My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Di Dalam Terowongan



Di Dalam Terowongan

0Begitu Katie tiba di lantai paling dasar, Katie sudah tidak bisa melihat sekitarnya. Hanya cahaya dari atas yang merupakan jalan masuk masih bisa dilihatnya. Tapi jalan didepannya... gelap gulita.     

Katie membuka telapak tangannya lalu muncul sebuah bola merah yang menyala. Setelah itu bola tersebut bersinar terang membuatnya bisa melihat sekitarnya. Dia membiarkan bola tersebut melayang di tengah udara agak ke depan untuk menuntunnya berjalan.     

Dia terus berjalan dan berjalan dalam kesunyian. Rasanya sangat membosankan karena dia hanya seorang diri berjalan lurus didalam kegelapan. Apalagi jalanan yang dilaluinya tampak seperti tidak berujung.     

Setelah beberapa menit berjalan dengan langkah cepat, Katie memutuskan untuk mengajak Tiffany mengobrol.     

"Tiffany, apakah kau masih bersamaku?"     

"Tentu saja. Sinyal masih bagus didalam sini. Apakah kau mulai bosan?"     

Katie terkekeh mendengar pertanyaannya. "Kau sangat mengerti diriku. Apakah tidak ada sesuatu yang menarik didalam sini?"     

"Tidak ada data mengenai terowongan ini. Juga tidak ada kamera yang bisa kuretas. Sepertinya aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu yang terakhir." jawab Tiffany.     

"Tidak masalah. Lagipula aku hanya asal bertanya."     

"Ngomong-ngomong, kau masih ingat dengan orang yang kau tanyakan?"     

"Orang yang kutanyakan?"     

"Orang yang memiliki wajah yang mirip dengan Catherine West. Aku mencoba meretas data Audrey tanpa sepengetahuan Stanley, aku berhasil menemukan orang itu."     

"O, ya? Siapa namanya?"     

"Namanya adalah Chloeny Paxton. Dia ibu kandung dari Kinsey dan Catherine. Serta almarhum istri dari Marcel Alvianc."     

"..." ibu kandung Kinsey? Jadi wanita itu adalah ibu Kinsey dan Cathy?     

Tidak mengherankan kenapa wanita itu memintanya untuk melepaskan anak kecil didalam mimpinya. Anak itu adalah Kinsey sementara wanita itu adalah ibunya. Wanita itu takut Kinsey akan mati mengenaskan bila bersamanya. Mungkinkah itu sebabnya wanita itu bersikap tidak ramah terhadapnya?     

Lalu kenapa wanita itu memutuskan untuk membantunya? Tunggu. Tadi Tiffany bilang almarhum? Berarti... wanita itu sudah tiada?! Lalu kenapa bisa muncul didalam mimpinya?     

"Katie, barusan Kinsey bertanya bagaimana keadaanmu sekarang?"     

Katie tidak lagi memikirkan mimpinya dan kembali fokus pada misinya. Lagipula, wanita itu hanyalah mimpi.. tidak nyata. Dia tidak perlu mengkhawatirkannya.     

"Aku baik-baik saja. Disini gelap dan tidak ada udara, tapi aku masih bisa bernapas dengan baik. Aku juga menciptakan bola lampu untuk menjadi peneranganku. Rasanya seperti sedang berpetualang mencari harta karun didalam gua." jawab Katie untuk menjawab pertanyaan Kinsey melalui Tiffany.     

Saat ini Katie tidak membawa tas ataupun alat benda elektronik lainnya. Dia hanya membawa kantong kotak makanan untuk dijadikan makanannya ketika lapar.     

Dia hanya mengenakan kaos berlengan pendek yang nyaman serta celana skinny yang membalut jenjang kakinya dengan ketat. Dia juga memakai sepatu boots yang nyaman untuk berjalan dalam jangka waktu panjang.     

Katie memilih tidak membawa benda apapun agar dia bisa bergerak leluasa dan hanya mengenakan gelang platinumnya saja. Sementara kantong kotak makanannya, dia bisa membuangnya setelah menghabiskan makanannya.     

Tidak ada satupun yang tahu mengenai kondisi jalur terowongan ini. Tidak ada yang tahu apakah ada jebakan tersembunyi atau tidak selama perjalanannya menuju ke alat tersebut.     

Jadi dia memutuskan tidak membawa apa-apa agar bisa bergerak cepat dan nyaman jika seandainya dia tidak sengaja memicu jebakan didalam terowongan. Itupun kalau ada jebakan.     

"Katie, Kinsey bertanya apakah kau tidak merasa lapar atau haus?"     

Katie tersenyum mendengarnya. Dasar Kinsey. Bukankah sebelum memasuki terowongan ini Katie sudah melahap habis dua porsi makan besar? Tentu saja dia tidak merasa lapar.     

Kalau soal haus, dia bisa saja menciptakan air dari udara untuk diminumnya. Tapi untuk saat ini dia tidak merasa haus. Dia juga harus menghemat energinya untuk mengantisipasi hawa dingin yang akan menerpanya.     

"Katakan padanya aku baik-baik saja." jawab Katie kemudian.     

Katie terus berjalan sambil sesekali memberi jawaban atas pertanyaan Kinsey melalui Tiffany. Hingga akhirnya Katie mulai merasa pegal pada kakinya.     

"Sudah berapa lama aku berjalan?"     

"Hampir sepuluh jam. Kau masih belum mencapai setengahnya." jawab Tiffany.     

Katie mengambil napas terpanjangnya sebelum memutuskan untuk istirahat sebentar.     

Dia duduk berselonjor dengan menyenderkan punggungnya di dinding terowongan. Bola merah masih melayang di atas kepalanya dan tidak bergeming dari tempatnya.     

Katie memukul kedua pahanya dengan tinju tangannya untuk meredakan rasa pegalnya.     

Sepuluh jam... ini rekor waktu terpanjangnya. Dia tidak pernah berjalan selama sepuluh jam tanpa berhenti. Mungkin kalau dia berjalan selama itu bersama teman atau menikmati pemandangan, rasanya tidak akan seletih seperti saat ini.     

Katie menoleh ke arah kanan menatap ke dalam kegelapan. Kini dia merasa ragu, apakah dia bisa tiba di tempat tujuannya dengan tepat waktu atau tidak.     

Katie mulai merasakan perutnya sudah berbunyi. Sebenarnya sudah berbunyi dari tadi tapi dia menghiraukannya. Dia tidak tahu berapa lama dia akan tiba tapi akan sangat merepotkan kalau membawa 2 kotak bekal makanan. Karena itu dia menahan rasa lapar karena bekal makanan yang ia bawa hanya untuk satu kali makan saja.     

Setelah menghabiskan makanannya, barulah Katie kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini dia teringat akan nasihat Walther.     

"Jika kau merasa lelah, gunakan angin disekitarmu untuk membantumu."     

"Kenapa tidak menggunakannya sejak awal?"     

"Kau bukan raja kuning. Angin tidak akan membantumu kalau fisikmu dalam keadaan prima."     

Itulah yang dikatakan Walther. Dari situ pula dia juga baru tahu selain raja biru, ternyata ada raja kuning dengan unsur utamanya adalah angin. Kini dia sangat penasaran, siapa raja warna yang terakhir mengingat ada 4 penguasa alam di dunia ini.     

Katie berdiam lalu memejamkan matanya untuk memanggil angin. Semula dia hanya bisa merasakan hembusan angin yang masih sedikit, lalu lama-lama terasa kuat.     

Begitu Katie membuka matanya, tubuhnya terasa ringan seolah gravitasi bumi mendadak semakin kecil. Ketika dia melangkah kakinya, entah kenapa langkahnya menjadi dua kali lebih cepat dan ringan.     

Dalam sekejap saja dia sudah melebihi setengah perjalanan dari jarak yang ditempuhnya.     

Menurut perkiraan Tiffany, Katie akan tiba sekitar lima jam lagi.     

Dan tepat sesuai perkiraan Tiffany, 5 jam kemudian Katie mulai merasakan hawa dingin yang mencekam. Semakin lama semakin terasa kuat, disaat bersamaan angin yang membantunya juga semakin menurun.     

Tampaknya energi dingin yang sangat kuat ini sanggup menyingkirkan unsur elemen bumi lain yang lemah.     

Katie mulai berjalan kembali menggunakan kekuatannya sendiri sambil menaikkan suhu tubuhnya. Disana dia sempat melihat beberapa binatang yang sudah mati disana. Ular, tikus, dan berbagai binatang kecil lainnya mati disana.     

Itu berarti... dia semakin dekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.