My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Permintaan Stanley



Permintaan Stanley

2Begitu Kinsey Katie tiba di vila, Katie langsung memeluk Cathy sebagai tanda perpisahan sebelum sahabat baiknya kembali ke Amerika. Disana pula dia melihat seorang wanita paruh baya yang tidak pernah dilihatnya. Tapi garis lekuk wajah wanita itu serta matanya terasa familiar.     

Matanya yang sendu namun bersemangat sangat mirip dengan ibu asuhnya. Cara tersenyumnya yang menunjukkan lesung pipinya pada bagian kiri juga sangat mirip dengan ibu asuhnya.     

Katie teringat.. dulu umbranya pernah memberitahunya bahwa ibu asuh yang merawatnya selama ini adalah adik kandung dari Keisha.     

Apakah mungkin...?     

"Sudah sangat lama aku memimpikan pertemuan kita." sahut wanita itu dengan penuh haru. "Apa kau tidak ingin menyambut ibumu yang sudah tua ini?"     

Seketika air mata merembes keluar. Tanpa perlu disuruh lagi, Katie berlari menghambur dan masuk kedalam pelukan ibunya yang sudah terbuka lebar untuknya.     

"I..ibuuu.. Huhuhu.. aku juga.. sangat menantikan pertemuan kita."     

Semua orang yang menyaksikan adegan itu turut merasa terharu. Hanya saja tidak ada yang tahu selain terharu, Kinsey juga merasakan hal yang lain. Kehilangan, penyesalan dan juga... kepahitan.     

Jika seandainya Martin Paxton tidak mendesak Chloeny, jika seandainya Chloeny tidak perlu memisahkan anak kembarnya yang baru lahir... maka mungkin Kinsey juga bisa merasakan bagaimana hangatnya pelukan seorang ibu. Bagaimana rasanya diceritakan dongeng tiap malam ketika hendak tidur. Bagaimana juga mencurahkan isi hatinya bila Kinsey bertengkar dengan temannya di sekolah atau mengadukan keisengan dan kenakalan saudaranya.     

Kinsey dan Cathy tidak pernah mengalaminya. Meskipun Katie tidak pernah bertemu dengan ibu kandungnya, setidaknya Katie tumbuh dengan kasih akan orangtua asuhnya yang menyayanginya seperti anak sendiri.     

Cathy juga sempat merasakan kasih seorang ibu dari istri Daniel. Dia bahkan mendapatkan kasih yang sangat besar dari ibu mertuanya. Bagaimana dengan Kinsey?     

Terlebih lagi penyesalan akan sikapnya yang ketus pada Chloeny sewaktu kecil, tidak akan pernah bisa dihilangkannya. Penyesalannya akan selalu ada didalam lubuk hatinya hingga liang kuburnya.     

Setelah beberapa menit menikmati adegan mengharukan itu, semua orang membiarkan Katie berdua dengan Keisha di taman.     

Lain dengan Meisya yang bisa bertemu hampir setiap hari di istana, ini adalah yang pertama kalinya Katie dan Keisha bertemu secara resmi. Ada begitu banyak yang ingin dibicarakan dan saling berbagi cerita. Karena itu mereka memberikan waktu privasi untuk keduanya.     

"Vincent, bisakah aku minta bantuanmu?"     

Vincent tercengang mendengar pertanyaan ini. Kalau saja yang meminta adalah istrinya atau Tanya, dia sudah tidak kaget lagi. Apalagi kalau berasal dari Alex yang cenderung sering meminta bantuan demi menolong Kinsey.     

Tapi masalahnya yang meminta bantuannya adalah Stanley. Stanley! Dia terkenal tidak pernah minta bantuan dan selalu menolak bantuan apapun yang disodorkan padanya.     

Semenjak kejadian bunuh diri sepuluh tahun yang lalu, Stanley menjadi sosok pendiam dan penuh dengan kepalsuan. Dia menutup diri dari perhatian atau bantuan apapun dari luar. Stanley hanya mau menerima masukan dari ayah angkatnya saja dan tidak mau mendengar siapapun selain Daniel.     

Kini Stanley meminta bantuan Vincent? Sungguh di luar perkiraannya.     

"Tentu saja. Katakan apa yang bisa kubantu?"     

"Izinkan aku tinggal disini. Aku berjanji pada Daniel untuk melindungi Kinsey selama dia disini."     

Kinsey yang mendengarnya memutar matanya dengan malas. Memangnya dia anak kecil yang perlu dilindungi? Tapi Kinsey tidak protes dan membiarkannya saja. Toh, kemampuan Stanley memang akan sangat membantu jika pria itu tetap tinggal disini.     

"Kalau kau tinggal, aku juga akan tinggal." sambung Tanya. "Pasangan Alpha Zero tidak boleh berpisah."     

Stanley yang hendak membuka suara untuk protes akhirnya mengurungkan niatnya. Mungkin Tanya memang bisa membantunya. Lagipula, jika dia akan dikelilingi orang asing seperti BZO, dia akan lebih merasa nyaman jika ada rekan yang bisa dipercayainya menemaninya.     

"Baiklah, jika memang itu pilihan kalian. Bantuan yang kau minta ini sangat mudah sekali. Kupikir kau akan meminta sesuatu yang sulit."     

"Bukan sesuatu yang sulit, tapi sesuatu yang sangat penting." lanjut Stanley dengan senyuman tipis.     

"Penting?"     

Stanley mengerling ke arah Meisya yang kini duduk santai di sofa bersama Cathy. Seketika Vincent langsung mengerti apa yang dipikirkan Stanley.     

"Bisakah kau membawanya bersama kalian? Aku akan lebih tenang jika dia bersama kalian."     

"Aku mengerti. Aku pasti akan menjaganya."     

"Kalau begitu sekalian bawa Keisha bersama kalian. Aku yakin dia sudah tidak ingin berada di tempat ini." kali ini Kinsey yang berbicara.     

"Hm. Aku rasa begitu. Tapi aku ragu dia akan mau ikut jika Katleen tinggal disini."     

"Kita serahkan pada Katie untuk membujuknya."     

Mereka mengangguk setuju terhadap kalimat terakhir Kinsey. Setelah membahas beberapa hal lainnya, Stanley beranjak pergi menghampiri istri tercintanya.     

"Sayang, ada satu hal yang ingin kuberitahukan."     

Mengerti apa yang akan diucapkan Stanley adalah perihal serius, Cathy bangkit berdiri menuju ke tempat bermain kedua anaknya yang sedang sibuk bermain.     

"Katakan saja." jawab Meisya setelah hanya mereka berdua yang duduk di sofa tersebut.     

Kini ekspresi dan raut muka Meisya jauh lebih baik daripada beberapa hari lalu. Ibunya telah kembali dengan selamat, Katie juga telah kembali, karena itu Meisya tidak lagi khawatir dan nafsu makannya kembali normal.     

Namun dia sama sekali tidak menyangka suaminya akan mengatakan sesuatu yang kembali meresahkan pikirannya.     

"Aku putuskan aku akan tinggal disini. Dan aku ingin kau ikut dengan mereka ke Amerika."     

"Apa? Kau ingin kita berpisah?"     

Stanley membelai puncak kepalanya dengan lembut. "Siapa yang bilang kita akan berpisah? Aku hanya ingin kau ke Amerika lebih dulu, beberapa hari kemudian aku akan menyusulmu."     

"Jika kau tinggal, maka aku akan tinggal. Aku tidak ingin berpisah."     

"Jika kau tinggal disini, pikiranku akan pecah. Aku tidak akan bisa fokus pada pekerjaanku karena memikirkan keselamatanmu. Tapi jika kau bersama mereka..."     

"Itu berarti misi kali ini sangat berbahaya? Kalau begitu aku harus tinggal disini. Bersamamu." potong Meisya dengan penuh ketegasan.     

"Tidak bahaya. Sungguh. Meimei, bagaimana caranya aku bisa meyakinkanmu untuk ikut dengan mereka?"     

"Tidak ada. Aku akan tetap disini."     

"Kau tidak berguna disini. Lebih tepatnya kau akan menjadi penghalang kami."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.