Pil Racun Mematikan
Pil Racun Mematikan
Darimana Chleo bisa langsung tahu kalau pil itu adalah racun? Tentu saja dia tahu. Sewaktu masa kuliahnya dulu, dia sering berkunjung ke rumah Alexander yang dulu merupakan tangan kanan Kinsey sekaligus asisten pribadinya. Pria itu telah menikah dengan Kirena.
Kirena sendiri adalah seorang dokter, namun berbeda dengan dokter lainnya yang bertugas untuk menyelamatkan nyawa. Kirena sering menggunakan kemampuannya untuk membunuh dengan racun buatannya.
Dan pil ini adalah racun buatan yang paling dibanggakan Kirena. Meskipun sudah dimasukkan kedalam minuman, minuman tersebut tidak akan berubah warna dan juga tidak berbau. Tidak akan ada yang sadar kalau minumannya telah diracuni.
Siapapun yang mengonsumsi pil ini akan langsung mati karena serangan jantung. Meskipun akan diotopsi, para ahli forensik juga tidak akan bisa menemukan bukti ada racun didalam darah si korban.
Lalu, apa alasan Diego memberikan racun ini pada Chleo?
"Hanya untuk jaga-jaga. Tidak peduli pada akhirnya kau bersama siapa, jika nantinya kau menyesal dan ingin melarikan diri, berikan itu padanya. Aku pasti akan menjemputmu untuk melarikan diri."
"Diego, apakah kau..."
"Aku tidak akan bilang pada papa." potong Diego dengan senyuman menenangkan. "Ingatlah, aku selalu ada dipihakmu. Jadi, jangan tertekan hanya karena kau merasa sendirian."
Chleo merasa terharu mendengarnya. Dia langsung memeluk adiknya dengan mata berkaca-kaca.
"Terima kasih." bisik Chleo dengan terisak.
Diego menepuk punggung kakaknya dengan lembut untuk menenangkannya. Barulah setelah itu keduanya masuk ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.
Begitu masuk didalam kamarnya, Chleo mengira dia pasti akan langsung tertidur begitu berbaring di atas ranjangnya. Sayangnya, lagi-lagi pikirannya kembali bekerja. Dia tidak lagi merasa ngantuk dan tidak bisa tidur. Dia lebih memusatkan perhatiannya pada kotak berisi pil racun tersebut.
Sebaiknya dia membuangnya. Lagipula dia sudah tahu siapa yang dia inginkan. Dia sama sekali tidak membutuhkan pil ini.
-
Selama beberapa hari ini, Chleo terus menerus mencari cara untuk menghubungi Harry. Tapi dia sama sekali tidak bisa menemukan pria itu seolah Harry memang tidak ada di Amerika ini. Bahkan dengan bantuan tim pelacak dari Vincent, masih belum ada petunjuk.
Sebenarnya, kemana Harry pergi? Padahal Chleo sangat ingin sekali bertemu dengannya dan berbaikan dengan suaminya.
Yah, sebenarnya mereka tidak pernah bertengkar.. tapi hubungan mereka sangat buruk. Jika Chleo ingin hidup bahagia bersama Harry, langkah pertama yang harus dia ambil adalah memperbaiki hubungan mereka.
Benar. Chleo sudah tahu apa yang diinginkannya. Dia ingin mempertahankan pernikahannya dengan Harry. Dia tahu dia sudah egois dan membuat bisnis keluarganya terancam bahaya dengan memilih Harry. Tapi bukan berarti dia tidak tahu keluarganya ingin dia bahagia. Dan dia sangat yakin sekali dia tidak akan bahagia jika orang yang ada disisinya bukan suaminya.
Diego sudah memberinya dukungan penuh. Dia juga tidak akan ragu lagi akan kemampuan ayahnya. Ayahnya bukanlah orang yang mudah menyerah. Belum lagi ada Darrel dan Benjamin serta Felicia yang akan membantu ayahnya.
Karena itulah Chleo memutuskan untuk mengikuti keinginan hatinya.
Hanya saja... Dimana Harry sebenarnya?
Hingga suatu hari Alexis mengajaknya bertemu untuk membahas registrasi pernikahan mereka mengikuti sistem Rusia. Chleo nyaris melupakan kesepakatannya dengan Alexis karena terlalu fokus pada pencariannya terhadap Harry.
Akhirnya Chleo memutuskan untuk menemui Alexis. Biar bagaimanapun dia harus mengakhiri hubungannya dengan Alexis secara resmi. Dia ingin mengakhirinya dengan baik-baik agar tidak meninggalkan kepahitan bagi kedua pihak.
Diam-diam, Chleo meminta bantuan pada Diego untuk mendapat persetujuan dari ayahnya agar Chleo diizinkan pergi tanpa pengawal. Cukup Diego saja yang menemaninya. Dia tahu ayahnya pasti akan melarangnya keluar untuk menemui Alexis. Karena itu dia meminta bantuan pada adiknya.
Sama seperti Vincent, Diego cukup ahli dalam ilmu bela diri. Lagipula dia pernah bercita-cita ingin menjadi pemimpin mafia seperti Darrel. Tentu saja Vincent tidak membiarkannya dan berhasil membujuk Diego untuk meneruskan perusahaannya.
Meskipun begitu, Diego tidak berhenti berlatih ilmu bela dirinya dan kini bisa membantu ayahnya untuk melindungi keluarganya. Diego bahkan bisa berpergian tanpa pengawal karena ayahnya yakin Diego bisa menjaga diri sendiri. Karena itulah, disaat Chleo dan Diego memohon ayahnya agar tidak mengirim pengawal karena ingin menikmati waktu berkualitas sebagai saudara, dengan mudahnya Vincent mengabulkannya.
Tepat disaat mereka akan berangkat dengan motor besar Diego, seorang pelayan datang menghampiri Chleo dengan membawa bingkisan besar.
"Nona ketiga, ada paket untuk anda."
"Paket? Aku baru pulang beberapa hari yang lalu, aku yakin aku belum memberitahu teman-temanku kalau aku kembali. Siapa yang memberiku paket?"
"Biar aku yang buka." jawab Diego kemudian. Sama seperti ayahnya yang sangat protektif terhadap Chleo, Diego khawatir paket ini bukanlah paket biasa. Dia khawatir ada seseorang di luar sana atau mungkin musuh mereka yang ingin mencelakai kakaknya.
Diego membukanya dengan santai dan tanpa takut. Setelah membuka semua kertas serta plastik yang membingkis paket tersebut, barulah mereka bisa melihat isinya.
Diego menghela napas lalu melirik ke arah kakaknya, sementara Chleo sendiri tertawa gugup sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kak Chleo, disaat seperti ini kau masih bisa memesan novel melalui online? Aku tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis mengetahui kau adalah kakakku."
"Apa kau sedang meledekku? Jujur saja, aku juga tidak tahu kalau aku langsung membeli novel begitu kembali. Terlalu banyak yang harus aku pikirkan, mana mungkin aku sempat berpikir membeli novel baru? Mungkin aku melakukannya tanpa sadar?" Chleo malah bertanya kembali dengan polos membuat Diego hanya geleng-geleng kepala.
Setelah memasukkan novel setebal buku ensiklopedia kedalam tas ranselnya, Chleo turut naik ke motor dan duduk tepat dibelakang adiknya.
"Sepertinya papa sudah mengizinkanmu naik motor besar ya?"
"Berkat bujukan paman Darrel." jawab Diego dengan nada geli membuat Chleo memutar kedua matanya dengan malas.
Vincent sama sekali tidak suka ide putranya yang naik motor besar seperti yang dilakukan para preman yang tidak berpendidikan. Bukankah lebih baik naik mobil mewah dan nyaman daripada naik motor yang bisa saja mengalami kecelakaan jika pengendaranya tidak begitu ahli mengendalikan setirnya?
Tapi apa daya Vincent. Dengan ahlinya Diego bekerja sama dengan Darrel membujuknya. Diego bisa saja memberontak seperti Chleo yang berani memberontak. Tapi Diego merasa kasihan pada kedua orangtuanya kalau kedua anaknya malah memberontak bersamaan. Lagipula Diego terlalu menyayangi ibunya hingga tidak tega membuat beliau sedih.
Itu sebabnya Diego tetap tidak akan naik motor sebelum mendapatkan izin resmi dari ayahnya. Dia lebih memilih jalan membujuk dan meyakinkan pada sang ayah, bahwa dia bukan lagi anak kecil dan dia akan baik-baik saja meski mengebut dengan menggunakan motornya. Setelah berusaha meyakinkan ayahnya selama hampir 4 tahun, akhirnya Vincent mengizinkannya.
Dari rumahnya ke tempat apertemen Alexis hanya membutuhkan 25 menit dengan menggunakan motor. Setelah sampai di tempat tujuan, Chleora turun dan mengucapkan terima kasih pada adiknya.
"Kau ingin aku menunggumu?"
Chleo menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Aku akan baik-baik saja. Dan juga.. sebenarnya... aku sudah membuang pilnya." Chleo sengaja berbisik untuk mengucapkan kalimat terakhirnya agar tidak ada pejalan kaki yang mendengarnya.
Sebelah alis Diego terangkat mendengarnya kemudian tertawa terbahak-bahak. Chleo menjadi merasa curiga karena dia sangat mengenal jenis tawa adiknya yang seperti ini.
"Kakak pasti mengira itu adalah pil racun." tebak Diego dengan seringaian puas.
"Kau... jangan-jangan yang kau berikan itu...?" tebak Chleo dengan curiga.
"Benar. Itu hanya obat tidur biasa." Diego kembali tergelak membuat Chleo cemberut. "Orang yang meminumnya akan tidur seharian dan tidak akan terbangun meski ada gempa bumi sekalipun. Jadi masih ada waktu untuk melarikan diri sebelum aku menjemputmu."
"Kau...! Kenapa tidak bilang padaku? Kalau hanya obat tidur, aku tidak perlu membuangnya."
"Lha, kupikir kakak sudah tahu. Hahahaha. Salahnya sendiri tidak bertanya dan langsung mengansumsi sendiri. Hahahaha."
"Ish, Diego!" gerutu Chleo dengan sebal. Lagipula bentuk serta warna pil yang diberikan Diego sama persis dengan pil racun Kirena! Mana dia tahu kalau pil tersebut hanyalah obat tidur biasa?
"Balasan karena kau sering menggodaku sewaktu aku kecil dulu." lanjut Diego sambil menjulurkan lidah lalu langsung kabur menjalankan motornya sebelum Chleo mengomel panjang lebar kearahnya.
Chleo menatap kepergian adiknya dengan perasaan jengkel, namun kemudian dia sendiri juga tertawa.
Setelahnya, Chleo masuk ke dalam bangunan yang memiliki 20 lantai tersebut lalu duduk di lobi setelah mengirim pesan pada Alexis bahwa dia telah sampai di apertemennya.
Dulu saat dia masih menjadi kekasih Alexis, Chleo juga memiliki kartu akses ke lantai apertemen pemuda itu. Tapi semenjak mereka berpisah Chleo mengembalikan kartu tersebut, karena itu dia tidak bisa langsung naik dan hanya bisa menunggu di lobi.
Sambil menunggu dia membuka novel yang baru saja dibelinya secara online. Chleo memang suka membaca novel, apalagi kalau kover halaman depan sangat menarik. Tapi dia tidak ingat pernah melihat kover buku novel ini sebelumnya, apalagi membelinya.
Kapan dia membelinya?
Chleo merobek plastik transparan yang membungkus novel tersebut lalu membuka halaman pertama. Disana ada tulisan kecil yang tidak terlalu kentara berisi sebuah kalimat pemberitahuan.
Chleo memiringkan wajahnya dengan bingung lalu mengikuti arahan tulisan tersebut dia membuka tabung yang diselipkan di ujung jilidan hard cover tersebut.
Sebenarnya dia agak terkejut karena menemukan sebuah tabung super mini yang tersembunyi didalam jilid hard cover yang berbentuk silinder tersebut. Dan lebih terkejut lagi saat membaca petunjuk mengenai isi tabung mini itu.
'Dalam waktu 1 jam akan ada truk besar menabrak motor adikmu. Jika tidak ingin melihat nama Diego Regnz dalam kabar kematian, berikan racun ini pada Alexis!'