My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Monster-Monster Kecil



Monster-Monster Kecil

1Kebetulan hari itu hari yang cerah. Kebetulan hari itu Vincent tidak ingin datang ke kantornya. Kebetulan dia ingin bekerja di rumah sehingga bisa melihat wajah istrinya yang cantik dan kedua anaknya yang sangat membangkitkan semangat. Kebetulan sekarang musim liburan sekolah sehingga Chleo dan Diego tidak perlu berangkat sekolah seperti biasanya.     

Sungguh hari yang sangat bagus untuk menikmati waktu bersama keluarga. Karena itulah Vincent tidak ingin berangkat kerja dan memutuskan bekerja di rumah agar bisa bersama keluarganya. Dia bahkan sudah merencanakan piknik sederhana nanti sore setelah dia menyelesaikan pekerjaannya.     

Sayangnya.. tentu saja dia tidak bisa menikmati harinya. Para sepupu istrinya pasti tidak akan segan-segan merusak rencananya yang sempurna.     

Stanley berencana mengajak Meisya dan Keisha melihat rumah baru di luar kota sehingga menitipkan anak kembarnya di rumah kediaman Regnz. Sementara Kinsey ingin berduaan dengan Katie untuk menikmati bulan madu yang.. entah keberapa kalinya... dan menitipkan anak sulungnya yang belum mencapai usia 2 tahun.     

Steve Mango juga mengajak istrinya berkeliling keluar negeri untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang kesepuluh dan menitipkan 2 anak mereka pada Cathy.     

Alhasil...     

Rumahnya dipenuhi dengan monster-monster kecil. Mainan berserakan diseluruh ujung rumah. Teriakan serta tangisan terdengar begitu keras membuat Vincent tak bisa berkata apa-apa lagi.     

Semenjak dulu dia memang tidak suka anak kecil. Dia paling tidak sabar menghadapi anak kecil. Tentu saja dia bisa bersabar dan menyayangi kedua anaknya. Tapi... lain cerita jika anak-anak tersebut bukan anaknya.     

Yah.. tentu saja.. monster-monster ini adalah keponakannya dan dia memang menyayangi mereka. Tapi dia sungguh berharap, para keponakannya tidak datang ke rumahnya dalam waktu bersamaan. Apalagi ketika dia telah merencanakan acara keluarga yang sangat menyenangkan.     

Kini... Vincent harus membatalkan rencananya. Vincent mengerling ke arah para keponakannya yang masih asyik bermain di sudut ruangan. Tempat itu memang dibuat khusus untuk dijadikan arena bermain.     

Arenanya cukup besar, tapi menghadapi monster-monster kecil tersebut... area ruang makan serta ruang keluargapun dijadikan arena bermain.     

Ada si kembar Stanley junior yang baru saja berusia empat tahun yang bernama Raymond dan Richard. Lalu Kendrich, anak sulung Kinsey yang akan berusia dua tahun beberapa bulan lagi. Anak ini baru bisa berjalan dan sangat sangat cerewet. Belum lagi putri bungsu dari Steve yang super cengeng.     

Hhhhh... Vincent mendesah pasrah melihat 5 anak kecil termasuk anaknya berlarian hingga ke penjuru rumah.     

"Cath sayang, sejak kapan rumah kita menjadi tempat penitipan anak?"     

Cathy tertawa geli mendengarnya. "Setidaknya ada Abi yang membantu kita."     

Vincent menyaksikan interaksi antara Abigail serta semua keponakannya. Abigail yang baru saja lulus SMA, datang membantunya begitu mendengar kediaman Vincent Regnz didatangi anak-anak kecil.     

Stevanord Paxton yang ingin merayakan ulang tahun pernikahan dengan mengajak istrinya berkeliling dunia menitipkan putranya, Theodore yang berusia delapan tahun dan Priscilla yang berusia empat tahun pada Cathy selama 1 minggu penuh.     

Chleora dan Theodore tidak terlalu nakal dan bisa membantu mereka menjaga anak-anak. Tapi tetap saja, mereka juga masih anak-anak dan suka bermain. Malahan terkadang berebut mainan dengan adik-adik mereka :man_facepalming:     

Diego yang masih berusia enam tahun sangat akrab dengan Richard dan Raymond. Kalau Richard dan Diego sama-sama suka tertawa lalu menangis, maka Raymond dan Diego memiliki kemiripan suka tidur begitu merasa lelah.     

Bisa dibilang sifat Diego merupakan gabungan dari sifat si kembar Richard-Raymond.     

Lain lagi dengan Kendrich, anak dari Kinsey. Kenken lebih mirip dengan Chleo saat putrinya seusia anak itu. Sangat enerjik dan tidak mudah lelah. Bedanya, dulu Chleo lambat bicara dan tidak mau bersuara. Chleo baru mulai memanggil papa dan mama saat genap berusia 3 tahun. Sementara Kenken sudah mulai mengoceh tidak jelas dan sangat suka bercerita.     

Vincent jadi bertanya-tanya apakah sifat enerjik yang tiada habisnya dari putrinya menurun dari keluarga Paxton?     

Kalau diingat kembali Cathy juga sangat lincah ketika masih tinggal di Eastern Wallace. Dia ingat Rinrin kecil akan melompat-lompat tanpa takut jatuh, atau memanjat tempat yang tinggi dan tidak akan menangis walau dia terjatuh.     

Vincent tersenyum geli mengingat kenangan masa lalunya.     

"Ada apa? Apa yang lucu?" tanya Cathy keheranan.     

"Tidak. Aku baru sadar, sifat Chleo ternyata menurun darimu."     

"Hm?" Cathy masih tidak mengerti arti ucapan suaminya. Belum sempat meminta penjelasan lebih lanjut, Kenken menarik roknya minta perhatian. "Iya sayang?"     

"Ini..ini.." seru Kenken sambil menunjukkan mainan mobil BMW bewarna hitam.     

"Wah, bagus sekali." Lalu Cathy membiarkan tangannya ditarik Kenken menuju ke tempat bermain. Tampaknya Kenken ingin bermain bersama Cathy.     

Vincent melihat ke arah anak-anak yang dijaga istrinya. Theo sedang bermain truk sambil merespond Raymond yang kadang mengajaknya bermain pesawat. Diego sedang berdebat dengan Richard namun akhirnya bermain bersama begitu dilerai oleh Chleo. Abigail, anak dari kakaknya turut membantu Cathy mengawasi semua anak-anak kecil tersebut sambil memangku Priscilla yang mulai rewel.     

Padahal rencana awalnya dia ingin mengajak keluarganya pergi berpiknik nanti sore. Melihat situasinya sekarang, lebih baik mereka berpiknik di halaman belakang. Dengan begitu akan ada banyak mata yang akan mengawasi anak-anak tersebut.     

Vincent memutuskan kembali membuka laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hanya saja dia duduk tidak menjauhi keluarganya. Dia duduk di sofa lalu mulai membaca dokumen yang dikirim oleh sekretarisnya.     

Mungkin karena terlalu fokus pada pekerjaannya, Vincent sama sekali tidak sadar ada dua monster kecil merangkak ke arahnya.     

Tiba-tiba saja dua kepala mungil muncul lalu membaringkan kepalanya ke atas paha Vincent dengan nyaman. Yang satu di paha kanan sementara yang satu di paha kiri.     

Vincent mengerjap beberapa kali tidak percaya apa yang dilihatnya. Diego sudah menguap lebar lalu tidur dengan paha kirinya sebagai bantalnya sementara Raymond berada di atas paha kanannya. Kenapa jam tidur dua anak ini sama? Kenapa pula mereka menjadikan kakinya sebagai bantal mereka?     

"Sayanggg..." rajuk Vincent meminta bantuan pada istrinya.     

Istrinya malah tertawa geli disusul dengan tawa keponakannya. Ketika Cathy hendak bangkit berdiri untuk membantu Vincent, Kenken merengek menahannya untuk tidak pergi sementara Abi tertawa terbahak-bahak membuat Vincent mendesah pasrah.     

Pada akhirnya Vincent memutuskan untuk menutup laptopnya dan membiarkan dua anak ini tidur menggunakan pahanya sebagai bantal mereka.     

Kinsey, Stanley, Steve.. awas ya kalau kalian kembali. Keluh Vincent dalam hatinya.     

Tentu saja, Vincent tidak benar-benar menyalahkan mereka bertiga. Lagipula dia juga merasa senang kediamannya ramai seperti ini.     

Pokoknya jangan terjadi setiap hari saja, kalau tidak... dia yakin dia akan menjadi 'gila'.     

~~~~~♡♡♡~~~~~     

Mini dialog antara Kenken dengan Cathy     

Kendrich : @$%&#£₩€ :beaming_face_with_smiling_eyes:     

Cathy : Ah, jadi begitu. Kalau yang ini bagaimana? :smiling_face_with_hearts: *sambil menunjuk ke arah mainan yang lain*     

Vincent : :neutral_face:     

Kendrich : €$£₩¥&*@# :smiling_face:     

Cathy : Hahahaha.. Lucunyaaaa :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss: *menciumi wajah Kendrich yang kini tertawa geli*     

Vincent : :expressionless_face::expressionless_face:     

Kendrich : ₩¥$€@$&%€₩ :pleading_face::pleading_face::pleading_face:     

Cathy : Boleh. Nanti mainan yang ini untuk Kenken :smiling_face_with_hearts::smiling_face_with_hearts:     

Kendrich : :grinning_squinting_face::grinning_squinting_face::grinning_squinting_face:     

Vincent : Author, mereka sedang bicara apa, sih? :face_with_raised_eyebrow:     

Author : Uhm :hushed_face:... aku juga tidak tahu :grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat:     

Vincent : :weary_face: *speechless*     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.