Satu Tahun Kemudian
Satu Tahun Kemudian
Mereka menghubungi anggota mereka yang merupakan penguasa dunia untuk membangun kembali bangunan di Prussia. Salah satunya adalah Alvianc group.
Sesuai tujuan BZO, Prussia tidak lagi dijadikan sebuah negara. Namun bergabung menjadi satu negara dengan Jerman. Para penguasa Prussia juga telah menyetujui kesepakatan ini. Mereka boleh tetap tinggal di daerah mereka, namun hanya sebagai warga biasa.
Tidak ada lagi kerajaan yang memerintah ataupun perbedaan jabatan. Semua orang yang tinggal disana sederajat dan akan mengikuti sistem pemerintahan Jerman.
Bangunan rumah, perkantoran dan juga mall dibangun mengikuti trend zaman modern. Dulu bangunan Prussia masih sangat klasik dan kuno. Tidak ada mall ataupun gedung perkantoran yang tinggi.
Kini Prussia memiliki itu semua. Jalanan juga lebih bagus dari sebelumnya. Perekonomian mereka juga berkembang lebih pesat dari yang sudah-sudah.
Malahan Prussia yang sekarang menunjukkan potensi lebih besar dibandingkan yang dulu.
Luuk Tettero beserta keluarga masih menjalankan bisnis mereka bersama para usahawan. Egon beserta anggota suku lain kini menekuni pertanian dan perternakan di Bayern. Sehingga produk pangan berlimpah ruah di daerah mereka.
Sementara kaum Vangarians.. tidak bernasib lebih baik, karena rata-rata anggotanya merupakan bawahan Lemar yang ingin menguasai kerajaan Prussia.
Namun kini Lemar telah tiada, kerajaanpun telah hangus.. mereka juga menolak sistem baru yang ditawarkan Jerman. Sehingga mereka melarikan diri dan menyebar. Ada yang menjadi pengemis, ada yang menjadi penjahat, ada juga yang menemukan pasangan hidupnya dan menetap dengan damai.
BZO membiarkannya saja karena bagi mereka, para kaum Vangarian hanyalah 'serangga' yang tidak mematikan.
Sementara raja Dieter, dia menepati apa yang diucapkan pada ibunya ketika mengasingkan ibunya keluar Prussia. Dia bersama istrinya menemani ibunya menikmati masa tuanya.
Semula Victoria tidak suka akan pengasingan yang dilakukan anaknya, dia bahkan sempat membenci Dieter. Namun saat mendengar Lemar mengancam Dieter menggunakan Adrianna, saat mendengar Lemar menahan Dieter didalam penjara bawah tanah di sel khusus dimana seorang kriminal berbahaya yang seharusnya dikurung disana, hati Victoria tidak tahan.
Belum lagi berita mengenai kobaran api yang terjadi di negeri Prussia, hatinya tidak berhenti mendoakan keselamatan kedua anaknya.
Saat itulah dia menyadari bahwa ambisinya, kekuasaan yang pernah didambakannya tidak begitu penting bila dibandingkan keselamatan kedua anaknya. Dia sama sekali tidak menyangka adiknya, Lemar akan bertindak sampai sejauh ini.
Semenjak itu, Dieter beserta istri dan anaknya tinggal bersama Victoria. Sementara Adrianna menemukan cinta sejatinya dan hidup berbahagia bersama pasangannya.
Semua orang yang sudah menderita namun selamat dari amukan energi api, menemukan akhir bahagia mereka.
Lalu bagaimana dengan Kinsey serta lainnya?
Meisya melahirkan anak kembar lelaki yang sehat enam bulan lalu. Awal masa kehamilannya, Meisya banyak merenung dan bersedih setelah mendengar kabar kepergian Katie. Kalau bukan karena suaminya dan ibunya yang menghiburnya, Meisya pasti tidak akan bertahan.
Keisha juga merasa sedih, tapi memutuskan untuk tidak terjebak dalam kesedihannya. Dia masih memiliki Meisya untuk dijaganya. Dia harus menjadi ibu yang kuat agar Meisya tidak terpengaruh dan bisa melahirkan dengan lancar.
Sementara Cathy... dia merasa sangat sedih dan terpukul. Salah satu sahabat terbaiknya, tersayangnya, yang ingin dijadikannya saudara ipar... meninggalkannya untuk selamanya. Apalagi.. ketika melihat Kinsey yang tidak lebih baik darinya, semakin membuatnya sedih.
Sedangkan Kinsey sendiri, dia nyaris tidak memiliki harapan. Dia nyaris berulang kali membiarkan dirinya mengalami kecelakaan yang bisa merenggut nyawanya.
Apalah arti hidup ini bila tidak ada wanita yang dicintainya disisinya?
Tapi Kinsey tetap menjaga kesehatannya. Dia tetap berusaha untuk terus melanjutkan hidup. Bukan karena energi kehidupan Katie berada didalam tubuhnya, tapi karena dia memiliki harapan.
Benar. Keisha, Meisya, Cathy dan dirinya... masih bisa bertahan selama setahun ini karena memegang harapan yang sangat kecil ini.
Harapan yang mengatakan ada kemungkinan Katie masih hidup.
-
(Flashback tahun lalu ketika Kinsey terbangun dari mimpi bertemu ibunya)
Kinsey langsung merengkuh Katie yang berbaring lemah disisinya. Rambut wanita itu putih seperti uban dan banyak keriput di wajahnya. Suara wanita itu terdengar sangat lemah dan tidak seceria biasanya.
Suara Katie saat ini sama persis seperti nenek yang berusia hampir satu abad dan menunggu maut menjemputnya.
Kinsey meneteskan air matanya melihat kondisi wanita itu.
"Dasar bodoh. Apa yang sudah kau lakukan?"
Katie membuka kelopak matanya yang terasa berat. Kinsey baru menyadari bahkan warna mata kekasihnya telah berubah seperti seseorang yang mengalami kelainan.
Katie mengangkat sebelah tangannya yang kini kurus seperti tulang bergerak ke arah wajah Kinsey. Katie bisa melihat bentuk tangannya sendiri yang mengerikan. Dia yakin sekali, dirinya saat ini pasti sangat jelek.
"Aku pasti jelek sekali." ujar Katie dengan lemah menurunkan tangannya yang terangkat.
"Tidak." Kinsey menangkap tangan Katie yang turun, lalu melanjutkan niatan wanita itu untuk menempelkannya pada pipinya. Sentuhannya sangat lembut dan berhati-hati karena takut menyakiti tangan Katie yang tampak ringkih sekali. "Kau masih cantik. Kau menua dengan sangat cantik. Apa kau tahu, aku sangat menantikan hari-hari dimana kita bisa menua bersama? Kenapa kau tega..." Kinsey sudah tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena terlalu dalam kesedihannya. Air matanya sudah mengalir dengan deras begitu pula air mata Katie.
Hanya saja, Katie tetap bertahan agar tidak terisak karena dia tahu, isakan kecil sangat membuatnya sesak karena tubuh kurusnya.
Katie tersenyum sedih menanggapinya. "Maaf. Aku.."
"Tidak. Kumohon, jangan tinggalkan aku." pinta Kinsey dengan isakan yang tidak dapat ditahan lagi.
Kinsey bukanlah orang yang mudah mengeluarkan air mata. Tidak peduli rasa sakit yang hebat sekalipun dia tidak akan mengeluarkan air mata. Bahkan ketika dia mendapat kabar orang terdekatnya meninggalkan dunia ini, dia juga tidak akan menangis. Mungkin dia memang akan merasa sedih, kecewa bahkan mungkin frustrasi. Tapi tidak pernah sekalipun dia akan meneteskan air mata.
Tapi malam ini, air matanya keluar begitu saja tanpa bisa dicegahnya.
"Maaf karena sudah melupakanmu." Katie melanjutkan kalimatnya dengan susah payah. Dia berusaha keras untuk tetap terjaga karena dia tahu, begitu dia membiarkan dirinya terlelap, dia tidak akan bangun lagi. Katie masih ingin memberitahu Kinsey apa yang ingin diungkapkan.
"Aku baru ingat sekarang nama anak cinta pertamaku. Anak lelaki berambut merah, yang sering mengunjungiku dengan membawa hadiah kesukaanku. Dia juga berjanji memasuki sekolah yang sama denganku ketika besar nanti.
Tapi aku malah melupakan namanya. Anak itu juga tidak muncul. Ajaibnya, kami malah bertemu di pernikahan sahabatku dan sekali lagi aku jatuh cinta padanya. Apakah kau tahu nama yang telah kulupakan? Nama yang sudah kukorbankan untuk menyegel kekuatanku."
Kinsey semakin menangis mendengarnya. Tangannya gemetar hebat ketika memperat pelukannya. Dia bisa menebaknya, dia sudah menduganya melalui kalimat wanita itu. Tapi dia merasa sedih dan tidak ingin mendengar jawabannya.
"Nama cinta pertamaku adalah Kinsey... kau adalah orangnya. Kau... adalah cinta... pertamaku."
Sesuai yang ditakutinya. Begitu Katie menyelesaikan kalimat terakhirnya, kelopak mata Katie kembali terpejam dan tangan yang menyentuh di pipinya kini menjadi lemas tak bernyawa.
Detik berikutnya, tubuh Katie diliputi percikan api kecil yang menjalar ke atas dari kaki hingga kepala sebelum tubuhnya menghilang bagaikan ditelan bumi.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!" Kinsey berteriak meluapkan segala kesedihan, frustrasi dan amarah yang menumpuk di dalam hatinya. Suara teriakan yang begitu panjang disusul suara lolongan dua serigala merah yang sangat menyayat hati.
Tanya menangis sesunggukkan menyaksikan adegan yang sangat memilukan. Joan merangkulnya dan membiarkan Tanya menangis di pundaknya.
Semua orang yang menyaksikan adegan pilu itu ditambah mendengar suara lolongan yang menyedihkan, turut merasa berduka... kecuali Walther dan Ferd yang saling bertukar pandang dengan kening berkerut.
"Tunggu. Raja merah tidak mungkin menghilang seperti ini. Ada kemungkinan dia masih hidup." sahut Walther.
"Kita akan mengetahuinya tahun depan apakah Katalina memang benar meninggalkan dunia ini atau tidak." sambung Ferd yang diangguki setuju oleh Walther.
"Apa maksud kalian?" kini Stanley yang bertanya. Dia benar-benar berharap memang Katie masih hidup disuatu tempat.
"Biasanya jika raja merah tiada, tubuhnya tidak akan menghilang seperti ini. Kita masih bisa memberikan pemakaman layaknya manusia biasa. Tapi kami tidak tahu apakah raja merah yang memiliki energi api didalam tubuhnya akan mati dengan berbeda. Tapi kami tahu akan satu hal." jelas Walther.
"Tiap kali raja merah meninggal, maka sumber energi kehidupan akan muncul satu tahun kemudian untuk memasuki calon bayi yang baru." sambung Ferd.
"Tapi dengan hancurnya alat tadi, bukankah raja merah bisa lahir dimanapun?" kali ini Joan yang bertanya masih merangkul Tanya yang kini hanya terisak kecil.
"Kami akan mengawasi secara seksama diseluruh dunia ini untuk mencari tanda kemunculan sumber energi kehidupan. Jika energi merah tidak muncul, berarti.. raja merah masih hidup." jawab Walther.