My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Bertemu Chleo Kecil



Bertemu Chleo Kecil

1Setelah dirasanya orang-orang ini tidak berniat bertindak lagi, tangisan Chleo barulah mereda. Kini hanya isakan kecil yang tersisa.     

Tidak lama kemudian mereka berhenti di suatu tempat yang sangat asing. Salah satu orang menarik Chleo dari sisi Meisya. Tentunya Chleo kembali menjerit dan menangis ketika mereka bermaksud memisahkannya dengan Meisya.     

Tidak. Dia tidak boleh berpisah dengan Meisya. Kalau dia berpisah, pada siapa dia harus bersandar. Siapa yang bisa menenangkan hatinya yang kini dipenuhi ketakutan yang tidak pernah dirasakannya?     

Chleo sempat melihat Meisya juga memberontak dan berusaha meraih tangannya. Sayangnya, seseorang memukulnya hingga wanita malang itu terjatuh. Chleo semakin menangis tidak tega melihat Meisya dipukul.     

'Jangan pukul bibi!' Dia terus menjerit berulang kali berharap seseorang mengerti ucapannya. Namun, mulutnya masih diikat dengan kain, sehingga tidak ada satupun yang mengerti apa yang diteriakkannya. Yang mereka dengar hanyalah teriakan khas anak kecil yang menjerit histeris.     

Pada akhirnya Chleo sama sekali tidak berdaya ketika dia dibawa masuk ke mobil lain dan melaju pergi. Isakannya semakin menjadi sadar kini dia benar-benar sendirian. Tidak ada yang menyelamatkannya. Setelah ini dia tidak akan bisa bertemu dengan keluarganya lagi.     

Tiba-tiba saja, dia mendengar orang-orang merasa panik dan kebingungan. Chleo sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan karena mereka menggunakan bahasa Jerman. Tidak lama kemudian mobil mereka oleng dan tak terkendali membuat Chleo semakin ketakutan. Detik berikutnya mobil menabrak pohon dengan keras membuat bagian depan rusak hebat.     

Chleo terbentur jok kursi depan cukup keras membuat kepalanya pusing dan tak sadarkan diri seketika. Sementara, para penculiknya keluar mobil untuk memeriksa apa yang sedang terjadi.     

"Bagaimana kita bisa berada disini? Bukankah seharusnya kita ada di jalan raya? Kenapa bisa masuk kedalam hutan?"     

"Aneh sekali. Jelas-jelas tadi aku masih menyetir di jalan raya, tiba-tiba lingkungan berubah."     

"Itu tidak mungkin. Kau pasti tidak sengaja masuk ke dalam hutan."     

Lalu mereka berdebat dan saling menyalahkan. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan kaki sambil mencari kendaraan yang bisa mereka curi.     

Ketika salah satu dari mereka hendak mengeluarkan Chleo dari mobil, sebuah suara sedingin es terdengar.     

"Jika kalian masih ingin hidup, tinggalkan anak itu disana."     

Secara serempak mereka melihat ke arah pemilik suara tersebut. Mereka tercengang merasa heran darimana orang ini muncul. Mereka meledek orang tersebut lalu berjalan mendekat dengan aura mengancam.     

"Hei anak muda. Sebaiknya kau pergi dari sini jika tidak ingin mati."     

Vasili menyeringai dengan mengerikan, lalu kedua mata birunya bersinar cemerlang membuat semua orang membeku pada tempatnya. Bagaimana bisa mata seseorang bisa bersinar seperti laser?     

Vasili berjalan mendekat membawa hawa dingin disekitarnya. Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk menyerangnya dengan pentungan yang dibawanya. Dengan cekatan Vasili menghindar dan meninju bagian dadanya satu kali.     

Hanya satu kali, tapi orang tersebut sudah tidak bergerak dan terjatuh di tanah. Rekan-rekannya langsung merasa takut ketika sadar rekannya yang baru dipukul Vasili telah tiada.     

Bagaimana bisa? Bagaimana seorang manusia bisa langsung mati hanya dalam satu kali pukulan? Pukulan Vasili juga tidak tampak kuat, lalu bagaimana bisa?     

Mereka sama sekali tidak tahu, Vasili memang tidak memukul. Tapi dia hanya menyentuh bagian jantung orang tersebut berada. Dia mengalirkan kekuatan dinginnya ke dalam tubuh orang itu dan membekukan jantungnya dalam sekejap.     

Kekuatan yang mengerikan sekaligus efisien. Dia tidak perlu mendengar jeritan kesakitan, karena kematian langsung terjadi dalam sekejap.     

"Masih ingin melawanku?" tantang Vasili.     

Setelah saling berpandangan, akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang Vasili bersamaan. Dengan cara yang sama Vasili mengalahkan mereka satu per satu. Hingga tersisa orang terakhir.     

Orang itu tidak menyerang Vasili seperti rekannya, justru sebaliknya. Dia hendak melarikan diri. Namun, dia memutuskan tetap membawa Chleora bersamanya. Dia berlari mendekati mobil untuk mengambil Chleo. Malang bagi orang itu karena Vasili melambaikan tangannya membuat tubuh orang tersebut terpental dari sana menjauhi mobil.     

Dalam sekejap Vasili sudah berdiri dihadapan orang tersebut seperti hantu yang tiba-tiba muncul didepannya. Orang itu ketakutan dan hendak minta pengampunan. Tapi terlambat, Vasili sudah menyentuhkan tangannya ke dada orang tersebut membekukan jantungnya.     

Vasili bergerak kesamping membiarkan orang itu terjatuh tertelungkup di atas tanah.     

Lalu Vasili berjalan mendekat ke arah mobil dan menggendong Chleo dengan hati-hati. Setelah itu dia menjentikkan jemarinya untuk pergi ke tempat astralnya.     

Begitu sampai di sebuah rumah yang menjadi tempat peristirahatannya, Vasili melepas ikatan pada mulut serta tangan anak itu. Terdapat bekas merah pada pergelangan tangannya dan luka lecet di sudut bibir anak itu.     

Vasili mengelus lembut bekas merah dan luka lecet sembari menyalurkan energinya. Detik berikutnya, luka serta bekas merah tersebut menghilang menunjukkan kulit halus tanpa cacat seolah tidak pernah diikat oleh apapun.     

"Maafkan aku karena aku sudah membuatmu menderita. Kali ini, aku akan melakukannya dengan benar. Aku tidak akan memaksamu, aku juga tidak akan memisahkanmu dari keluargamu."     

Vasili membawa Chleo ke depan pelataran rumahnya. Dia membiarkan kakinya menjadi bantal anak itu agar anak itu bisa tidur dengan nyaman.     

Seperti dulu saat pertama kali bertemu dengan Chleora di kota Seattle. Waktu itu gadis itu mabuk dan terpaksa dibawa pulang. Semalaman penuh dia memandangi wajah gadis itu tanpa rasa bosan. Bahkan setelah berteman dengan gadis itu selama berbulan-bulan, Vasili juga tidak merasa bosan. Justru dia merasa semakin rindu tiap kali mereka tidak bertemu.     

Saat ini pun sama. Vasili tidak merasa bosan melihat wajah yang lebih terkesan imut pada wajah mungil Chleora. Dia menyisir rambut anak itu dengan lembut merasakan kehalusan rambut hitam yang indah. Dari dulu dia ingin membelai Chleo, ingin memanjakannya dan ingin menunjukkan cintanya. Namun gadis itu selalu bersikap dingin padanya dan menghindarinya. Pada akhirnya dia hanya bisa menyimpan perasaannya dalam kesepian.     

Itu sebabnya dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia ingin mencurahkan kasihnya pada gadis itu sebelum Chleo jatuh ke pelukan pria lain. Sayangnya, elang putih datang mengganggunya.     

"Raja merah datang dan tidak sengaja terkena serangan energimu yang masih aktif." ujar Falcon, sang elang putih.     

"Raja merah terkena energiku? Bagaimana bisa? Minta bantuan pada raja kuning saja. Aku ingin menikmati waktu bersamanya sebelum kedua orangtuanya kembali."     

Falcon menggelengkan kepalanya pasrah.     

Vasili masih menyisir rambut Chleo dengan jemarinya tanpa melepaskan pandangannya ke wajah cantik nan imut anak itu. Alis yang sempurna, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung serta bibir tipis yang manis. Wajah anak ini sama sekali tidak berubah. Persis sama seperti saat pertama kali dia bertemu dengannya di bar kecil.     

Hanya saja waktu itu dia merasa ketertarikan untuk menikmati bibir manis istrinya. Kalau saat ini, dia... tidak tertarik menyentuh anak kecil. Tapi setidaknya dia tahu.. rasa sayang yang dimilikinya masih sama seperti dulu. Bahkan mungkin, kini berkembang menjadi lebih besar?     

"Siapa yang menyangka sejak kecil kau memang sudah cantik."     

Tidak lama kemudian, Chleora bergerak terbangun dari tidurnya. Vasili segera menjauhkan tangannya agar tidak membuat anak itu memandangnya aneh.     

Awalnya anak itu memandangnya dengan bingung, lalu detik berikutnya anak itu langsung bangkit berdiri mencoba bersembunyi darinya.     

Jangan. Kumohon jangan menghindariku lagi. Pinta Vasili dengan sangat didalam hatinya walau dia tahu, anak itu tidak akan bisa mendengar permintaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.