannya terangkat menyentuh ke pipi yang baru saja dikecup Chleo.
Astaga!! Chleo memberinya KECUPAN!
Dia mendapat kecupan dari Chleo!!
Apakah ini mimpi?
Vasili masih terperangah ketika melihat bibir mungil anak itu bercelemotan dengan sirup. Seketika dia tidak bisa bernapas.
Dia memutuskan menjauhi anak itu sebelum dia melakukan kesalahan yang akan disesalinya.
Chleo, kenapa sewaktu kecil kau begitu menggemaskan, sih? Kenapa bukan dirimu yang dewasa bersikap seperti ini? Kalau begini terus bagaimana aku bisa tahan???
Semuanya akan terasa lebih mudah kalau anak itu bersikap sinis atau dingin terhadapnya. Dia pasti mudah mengontrol keinginan terbesarnya terhadap anak itu.
Dia pasti tidak akan menahan diri jika seandainya yang dihadapannya saat ini adalah Chleo versi dewasa.
Ah, dia tidak sabar bertemu kembali dengan Chleo yang sudah dewasa. Dia pasti tidak akan menahan diri untuk meluapkan kerinduannya pada gadis itu.
Ugh! Dia harus mengenyahkan pikiran ini. Itu semua hanya angan-angannya belaka saja. Tidak mungkin terjadi begitu mudah. Dia masih harus berjuang keras untuk memenangkan hati gadis itu. Apalagi kalau sampai ingatan gadis itu kembali, dia harus berusaha extra.
Vasili mengintip kearah ruang makan lalu tersenyum senang anak itu menghabiskan pancake serta salad buatannya. Kini Chleo meneguk susu vanila hingga habis meninggalkan jejak putih seperti kumis diatas bibirnya.
"Chleo, mukamu lucu sekali." Vasili tidak bisa menahan tawa gelinya. Dia mengambil tisu untuk mengelap bekas susu di atas bibir anak itu.
Tadinya dia bisa bersikap biasa, dia masih bisa mengendalikan emosinya. Sayangnya lagi-lagi pengendalian dirinya diuji ketika Chleo membawa kedua tangannya menangkup wajah mungilnya.
"Ah, dingin sekali." Chleo mendesah nikmat ketika merasakan wajahnya seperti diselimuti salju yang dingin.
Apa yang harus dia lakukan? Apakah menjauhkan diri ataukah membiarkannya saja? Dia tahu kalau dia tetap berada posisi seperti ini, cepat atau lambat pertahanannya akan roboh. Disaat bersamaan dia tidak ingin melepaskan tangannya. Dia ingin menikmati momen kebersamaannya dengan anak itu.
Tanpa sadar, Vasili mengelus kedua pipi Chleo dengan penuh kasih sayang. Ah, seandainya dulu Chleo memberinya kesempatan, Vasili tidak perlu menahan diri seperti ini.
Chleo masih menikmati elusan dingin pada wajahnya sambil memejamkan matanya. Sedetik kemudian dia merasa ada sesuatu dingin dan enak di atas puncak kepalanya.
Karena dia sering dicium oleh kedua orangtuanya pada kepalanya, dia langsung tahu kalau pangeran esnya sedang mengecupnya. Dia tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang cantik.
Chleo sudah merasa sayang terhadap orang ini. Dia sangat menyukai pangeran esnya. Jadi mendapatkan kecupan ringan pada kepalanya sangat membuatnya senang. Itu berarti pangeran esnya juga menyayanginya.
"Ayo, aku akan mengantarmu pulang." ujar Vasili menunjukkan senyuman hangatnya.
Dia sangat menikmati kebersamaannya dengan Chleo yang bersikap manis terhadapnya. Dia bisa saja tidak mengembalikan anak itu dan terus bersamanya. Dia bisa saja meminta raja violet untuk memanipulasi ingatan anak itu.
Tapi.. dia benar-benar akan menjadi orang jahat jika dia melakukannya. Dia akan mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah dia lakukan dulu.
Dia tidak menginginkannya. Dia tidak boleh egois. Karena itu dia memutuskan untuk mengembalikan Chleo pada keluarganya. Lagipula Chleo kecil lebih membutuhkan kasih sayang keluarga daripada dirinya.
Chleo menyambut uluran tangan Vasili dengan penuh sukacita. Sedetik kemudian mereka berada di tempat yang sangat berbeda. Sebuah padang rerumputan yang lapang terhampar luas disekelilingnya.
Dimana mereka?
Vasili bisa melihat pandangan penuh tanya pada sinar mata anak itu. Sebenarnya, dia bisa saja membawa Chleo langsung masuk ke dalam vila. Tapi... dia ingin bersikap egois untuk terakhir kalinya. Dia masih ingin bersama Chleo lebih lama lagi.
Mereka berjalan santai sambil bergandengan tangan ke arah vila dimana keluarga Chleo menanti kepulangannya.
Mereka berbincang hal-hal remeh dan Chleo sering menoleh kearahnya. Entah kenapa mereka tidak pernah kehabisan bahan untuk dibicarakan. Terlebih lagi ketika Chleo membicarakan adiknya yang sering dijahilinya.
"Rasanya aku ingin sekali membawa Diego menunggang ikan paus seperti kemarin. Tapi dia pasti akan menangis ketakutan. Kata mama, Diego tidak seberani diriku."
Vasili ingat sosok Diego versi dewasa. Diego tidak seberani Chleo? Yang ada Diego malah sering melindungi Chleo dikala gadis itu dikerumuni orang-orang jahat. Diego bisa bertarung dan suka naik motor besar. Diego sama sekali bukan penakut ataupun pengecut.
"Percayalah padaku, adikmu nanti akan lebih besar dan gagah daripada sekarang. Dia tidak akan memiliki rasa takut saat besar nanti dan dia akan melakukan apapun untuk melindungi keluarganya."
"Darimana kau tahu? Hah?" Tiba-tiba Chleo mendekap mulutnya dengan tangannya yang bebas. "Apakah mungkin kau bisa melihat masa depan? Apakah kau bisa melihatku di masa depan? Aku akan menjadi seperti apa? Apakah aku akan menjadi cantik seperti mama?"
Vasili tertawa renyah mendengarnya. Imajinasi gadis yang dicintainya semasa kanak-kanak dulu sungguh luar biasa.
"Tidak, aku tidak bisa melihat masa depan." Karena aku berasal dari masa depan itu sendiri. Lanjut Vasili di benaknya. Dan kini akan ada banyak yang berubah, Vasili tidak lagi tahu seperti apa masa depan mereka nantinya. "Tapi aku tahu satu hal. Di luar sana, ada banyak para penjahat yang ingin menyerang keluargamu. Lagipula, orangtuamu sangat menonjol dan sudah dikenal banyak orang. Karena itu aku ingin kau berjanji satu hal."
"Apa itu?"
Vasili menghentikan langkahnya untuk berjongkok agar Chleo tidak merasakan sakit pada lehernya karena mendongak terus.
"Apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari pengawasan ayahmu. Selama kau berada di Amerika, kau akan baik-baik saja. Lagipula disana adalah wilayah kekuasaan ayahmu. Tapi jika di luar Amerika, jangan pernah keluar dari perlindungan ayahmu. Tidak akan ada yang tahu bahaya apa yang mengintai karena kau adalah kelemahan kedua orangtuamu."
"Apakah diluar sana ada banyak orang seperti penjahat kemarin?"
Vasili mengangguk tegas menjawab pertanyannya.
"Ada apa?" Vasili keheranan melihat ekspresi sedih pada wajah Chleo. Kenapa tiba-tiba anak itu menjadi sedih?
"Aku baru ingat dengan Bibi Meisya. Orang jahat itu memukulinya. Apakah dia akan baik-baik saja?"
Vasili tersenyum mendengarnya. "Tenang saja. Dia baik-baik saja. Sekarang dia berada didalam rumah. Sebentar lagi kau akan bertemu dengannya."
"Benarkah?" suara Chleo kembali terdengar ceria begitu mendengar bahwa istri salah satu paman favoritnya baik-baik saja.
"Benar."
"Kalau begitu aku akan berjanji jika kau juga berjanji padaku."
Hoo?? Kecil-kecil sudah pandai bernegosiasi rupanya. Dia tidak pernah tahu kalau Chleora Regnz memiliki sisi yang cerdik seperti ini.
"Baiklah. Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin kau datang di acara ulang tahunku yang keenam belas."
Vasili kehabisan kata-kata mendengar permintaan itu. Dia ingin datang, tentu saja dia ingin datang. Sayangnya, dia tidak mungkin bisa menginjakkan kaki ke Amerika karena syarat itu. Dia tidak boleh pergi ke Amerika selama sepuluh tahun. Tahun ini Chleo akan menginjak usia tuhuh tahun, itu berarti dia baru bisa ke Amerika disaat Chleo berusia 17 tahun. Dia tidak mungkin bisa menghadiri ulang tahunnya yang ke 16.
Ugh! Seandainya raja violet bisa menempatkannya sebelum tanggal 10 Oktober, mungkin dia bisa datang ke acara ulang tahun Chleo yang ke 16. Masalahnya dia datang sekitar awal November tahun kemarin. Karena itu dia hanya bisa datang sebulan setelah Chleo berulang tahun ke 16.
Sekarang, bagaimana dia harus menjawab permintaan anak itu?