Merubah Sejarah
Merubah Sejarah
"Paman?"
Vasili memandang seorang anak kecil yang berusia sembilan tahun di sebelah ranjangnya. Alexis! Anak ini adalah Alexis! Kemyataan bahwa Alexis kembali menjadi anak kecil berarti.. dia sudah kembali!
Vasili tersenyum gembira karena raja violet berhasil memutar waktu dan membawanya ke kejadian dua puluh tahun yang lalu.
"Paman, seorang ambasador Prussia mengajukan lamaran pernikahan dengan Putri Meisya. Apakah paman menerimanya?"
Vasili bangkit berdiri dan mengangkat Alexis ke tengah udara dan menggendongnya sambil berputar gembira. Alexis memekik kaget namun kemudian tertawa geli melihat sikap kegirangan pamannya yang berlebihan.
Ekspresinya yang riang dihiasi dengan semburat merah. Alexis kecil merasa malu karena masih suka digendong dan diputar seperti saat ini. Dia langsung minta diturunkan. Lagipula dia sudah bukan anak lima tahunan. Sebentar lagi dia akan berulang tahun yang ke sepuluh!
Vasili tertawa kecil melihat rengekan Alexis kecil. Ah, memang Alexis kecil jauh lebih menggemaskan daripada yang versi dewasa.
"Aku kembali. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama." Vasili kembali menurunkannya lalu mengacak rambut keponakannya.
"Ha?" Alexis dibuat kebingungan dengan kalimat pamannya. Apakah kepala pamannya ini barusan terbentur batu? "Bagaimana dengan Putri Meisya?"
"Putri Meisya? Ada apa dengan Putri Meisya?"
"Hhhh..." Alexis menghela napas dengan imutnya karena harus mengulangi kalimatnya. Hal ini membuat Vasili tersenyum sedih. Betapa menggemaskan seorang Alexis ketika masih kanak-kanak. Dia sama sekali tidak mengira Alexis akan bertumbuh dengan dipenuhi dendam hingga lebih mengesampingkan perasaan cintanya terhadap Chleo. "Ambasador kerajaan Prussia baru saja datang dan mengajukan lamaran pernikahan dengan paman."
"Ooo.."
Vasili ingat akan lamaran ini. Perjodohan antara keluarga Peskhov dengan salah satu Putri Heinest. Kata orang, Putri Meisya Heinest adalah perempuan tercantik di dunia ini.
Dulu Vasili tidak memberi jawaban atas perjodohan ini. Dia memutuskan untuk melihat terlebih dulu seperti apa Putri Meisya sebelum dia memberi jawaban. Dia menggunakan kemampuan teleportnya dan langsung tiba di aula pribadi Putri Meisya.
Memang benar apa kata orang. Perempuan itu memang sangat cantik. Tidak hanya cantik, pembawaannya sangat anggun dan elegan. Caranya bicara, caranya berjalan sungguh-sungguh menunjukkan dirinya adalah seorang putri kerajaan. Sayangnya, dia tahu.. gadis itu bukan pasangan hidupnya. Dia sama sekali tidak merasakan ketertarikan apapun padanya.
Kebetulan sekali Alexsei menyukai Meisya, jadi Vasili membiarkan Alexsei yang menggantikannya. Lagipula Alexis kecil masih membutuhkan sosok seorang ibu. Jadi Vasili tidak keberatan. Waktu itu dia tidak tahu kalau Alexsei akan menghalalkan segala cara untuk menikahi Meisya demi menyingkirkannya dari pewaris aset kekayaan Tuan besar Peskhov.
Lalu sekarang, dia tidak perlu melihat putri Meisya kembali dan bisa langsung memberi jawaban pada ambasador Prussia tersebut. Dia tidak akan menerima perjodohan ini karena di hatinya sudah ada wanita lain. Seorang gadis Amerika. Tentu saja... gadis itu masih belum dewasa dan dia harus menunggu hingga hari pertemuan mereka.
Tadinya dia berpikir, jika dia menolaknya maka Heinest tidak akan menghubunginya lagi. Tapi siapa sangka, pada akhirnya Alexsei tetap menggantikannya dan menjadi tunangan Putri Meisya. Hal ini membuatnya bertanya-tanya, apakah hasil akhir tetap sama meski dia membuat keputusan yang berbeda?
Vasili tidak terlalu memusingkannya karena perihal perjodohan dengan Putri Meisya sama sekali tidak penting baginya. Dia tahu cepat atau lambat Meisya akan bertemu dengan Stanley Calvin dan pasangan sejoli tersebut akan menikah.
Memasuki bulan liburan sekolah, Alexis mulai rutin membacakan sang kakek sebuah buku mitologi kuno di ruang keluarga. Tuan besar Zig serta Vasili juga ada disana mendengar anak itu yang membaca dengan suara nyaring.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Alexis untuk membaca di hari libur sekolah ditemani sang kakek dan pamannya. Sebelum ini almarhum Nyonya Zig juga turut menemaninya, tapi sayang... beliau telah tiada beberapa bulan yang lalu.
Demi memberi semangat dan menghibur sang kakek, Alexis selalu menemani Tuan besar Zig dan membacakan buku kesukaan beliau. Karena sudah lanjut usia, penglihatan Tuan besar Peskhov sudah menurun drastis. Terlebih ditinggal istrinya, kesehatan beliau menjadi buruk. Untungnya ada Vasili serta Alexis yang menemaninya sehingga Tuan besar Peskhov masih bertahan hingga sekarang.
Hanya saja.. Alexis kecil merasa jika seandainya Alexsei juga turut bersamanya, tentunya akan menyempurnakan kesehariannya.
Di tengah-tengah mendengar bacaan Alexis, seorang pelayan datang memberi laporan darurat.
"Tuan besar, tuan muda. Terjadi sesuatu pada Tuan Alexsei. Beliau mengirim sinyal darurat."
Tuan Zigfried mendesah mendengarnya. Sudah berapa kali keponakannya mengirimnya sinyal darurat.
"Kali ini masalah apa yang dibuatnya?"
"Sepertinya Tuan Alexsei sedang diburu oleh seseorang."
Tuan Zig memegang kepalanya yang terasa sakit mendengar berita ini.
"Ayah, biar aku yang mengurusnya. Ayah istirahat saja." ujar Vasili.
Ekspresi Tuan besar Peskhov lebih rileks mendengarnya. "Maaf, selalu merepotkanmu."
Kepala pelayan yang memberi laporan sudah terbiasa mendengar nada suara yang terkesan segan pada suara Zigfried, sehingga dia tidak lagi merasa heran. Terkadang mereka merasa penasaran kenapa Tuan Zig malah bersikap penuh hormat pada Vasili yang hanya anak angkatnya saja, sementara selalu bersikap keras dan sering menasihati Alexsei. Sungguh perlakuan yang tidak adil.
Orang biasa akan mengira bahwa Tuan besar Peskhov sangat pilih kasih. Tapi orang yang sudah lama mengenal keluarga Peskhov tahu betul ada alasan kenapa Tuan Zig memperlakukan kedua anak angkatnya dengan berbeda.
Vasili sudah terkenal dengan piawaiannya yang baik dan anak yang berbakti sedangkan Alexsei adalah anak yang manja, arogan dan menyalahgunakan nama keluarganya yang berkuasa. Itu sebabnya Tuan Zig sering marah-marah kalau berurusan dengan Alexsei.
Vasili menghubungi salah satu anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan Alexsei. Lalu dia mengirim sebuah email pada salah satu rekan bisnisnya di Amerika.
Vincentius Regnz.
Dulu, saat dia mendapat kabar Alexsei diburu oleh seseorang, dia hanya mengirim anak buah untuk melindungi Alexsei. Dia sama sekali tidak tahu Alexsei justru menggunakan anak buahnya untuk menculik Chleo hingga membuat kehidupan anak itu berubah drastis. Waktu itu dia juga tidak tahu siapa yang memburu Alexsei dan tidak ingin mencari tahu.
Tapi kini.. dia sudah tahu, dia memiliki ingatan masa depan. Karena itu dia tidak akan mengulangi tindakan yang sama. Karena itulah dia mengirim email pada Vincent yang dia tahu berteman baik dengan Hunter, sang pemburu yang sangat terkenal. Vincent memang menanyakan alasannya, tapi Vasili hanya memberi jawaban ambigu.
Dia juga mengirim anak buahnya untuk membawa Alexsei pulang ke Ukraina walau dengan paksaan. Dia tidak akan membiarkan Alexsei terlibat dalam politik kerajaan Heinest lebih dalam lagi. Dia tidak akan membiarkan Alexsei hadir kedalam kehidupan Chleo yang masih sangat kecil.
"Paman, apakah ayah akan baik-baik saja?"
Vasili menengok ke bawah melihat Alexis muda menatapnya dengan tatapan khawatir. Ah, anak ini sama sekali tidak tahu karakter ayahnya yang sebenarnya. Vasili dan Zig selalu mengatakan hal baik saja agar anak ini tidak bertumbuh dengan membenci ayahnya.
Siapa yang menyangka... justru karena inilah, Alexis terlalu menyayangi dan menghormati ayahnya sehingga tumbuh dendam yang tidak bisa dicabut lagi begitu menemukan pembunuh ayahnya.
"Alexis, ada yang ingin kubicarakan padamu. Mau menemani paman di kolam ikan? Mungkin kau juga ingin memberi makan ikan-ikan peliharaanmu."
Alexis mengangguk antusias mendengarnya.