My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Ancaman



Ancaman

3"Kau hebat sekali! Alexis benar-benar datang menemuiku!" seru Chleo dengan girang.     

Begitu Alexis mengantarnya pulang, Chleo langsung menghubungi Vasili untuk memberi tahu kabar gembira ini. Namun Vasili tidak sedang berada mood untuk mendengarkan. Selama ini dia selalu menjadi pendengar yang baik bagi Chleora, tapi kini... dia tidak sedang ingin mendengar pengalaman gadis itu bertemu kembali dengan Alexis.     

"Apa kau tahu? Dia sudah tidak marah padaku lagi. Dia justru bersikap lebih baik dari sebelumnya. Hei, kenapa kau diam saja? Dimana kau? Aku akan membayar hutangku padamu."     

"Hutang? Kau tidak berhutang apa-apa padaku." Vasili berusaha menjernihkan suaranya yang terasa kering.     

"Bukankah kau bilang kalau kau berhasil membawa Alexis kemari, kau ingin melihat senyumanku? Aku rasa aku bisa tersenyum lepas sekarang."     

Aku tahu. Aku tahu kau bisa tersenyum bebas sekarang. Desah Vasili dengan sedih.     

Pada akhirnya Vasili membiarkan Chleo datang kerumahnya. Meskipun dia tidak ingin melihat ekspresi Chleo yang sedang kasmaran itu, dia masih ingin bertemu dengan gadis itu. Semenjak dia sadar dia telah jatuh hati pada gadis itu, Vasili merasa berat dan letih.. apalagi mengetahui wanita yang dicintainya ternyata mencintai pria lain.     

Tidak lama kemudian, terdengar suara bel yang berbunyi di rumahnya. Gadis itu pasti sudah datang.     

Dengan langkah berat, Vasili membuka pintu rumahnya. Disana dia melihat wajah Chleo yang bersinar kemerahan karena perasaannya yang luar biasa bahagia. Senyuman lebar yang menunjukkan deretan giginya yang putih. Bahkan sinar matanya yang sebelumnya tampak lesu kini bercahaya.     

Betapa cantiknya seorang Chleora yang sedang berbahagia. Sayangnya.. penyebab kebahagiaan gadis itu bukan dirinya.     

Dengan hati yang dilanda cemburu, Vasili mendengar semua cerita Chleo yang kini telah rujuk kembali dengan kekasihnya. Rupanya alasan kenapa mereka bertengkar karena Chleo lebih memilih untuk menuruti kedua orang tuanya ketika hubungan mereka ditentang.     

Alexis menuduhnya perasaan Chleo tidak sebesar cintanya sehingga pria itu marah besar. Namun kini Chleo mengikuti kata hatinya sehingga nekat melarikan diri dari rumah.     

Sayangnya, tidak peduli seberapa besar usaha Chleo menghubungi Alexis, pemuda itu tidak pernah menjawab ataupun membalas chatnya. Rupanya pemuda itu terlalu marah meski hanya sekedar untuk membaca pesannya.     

Amarah Alexis langsung reda begitu mendapat pelukan dari Chleo. Sama seperti Chleo, ternyata Alexis juga merindukannya. Saat itu juga Alexis melamarnya dan ingin menikahinya dalam waktu dekat.     

"APA?! Tadi kau bilang apa?" tiba-tiba saja terdengar suara geram pada nada Vasili.     

"Kami akan menikah minggu depan secara diam-diam. Dengan begitu kedua orang tuaku tidak akan bisa memisahkan kami lagi."     

"Apa kau bodoh? Kenapa kau tidak menuruti kedua orang tuamu? Kau tidak akan bahagia jika menikah tanpa restu kedua orang tuamu."     

"Aku tidak peduli. Selama ini mereka tidak memikirkan kebahagiaanku. Mama masih merasa depresi karena kehilangan sahabat dan kakak sulungnya. Sementara papa terlalu sibuk menghibur mama yang depresi. Mereka tidak memiliki waktu untukku dan adikku. Aku tidak peduli dengan restu mereka."     

"Chleo, kau tidak boleh menikah dengannya."     

Bagaimana mungkin Vasili membiarkan Alexis menikahi gadis yang dicintainya hanya untuk balas dendam? Jika seandainya Chleora adalah gadis lain, mungkin dia akan membiarkannya. Jika seandainya Alexis memang tulus mencintai Chleo, mungkin dia akan berusaha memberi mereka restu.     

Tapi... Vasili sudah tahu alasan Alexis mendekati Chleo. Dia sudah tahu rencana jahat yang telah disiapkan pemuda itu untuk Chleo begitu keduanya menjadi suami istri. Rencananya bahkan mungkin sama jahatnya dengan ayahnya ketika menculik Meisya dan Chleo delapan belas tahun yang lalu.     

Dia tidak bisa membiarkannya. Dia tidak ingin gadis yang kini menduduki posisi tertinggi di hatinya menderita karena dimanfaatkan.     

"Aku tidak mengizinkanmu menikah dengannya." lanjut Vasili dengan nada serius.     

Chleora yang awalnya bingung dengan perubahan sikap Vasili kini menjadi marah. Atas dasar apa pria itu berhak melarangnya menikah dengan orang yang dicintainya? Bahkan kedua orang tuanya tidak sanggup membujuknya, apalagi orang ini yang baru ditemuinya beberapa bulan lalu berani melarangnya?     

"Memangnya kau siapaku melarangku? Aku bebas menikah dengan siapapun yang aku mau. Kau tidak berhak memerintahku!" Chleo merasa marah sekaligus kecewa.     

Padahal selama ini dia merasa nyaman dan damai tiap kali bersama dengan Vasili. Dia merasa seperti memiliki seorang sahabat atau seorang kakak karena cara pembawaan pria itu yang sangat dewasa. Malahan, semenjak Chleo bertemu dengan Vasili, Chleo tidak lagi didatangi mimpi buruk.     

Tapi sekarang, kenapa pria itu bersikap begitu menjengkelkan?     

Akhirnya Chleo memutuskan untuk kembali pulang karena dia merasa terlalu marah pada Vasili.     

Anehnya, ketika dia hendak berjalan menuju ke pintu keluar, lantai yang menjadi pijakannya berubah menjadi es. Terus menjalar hingga ke pintu membekukan pegangan pintu membuat Chleo bergidik ngeri. Bagaimana bisa lantai keramik berubah menjadi es?     

"Aku tidak akan membiarkanmu kembali pada orang itu." suara Vasili terdengar menyeramkan bersamaan hawa dingin mulai terasa menyelimuti ruangan itu. Chleo merasa dirinya seperti sedang berdiri di tengah badai salju membuat tubuhnya menggigil kedinginan.     

Secara perlahan Chleo berbalik dan terkejut melihat sepasang mata biru Vasili menjadi lebih cemerlang dari sebelumnya. Chleo ingat dia pernah bermain bersama Katalina, sahabat baik dari ibunya. Katalina adalah seorang raja merah dan merupakan penguasa alam. Wanita itu bisa mengubah cuaca dan mengendalikan elemen disekitarnya. Apakah orang ini juga sama?     

"Kau.. adalah penguasa alam?"     

Vasili tampak terkejut mendengar pertanyaan itu. Bagaimana Chleo bisa mengetahui identitasnya langsung? Tapi itu tidak penting. Jika Chleo tahu bahwa dia adalah penguasa alam, maka ini akan mudah.     

"Benar. Aku adalah penguasa alam. Jadi kau sudah tahu apa yang bisa kulakukan?" Vasili bisa melihat dengan jelas sinar ketakutan menari-nari pada pancaran mata coklat gadis itu.     

"A..apa yang akan kau lakukan?"     

"Aku akan membekukan jantung Alexis dan mengirimnya ke neraka. Kau tidak akan bisa melihatnya lagi."     

Sepasang mata Chleo berkaca-kaca disusul kakinya menjadi lemas tak berdaya. Dia terduduk di atas lantai dengan ekspresi yang sanggup menyayat hati seorang raja biru. Vasili tidak tega, dia ingin menghiburnya, ingin memeluknya, tapi... dia harus bersikap jahat bila ingin mengancam gadis itu.     

"Jangan.. jangan lukai dia."     

Entah kenapa gadis itu percaya akan ancamannya. Yang sebenarnya Vasili tidak berniat membunuh keponakannya. Biar bagaimanapun dia pernah mendidik dan merawat Alexis hingga tumbuh besar. Tapi.. dia terpaksa menggunakan ancaman ini agar Chleo mau membatalkan pernikahannya dengan Alexis.     

Sebaliknya, dia memiliki ide cemerlang untuk memiliki gadis itu.     

"Jika kau tidak ingin dia terluka, batalkan pernikahan kalian. Lalu putuskan hubungan apapun yang mengikat kalian." Vasili berjalan mendekat lalu berlutut bersimpu satu kaki untuk mensejajarkan pandangannya dengan gadis yang terduduk lemas itu. "Sebagai gantinya, beritahu dia dan orang tuamu, kau akan menikah denganku."     

Chleo terkesiap mendengarnya sama sekali tidak percaya akan apa yang didengarnya. Apakah orang ini barusan mengancamnya untuk menikahinya?     

"Bagaimana... kalau aku menolak?"     

"Tidak hanya Alexis yang terluka, aku tidak akan menjamin keselamatan adikmu dan juga... orang tuamu."     

Chleora menggigit bibirnya dengan frustrasi sambil memandang benci ke arah Vasili. Chleora tidak pernah membenci seseorang sebelumnya. Bahkan terhadap orang yang telah menculiknya dan menggantungnya selama berjam-jam diatas sungai, Chleo juga tidak membencinya.     

Tapi terhadap Vasili... orang yang pernah menghiburnya dan setia mendengar semua keluh kesahnya... Chleo sangat membencinya. Bukan pada Vasili yang baik hati, tapi pada Vasili yang telah berubah. Berubah menjadi jahat dan kejam mengancanmnya.     

Pada akhirnya Chleo menyetujuinya... dengan sangat terpaksa. Air matanya menetes ketika dia menyetujuinya, namun dia tidak menunjukkan air matanya pada Vasili. Dia menundukkan wajahnya menyembunyikan air matanya. Dia tidak ingin melihat wajah yang dipenuhi kemenangan menghiasi wajah Vasili.     

Chleo sama sekali tidak tahu bahwa Vasili sendiri turut menderita bersamanya. Chleo sama sekali tidak tahu betapa besarnya keinginan Vasili melihatnya tersenyum bahagia daripada menangis penuh keputusasaan seperti ini.     

Beberapa saat kemudian, Vasili beranjak pergi meninggalkannya untuk masuk ke kamarnya. Dia tahu Chleora tidak akan membiarkannya melihat air matanya. Karena itu Vasili memutuskan membiarkan gadis itu seorang diri.     

Lalu Chleora pulang ke rumahnya dengan hati yang putus asa.     

Malam itu... mimpi buruk ketika dia tenggelam tak berdaya di arus sungai yang deras kembali mengintainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.