My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pangeran Es



Pangeran Es

2Chleora sama sekali tidak memikirkan apakah dia bisa bernapas lama atau tidak didalam air. Matanya fokus pada apa yang dilihatnya. Disana dia bisa melihat karang laut dengan berbagai macam warna. Ada juga ikan-ikan kecil dengan warna-warna indah berenang diatas karang tersebut.     

Dia terlalu terpesona, terlalu takjub. Dia yakin sekali.. pemandangan serta pengalaman ini tidak akan pernah dilupakannya seumur hidupnya.     

Setelah menyelam agak lebih dalam namun masih terkena cahaya matahari, Vasili menarik tangan Chleora lepas dari tunggangannya. Chleo yang sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam menahan napas, mengikuti arahan Vasili dengan suka rela.     

Vasili membawanya ke sebuah karang yang berbentuk seperti gua. Didalamnya agak gelap sedikit tapi tidak membuat Chleo takut. Tidak lama kemudian, Chleo melihat cahaya yang menyala disekelilingnya secara bergantian. Cahaya itu juga memiliki warna yang berbeda-beda membuatnya semakin takjub.     

Astaga! Apakah ada tempat yang begitu indah seperti ini? Kenapa Chleo tidak pernah tahu sebelumnya?     

Apa yang membuat gua gelap ini dihiasi cahaya yang berkelap-kelip? Chleo sama sekali tidak tahu jawabannya. Diapun tidak bisa bicara karena mulutnya tertutup rapat untuk mencegah air masuk kedalam.     

Setelah puas menikmati cahaya indah didalam gua, Vasili membawanya keluar dan mengajaknya berenang melewati tanaman indah dibawahnya. Tanpa melepaskan pegangan tangannya, Chleo menikmati pemandang bawah laut dengan mata berbinar-binar. Dia juga melihat seekor kura-kura laut yang berenang disana. Betapa besarnya kura-kura tersebut. Ini pertama kalinya dia melihat kura-kura laut secara langsung! Ada juga ikan pari dan ikan besar lainnya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.     

Kemudian Vasili membawanya ke suatu tanaman seperti tentakel. Vasili memberi contoh dengan menyentuhkan tangannya ke tanaman tersebut membuat semua tentakel merapat seketika. Sedetik kemudian, tentakel tersebut membuka kembali secara perlahan. Chleo merasa terpesona dan meniru apa yang dilakukan Vasili.     

Chleo melakukannya beberapa kali dengan tatapan penuh berbinar-binar dan senyuman tanpa henti menghias di wajahnya.     

Belum berhenti sampai disitu, Vasili membawa Chleo menyelam agak lebih dalam untuk melihat sebuah sarang ikan. Disana mereka melihat puluhan bahkan mungkin ratusan telur bewarna oranye berkumpul di sebuah lubang. Chleo bisa melihat ada seekor ikan bewarna indah yang menjaga sarang telur tersebut.     

Seperti apa yang dikatakan Vasili sebelumnya, dia membawa Chleo berkeliling melihat keindahan bawah laut yang masih terkena sinar matahari. Sehingga Chleo masih bisa melihatnya dengan jelas.     

Setelah berkeliling melihat berbagai macam keindahan bawah laut, Vasili memanggil ikan paus sekali lagi. Lalu dia kembali mendudukkan Chleo didepannya diatas mamalia tersebut. Dengan cepat tapi tidak tergesa-gesa, ikan paus berenang keatas menuju ke permukaan.     

Chleo segera membuka mulutnya lebar-lebar untuk menghirup napas dalam-dalam. Anehnya, dia tidak terengah-engah. Napasnya masih teratur dan normal. Bagaimana bisa?     

Chleo memandang Vasili dengan tatapan bertanya.     

"Salah satu kemampuanku. Aku bisa membuatmu bernapas didalam air selama aku memegang tanganmu."     

Rupanya, tanpa sadar Chleo telah bernapas beberapa kali selama didalam air. Sedari awal, dia tidak perlu menahan napas!     

Chleo semakin terpesona dan memandang Vasili dengan penuh kekaguman. Saat itulah dia baru menyadari tangan Vasili masih menggenggam tangannya. Dia merasakan tangan pria itu sangat dingin dan nyaman untuk dipegang.     

Secara refleks Chleo membawa tangan pria itu ke pipinya untuk menikmati rasa dinginnya. Perbuatannya ini membuat Vasili terkejut setengah mati. Dia sama sekali tidak menyangka Chleo akan membawa tangannya ke wajah anak itu.     

"Dingin sekali, enaknya." Chleo mengeluskan pipinya ke tangan Vasili sambil memejamkan mata menikmati rasa dinginnya.     

Tatapan Vasili melembut mengingat kejadian dimana Chleo versi dewasa juga melakukan hal yang sama saat pertama kali mereka bertemu. Ah, rupanya ada kebiasaan anak itu yang tidak berubah semenjak kecil.     

Vasili masih ingin berlama-lama bersama anak itu ketika kepalanya mulai terasa pusing. Sepertinya dia sudah terlalu lama berada di bawah terik sinar matahari. Terlahir sebagai raja biru, dia memang tidak bisa bertahan lama jika berdiri dibawah panasnya matahari. Apalagi, semenjak dia terbangun pertama kali di masa lalu ini, dia merasa setengah dari kekuatannya menghilang.     

Vasili mendesah pasrah karena memang pada dasarnya setengah dari kekuatannya berkurang.. Raja violet sudah memberinya peringatan soal ini. Vasili juga tidak bisa berbuat apa-apa.     

Dengan tangan yang bebas, Vasili menjentikkan jemarinya dan dalam sekejap mereka berdua telah kembali ke tempat bersalju. Disaat bersamaan pakaian mereka yang tadinya basah langsung menjadi kering seketika.     

"Aw.. kita kembali?" rajuk Chleo menunjukkan rasa kekecewaannya. Dia masih ingin bermain di laut lebih lama. Dia yakin sekali dia tidak akan mengalaminya lagi setelah ini.     

"Maaf, tapi aku sudah tidak memiliki tenaga. Lain kali aku akan membawamu lagi."     

"Benarkah? Janji?"     

"Hm. Aku janji."     

Chleo tersenyum lebar lalu mengarahkan pandangannya kesekelilingnya. Dimana-mana dia menemui salju. Suhu udara juga agak dingin tapi tidak membuatnya menggigil. Setelah memperhatikan tempat ini dengan pikiran bebas, barulah Chleo bisa melihat betapa indahnya tempat ini.     

"Sebenarnya ini tempat apa?"     

"Tempat pribadiku." jawab Vasili singkat.     

"Tempatmu sangat indah sekali. Aku suka."     

Vasili tertawa kecil melihat antusias anak itu. Apalagi sedari tadi, Chleo tidak melepaskan tangannya dari genggaman tangannya yang sangat mungil.     

"Aku akan menyiapkan makan malam. Tunggulah disini." ucap Vasili lalu membiarkan Chleo membuat manusia salju di pelataran depan.     

Vasili memasak spageti sederhana dengan bumbu bolognaise. Lalu menyajikannya di sebuah piring keramik kesukaannya. Setelah hampir selesai memasak sebuah suara hembusan angin muncul di belakangnya. Tidak lama kemudian, dia merasakan aura penguasa alam lain disana.     

"Apakah itu untuk anak itu?"     

"..." Vasili menganggapnya tidak ada dan tetap fokus pada masakannya. Vasili juga tidak mengusirnya ketika penguasa alam tersebut berjalan mendekatinya. Tapi disaat orang tersebut hendak menaburkan sesuatu ke spageti milik Chleo, Vasili menahan tangannya. "Apa yang kau lakukan?"     

"Kau lupa syarat yang kuberikan padamu? Ramuan ini akan membuatnya ingat kembali. Dia akan ingat semuanya disaat dia berulang tahun yang ke 21. Dia harus mengingat apa saja yang seharusnya dialaminya bersamamu dan juga.. bersama kekasihnya. Tenang saja, ramuan ini aman. Alam sendiri yang memberikannya padaku."     

"..." Vasili melepaskan cengkeramannya pada tangan raja violet. Yang sebenarnya, dia tidak ingin Chleo mengingat apapun yang pernah dialaminya. Dia ingin Chleo menjalani kehidupannya dengan bahagia dan damai seperti ini.     

Dia juga takut... bagaimana kalau ingatan anak itu kembali dan anak itu lebih memilih Alexis daripada dirinya?     

Seandainya.. Alexis dan Chleo tidak pernah bertemu. Tapi dia tahu, tidak peduli seberapa sering dia berusaha mencegah pertemuan mereka, alam akan mempertemukan keduanya.     

"Akhirnya, misiku yang terakhir sudah selesai. Setelah ini aku akan beristirahat di tempat astralku. Memutar waktu hingga 20 tahun sungguh menguras sebagian besar energiku. Semoga berhasil dengan rencanamu." Lalu wanita itu pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat terakhirnya. Vasili hanya menggelengkan kepalanya menanggapi sikap yang seenak hatinya wanita itu.     

"Tuan, apakah makanannya sudah jadi?"     

"Sudah." Vasili mengatur piring di atas meja makan. "Jangan memanggilku Tuan. Rasanya tidak nyaman." lebih tepatnya dia merasa anak itu menganggapnya seperti orang asing.     

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Paman?"     

"Aku bukan pamanmu, jadi jangan panggil aku paman." jawabnya kembali lalu mengambil gelas untuk diminumnya. Dia sendiri juga sedang menimbang-nimbang apakah sebaiknya dia memberitahu namanya?     

Belum sempat dia menemukan jawaban, Chleo mengatakan sesuatu yang tak terduga.     

"Kalau begitu aku akan memanggilmu Pangeran Es!"     

Uhuk..uhuk.. Vasili tersedak minumnya mendengar nama panggilan yang disematkan untuknya.     

Pangeran es??     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.