Ciuman Tidak Langsung
Ciuman Tidak Langsung
Akan tetapi, ketika Kinsey membawanya ke tempat yang sangat cantik, dikelilingi pepohonan serta tanaman indah, danau kecil dengan jembatan kayu serta sebuah perahu kecil di pinggir danau, itu semua membuat Katie terpesona.
Melihat tatapan berbinar-binar pada Katie, Kinsey serta Cathy langsung memutuskan akan memakai tempat ini. Yang lebih membahagiakan lagi, Katie akan mengadakan pesta pernikahannya bersama dengan Meisya.
Mereka sadar, Meisya dan Stanley tidak pernah mengadakan perayaan pernikahan. Mereka hanya mendaftarkan pernikahan mereka ke catatan sipil tanpa perayaan apa-apa.
Karena itu pasangan saudara kembar berencana mengadakan pesta pernikahan di hari dan tempat yang sama.
Namun karena Meisya masih sibuk menangani anak kembarnya yang masih bayi, seluruh keputusan persiapan pernikahan akan diserahkan pada Kinsey dan Katie.
Sekarang Kinsey sedang berdiskusi dengan salah satu manajer yang mengurus tempat itu sementara Cathy duduk bersama Katie di kursi panjang menikmati bunga.
Chleo juga turut ikut bersama mereka dan duduk diatas pangkuan Katie memainkan rambut Katie yang tampak lebih indah daripada sebelumnya.
"Apakah ini berarti Bibi Kitty akan tinggal bersama Paman Kinsey?" tanya Chleo dengan nada polosnya.
"Tentu saja. Setelah acara pernikahan kami selesai, aku akan tinggal bersama pamanmu." jawab Katie jenaka sembari mengetuk hidung mancung Chleo dengan jari telunjuknya.
Chleo tersenyum senang mendengarnya. "Itu berarti aku bisa bertemu dengan Bibi Kitty tiap kali datang ke rumah Paman Kinsey!" seru Chleo dengan antusias.
"Tentu saja." jawab Katie geli.
"Sepertinya kau sudah menetapkan bibi favoritmu ya?" tebak Cathy dengan curiga membuat Chleo cekikikan.
Tentu saja kini Katie adalah bibi favoritnya. Karena hanya Katie seorang yang bisa menceritakan lebih detail mengenai penyelamatnya saat Chleo diculik di Jerman.
Tidak ada satupun yang bisa melihat orang itu, ataupun percaya akan ceritanya. Tapi Katie bisa melihatnya bahkan memberitahunya mengenai identitas penyelamatnya.
Semenjak itu, hubungan mereka semakin akrab karena Katie akan menceritakan kisah raja biru di tiap pertemuan mereka.
"Bibi, aku masih ingin mendengar soal raja biru lagi." bisik Chleo ke telinga Katie agar sang ibu tidak bisa mendengar suaranya.
"Nanti malam aku akan menceritakannya lagi." jawab Katie sambil berbisik juga.
Keduanya tertawa geli ketika melihat Cathy mengangkat sebelah alisnya. "Sejak kapan kalian mulai belajar menyembunyikan rahasia dariku?"
Lalu mereka bertiga tertawa bersama.
Chleo menciumi pipi Katie dengan ciuman alanya sebagai bentuk rasa sayangnya.
"Muach, muach, muach, muuuuuaaacch!" Kemudian sebuah ide terlintas di benaknya. Dia menangkup kedua pipi Katie sebelum memberikan kecupan ringan di bibir Katie yang membuat Katie membelalak lebar. Dia sama sekali tidak memperkirakan serangan dadakan itu dan terpaku pada tempat duduknya.
Sedetik kemudian, Chleo melompat turun dari pangkuannya dan berlari menuju ke arah paman tampannya.
"Paman Kinsey!"
Kinsey yang tadinya sibuk membicarakan sesuatu dengan manajer segera menghentikan diskusinya dan merentangkan kedua tangannya. Begitu tubuh mungil Chleo tergapai oleh tangannya, Kinsey segera menggendong keponakan sulungnya dan membiarkan anak itu memberi kecupan ringan di bibirnya.
Kinsey terkekeh lagi-lagi Chleo memberinya serangan tak terduga tanpa menyadari wajah Katie memerah seketika dan langsung menundukkan kepalanya.
"Chleo, kau sudah semakin besar. Tidak boleh mencium bibir orang sembarangan." tegur Kinsey, meski dia sama sekali tidak keberatan karena sudah menjadi kebiasaannya bahkan disaat keponakannya masih batita.
Anehnya, adiknya tertawa terbahak-bahak sementara tunangannya menyembunyikan wajahnya. Dia bahkan bisa melihat telinga Katie merah. Kenapa tunangan cantiknya merona? Ada apa ini?
"Chleo, kau ini jahil sekali sih. Lebih parah daripada papamu." ungkap Cathy dengan jenaka saat menghampiri Kinsey.
"Apa aku melewatkan sesuatu?" Kinsey tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya apalagi menyangkut calon istrinya... pasangan hidupnya.
"Sebenarnya..." Cathy memberi isyarat meminta Kinsey mendekat ke arahnya agar Cathy bisa membisikkan sesuatu pada telinganya.
Sambil mendengar penjelasan adiknya, Kinsey melirik ke arah kekasihnya dan keponakannya secara bergantian.
Ah, dasar keponakannya yang nakal. Dia sudah terbiasa dengan kejahilan Chleo yang terkadang langsung mencium bibir yang bukan orang tuanya. Tapi tidak dengan Katie. Belum lagi, Chleo langsung mengecup bibirnya seolah menandakan seperti ciuman tidak langsung antara Kinsey dan Katie.
Kinsey menegakkan tubuhnya sebelum mencium pipi Chleo.
"Muach.. kau memang yang terbaik."
Chleo cekikikan dengan senyuman lebar. Setelah menurunkannya, Cathy segera mengajak Chleo serta sang manajer pergi untuk memberi privasi bagi Kinsey yang harus menenangkan Katie yang tampaknya ingin segera kabur darinya.
Dan benar saja, begitu sadar kini hanya tinggal berdua, Katie langsung bangkit berdiri dan hendak menyusul Cathy. Tentunya Kinsey yang sudah tahu jalan berpikir calon istrinya tidak membiarkannya kabur begitu saja. Dia segera menahan lengan Katie dan kembali mendudukkannya di posisi semula dengan lembut.
Kemudian dia membungkuk dengan dua tangannya memerangkap di dua sisi tubuh Katie sehingga gadis itu tidak bisa lagi melarikan diri. Sementara kedua wajah mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka nyaris bersentuhan.
"Apa yang membuatmu malu? Chleo yang menciummu tiba-tiba atau kau baru saja berciuman tidak langsung denganku?"
"Kau... kau... Sepertinya kulitmu memang benar tebal ya? Kau sama sekali tidak memiliki rasa malu. Bagaimana mungkin kau terang-terangan menanyakannya padaku?" gerutu Katie berusaha menyembunyikan rasa malunya.
Kinsey tersenyum geli mendengarnya dan ingin menggodanya lebih lanjut.
"Kau tahu aku kan? Aku lebih suka..." Kinsey menyapukan bibirnya ke bibir Katie dengan cepat. "Melakukannya langsung."
Sudah tidak ada yang bisa menebak lagi semerah apa wajah Katie sekarang.
"Lagipula seharusnya kau sudah tidak perlu malu sekarang. Kita sudah berciuman sebanyak.. aku sudah tidak bisa menghitungnya." lanjut Kinsey sambil menyeringai lebar membuat Katie merasa malu luar biasa.
Tuan besar Alvianc, tidak bisakah kau sekaliiiii saja tidak menindasku? pinta Katie dalam hatinya.
Meskipun sudah sering melihat wajah calon istrinya, Kinsey tidak pernah bosan. Bahkan, seringkali dia malah akan kembali jatuh cinta lagi tiap kali melihat ekspresi istrinya yang memerah karena gugup. Perasaannya sekarang jauh lebih kuat dibandingkan yang dulu. Malahan mungkin, cintanya terhadap Katie akan semakin besar seiring berjalannya waktu.
"Katalina van Oostven."
Katie memandang Kinsey bingung, karena ini pertama kalinya Kinsey memanggil nama panjangnya
"Aku mencintaimu." Kinsey membawa tangan Katie lalu memberikan ciuman panjang dan tegas di atas punggung tangan Katie.
"Aku juga mencintaimu." balas Katie dengan tersenyum.
Kedua kening mereka saling menempel, mereka saling tersenyum dan tertawa bersama. Dan mereka sama-sama menantikan hari-hari kedepan yang akan mereka lalui bersama.
~~~~~♡♡♡~~~~~~
Mini Dialog antara Chleo dan Kinsey
Chleo : Paman Kinsey, memangnya sudah berapa kali kalian berciuman? :smiling_face:
Kinsey : Uhm...:neutral_face:
Chleo : Apakah kalian berciuman setiap hari?:smiling_face_with_hearts:
Kinsey : Kurasa begitu :grinning_face_with_sweat:
Chleo : :hushed_face: Jadi berapa kali?
Kinsey : 70x7 kali sehari dalam seminggu:winking_face:
Chleo : Uhmm.. berarti itu berapa kali? :thinking_face:
Kinsey : Coba tanya bibi Kitty. Dia tahu jawabannya :face_with_hand_over_mouth:
Chleo : *menatap ke arah Katie dengan tatapan memelas* :pleading_face::pleading_face::pleading_face:
Katie : .... (dasar rubah licik!) :angry_face:
Happy reading!