Curahan Hati Alexis
Curahan Hati Alexis
Dulu Vasili berusaha menjadi kakak yang baik karena dia sendiri anak tunggal dan memiliki seorang adik membuatnya sangat senang.
Semula Alexsei juga menikmati kehadiran seorang kakak dan keduanya cukup dekat. Hingga suatu hari entah bagaimana caranya Alexsei mengetahui bahwa Vasili sama sekali tidak memiliki hubungan darah apa-apa dengan keluarga Peskhov.
Vasili benar-benar hanyalah orang asing yang diadopsi oleh Tuan besar Peskhov. Sementara Alexsei masih memiliki hubungan darah karena dia adalah putra dari adik perempuan Zigfried.
Kedua orangtuanya meninggal saat melakukan perjalanan keluar negeri. Pesawat yang ditumpangi mereka mengalami kecelakaan dan seluruh penumpang meninggal dan tidak ada yang selamat.
Semula Alexsei tidak terlalu memikirkannya dan masih dekat dengan Vasili. Namun lama kelamaan, dia menjadi cemburu dan semakin tidak menyukai Vasili.
Ayah angkat mereka, Tuan Zig memperlakukan Vasili dengan sangat berbeda dengan dirinya. Zigfried sering mengomelinya, menasihatinya seperti dosen yang sedang menjelaskan suatu pembahasan panjang lebar. Dia merasa Zig pilih kasih dan sama sekali tidak menganggapnya.
Semenjak itu Alexsei menghindari Vasili. Dia bahkan bersikap dingin terhadap saudara angkatnya itu. Vasili sendiri waktu itu memang bingung dengan perubahan sikap adiknya, tapi memutuskan untuk tidak peduli.
Prinsipnya adalah untuk apa dia mencoba mendekati seseorang bila orang itu tidak menyukainya? Jadi Vasili tidak lagi mendekati Alexsei ataupun bersikap seperti seorang kakak.
Justru karena inilah jurang diantara mereka semakin lebar hingga tidak ada lagi yang bisa menutupinya.
Kebencian Alexsei semakin memuncak ketika Zig mengumumkan hak ahli warisnya akan jatuh ke tangan Vasili.
Alexsei sama sekali tidak tahu bahwa Vasili sempat menolaknya. Vasili sama sekali tidak membutuhkan harta ataupun aset dari keluarga Peskhov.
Zigfried memberikan alasan kenapa dia sengaja mengumumkan Vasili yang mendapatkan warisan itu. Rupanya Zygfried ingin Alexsei berubah. Dia berharap Alexsei akan membuktikan bahwa dirinya adalah penerus yang jauh lebih baik daripada Vasili.
Segala ajaran, didikan dan ceramah bijak dari Zigfried sudah diajarkan pada Alexsei. Kini tinggal bagaimana pria itu mengaplikasikannya ke dunia nyata.
Sayangnya, baik Vasili maupun Zigfried sama sekali tidak tahu. Mereka tidak menyadari hati Alexsei telah dibutakan dengan kebencian. Dia telah memutuskan untuk menghalalkan segala cara demi menyingkirkan Vasili dari posisi ahli waris.
Alexsei bahkan tidak lagi memperdulikan anak satu-satunya yang ditinggalkan mendiang istrinya. Dia masuk ke dunia gelap dengan cara berdugem, berjudi, dan bermain wanita. Dia mengikuti cara yang dilakukan para pimpinan mafia berkuasa untuk mendapatkan koneksi tanpa batas.
Semua orang yang tinggal di kediaman Peskhov sudah tahu akan hal ini. Alexsei sudah melupakan kenyataan bahwa dia memiliki seorang anak.
"Tentu saja aku menyayangimu. Kau adalah putraku!"
Karena itu mendengar pernyataan ini membuat Vasili menggeleng heran. Hanya karena Alexsei ditahan didalam kamarnya sendiri, hanya karena Vasili menemani Alexis yang ingin menemui sang ayah, barulah Alexsei mengakui bahwa dia memiliki seorang putra?
Lalu bagaimana dengan sebelumnya? Vasili tidak yakin Alexsei pernah memikirkan Alexis barang sedetikpun sebelum anak buah Vasili membawa pulang paksa pria itu.
"Kalau begitu kenapa tidak bersikap seperti ayahku?" ungkap Alexis dengan nada yang sangat dingin membuat Vasili tercengang. Anak itu bahkan tidak tersenyum sama sekali seperti biasanya.
Apakah ini benar adalah Alexis? Alexis yang ceria dan menggemaskan?
"Ayah yang kukenal adalah orang yang tidak peduli dengan kekuasaan. Ayah yang kuingat adalah orang yang selalu memprioritaskan aku sebagai anaknya. Aku tidak tahu kenapa ayah berubah. Apa mungkin karena ibu tiada? Atau apa mungkin karena ayah tahu bahwa Paman Vasili bukan orang biasa? Apa mungkin ayah mengira kakek pilih kasih? Atau.. mungkin karena.. kakek menyerahkan sebagian besar warisannya pada Paman Vasili dibandingkan ayah?"
"KAU!!"
Vasili yang turut mendengarnya terpaku berdiri pada tempatnya. Dia sama sekali tidak menyangka Alexis yang masih begitu kecil bisa mengungkapkan serentetan kalimat yang tidak seharusnya diucapkan anak kecil.
Sejak dulu Vasili telah menduga penyebab perubahan Alexsei. Pria itu merasa terancam semenjak Tuan Zigfried membuat surat warisan.
Tapi dia sama sekali tidak memikirkan ada kemungkinan Alexsei membencinya bukan hanya karena surat warisannya saja. Apakah mungkin.. bahkan sebelum surat warisan itu, Alexsei telah lama membencinya?
"Aku hanya menginginkan ayahku yang dulu. Ayah yang penyayang dan juga tidak peduli apa kata orang. Aku tidak peduli apakah Paman Vasili adalah orang biasa atau bukan. Yang aku tahu, saat ini Paman Vasili bukanlah orang jahat. Saat ini, yang menjadi sosok seorang ayah adalah paman. Jadi, tolong jangan asal menuduh orang. Tolong jangan membuatku membenci ayah. Ayah pasti tidak tahu usaha kakek dan paman untuk membuatku tidak membenci ayah."
"..."
"Kakek dan paman Vasili tidak pernah mengatakannya. Tapi aku tahu, mereka juga mengkhawatirkan ayah. Buktinya, mereka selalu membantu dan menolong ayah tiap kali ayah mengalami masalah. Iya kan?"
"..."
Seolah dihujam ribuan pisau kedalam hatinya, Alexsei sama sekali tidak bisa membantah ucapan anaknya. Sementara Vasili yang masih berdiri di ujung ruangan menatap Alexis dengan pandangan penuh kekaguman.
Astaga! Anak ini baru saja menginjak usia 10 tahun! Tapi bisa berpikir seperti orang dewasa. Cara berpikirnyapun sangat bijak dan tidak ada emosi apapun pada suaranya. Tidak ada kebencian ataupun jengkel. Tapi nada suaranya seperti seseorang yang berharap, bersimpati dan juga penuh kasih.
Melihat Alexis kecil yang seperti ini, Vasili sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana bisa Alexis bertumbuh menjadi orang yang hanya bertujuan untuk menghancurkan kehidupan sebuah keluarga?
Sebenarnya apa yang terjadi dulu? Dia sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa Alexis yang baik hati dan bijak bisa berubah menjadi pendendam.
Kini Vasili bisa melihat, pancaran mata Alexis kecil serta gaya bicaranya semakin lama semakin mirip seperti Zigfried.
Melihat ini, Vasili tersenyum dengan rasa haru dan ucapan syukur. Dia sungguh berharap kali ini, Alexis bisa bertumbuh dengan baik. Kali ini tidak ada benci ataupun dendam pada hati Alexis selama pertumbuhannya. Dia akan memastikannya.
"Ayah, aku akan menunggumu. Aku akan menunggu ayah kembali seperti dulu. Saat itu tiba, aku ingin kita merayakan natal bersama-sama. Bersama ayah, kakek dan juga paman. Aku harap.. harapanku akan terkabul."
Barulah setelah itu Alexis bergerak dan keluar dari kamar ayahnya. Ketika berbalik memunggungi ayahnya, Alexis meneteskan air mata dan terlihat jelas bibirnya gemetaran.
Hanya Vasili yang bisa melihat seperti apa ekspresi Alexis saat ini. Hatinya menjadi terenyuh dan melembut. Rupanya, Alexis kecil sudah menanggung banyak kesedihan. Anak itu layak mendapatkan kebahagiaannya. Tidak. Vasili ingin Alexis bisa bahagia.
Memikirkan hal ini membuatnya bertanya-tanya.. apakah dia bisa merelakan Chleo jatuh kedalam pelukan Alexis? Jika seandainya keduanya bertemu kembali dan saling jatuh cinta.. bukankah lebih baik dia merelakannya?
Bila saat itu tiba, dia akan meminta bantuan raja violet sekali lagi. Kali ini dia ingin raja violet menghilangkan ingatannya mengenai Chleora. Dengan begitu, dia tidak akan melakukan hal yang akan menyiksa Chleo dan memisahkan pasangan sejoli itu.
BRUK! PRYANG! TAR!
Berbagai macam suara keras membuyarkan lamunan Vasili. Vasili masih berada didalam kamar Alexsei dan langsung terkejut mendengar suara keras tersebut.
Rupanya Alexsei telah menjadi gila. Dia tertawa mengerikan sambil melempar barang-barang hingga pecah.
Vasili hanya geleng-geleng kepala. Dia sadar Alexsei tidak akan pernah berubah. Lalu dia memutuskan teleport kembali ke kamarnya sendiri setelah menghubungi anak buahnya serta dokter untuk menenangkan Alexsei yang sedang 'mengamuk'.