My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Kekalutan Kinsey



Kekalutan Kinsey

1Di dunia ini memang hanya ada satu raja merah. Tapi siapa sangka... ternyata ada lebih dari satu penguasa alam. Salah satunya adalah raja biru.     

Berlawanan dengan raja merah yang memiliki unsur utama energi api, unsur utama raja biru ada energi es. Keduanya saling bertolak belakang sehingga mereka tidak bisa berada jarak dalam radius dekat. Energi keduanya akan saling menyakiti dan membuat satu sama lain menjadi lemah. Tentunya mereka tidak akan mati, tapi hanya menjadi lemah.     

Lain halnya dengan manusia. Jika manusia terkena langsung serangan energi kedua raja tersebut, manusia biasa akan langsung mati. Kalau terkena energi api, kulit manusia akan menjadi leleh dan melebur tak berbentuk. Sebaliknya kalau terkena energi es, jantung manusia tersebut akan membeku menyebabkan kematian mutlak.     

Ini menjelaskan kenapa akhir-akhir ini ditemukan tubuh tak bernyawa dengan jantung yang membeku. Sepertinya raja biru-lah penyebab kematian mereka.     

"Begitu terkena energi yang menyelubungi 'alat' tersebut, jantung manusia akan membeku dan langsung mati di tempat. Kalau raja merah tanpa energi api yang masuk ke dalam, tidak akan mati. Tapi kau akan menjadi lemas dan tidak bisa bergerak. Sama seperti saat kau keluar rumah disaat musim dingin, kau akan menjadi sakit dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari." lanjut Walther menjelaskan.     

"Bukankah kita bisa mencari raja biru dan memintanya untuk menghilangkan energi miliknya? Dengan begitu, Katie atau kalian bisa lebih leluasa menghancurkan alat yang kau maksud." usul Kinsey.     

"Seolah raja biru bisa ditemukan begitu saja. Lagipula, kita sedang membicarakan generasi raja biru ratusan tahun yang lalu. Bukan raja biru di masa kini. Dia tidak akan tahu soal ini."     

"Tapi dia sudah membantu kami dua kali. Yang pertama dia menyelamatkan Chleora, lalu baru saja kemarin dia menyembuhkan luka Kinsey. Kurasa dia bersedia membantu kita." ujar Katie menjelaskan.     

"Kalian bertemu dengan raja biru? Dimana? Kapan? Apa kalian tahu identitasnya?"     

Kinsey mengangkat sebelah alisnya mendengar ribuan pertanyaan Walther. Katie dan dirinya baru saja mengetahui ada raja biru di dunia ini, bagaimana mungkin mereka bisa tahu identitasnya?     

"Bukankah BZO memiliki network yang sangat luas. Bagaimana mungkin kalian tidak bisa menemui raja biru?"     

Walther tertawa kecut mendengar nada sarkas yang sudah lama tidak didengarnya.     

"Diantara empat penguasa alam lainnya, hanya raja merah yang mencolok. Sementara yang lain sangat ahli dalam menyembunyikan identitas mereka."     

Untuk kesekian kalinya Katie dan Kinsey saling berpandangan. Tadi Walther bilang berapa? Empat penguasa alam? Tepatnya ada berapa penguasa alam di dunia ini?     

Tidak. Yang paling diresahkan Katie bukan ini.     

"Apa maksudmu aku yang paling mencolok? Aku tidak begitu pandai menyembunyikan diri?"     

"Bukan seperti itu. Unsur raja merah adalah api yang bisa membara sewaktu-waktu. Emosi raja merah paling terkenal tak bisa dikendalikan. Masalah sepele saja bisa dia besarkan. Dia akan selalu turut campur dan bergabung dalam konflik apapun di dunia ini. Dengan kata lain.. raja merah suka menunjukkan diri pada dunia. Tentu saja raja merah yang paling mencolok."     

"Aku tidak seperti itu. Aku tidak suka..."     

"Itu kau. Kau melupakan ada puluhan raja merah sebelum kau lahir. Mereka semua... termasuk ayahmu sangat ingin menonjol dari antara lain." potong Walther dengan sabar membuat Katie cemberut. "Seiringnya berjalan waktu, tidak sedikit yang mengetahui keberadaan raja merah. Lalu.. kerajaan Prussia ingin memonopoli kekuatan raja merah. Akhirnya mereka membangun alat itu agar raja merah hanya bisa lahir di negeri ini."     

"Jadi, tujuan kalian dibentuk untuk menghancurkan alat ini agar raja merah tidak lagi terlahir di negeri ini?" tanya Kinsey memastikan.     

"Itu salah satunya. Tapi alasan utama kami... melenyapkan sistem pemerintahan Prussia."     

"Aku ingat kalian pernah mencoba memusnahkan sumber energi kehidupan tiga puluh tiga tahun yang lalu. Kenapa kalian melakukannya?     

"Kami terpaksa melakukannya. Sumber energi kehidupan hanya melayang mengitari bulan merah selama beberapa jam. Dalam sekejap kami tahu, bayi yang dipilihnya tidak ada di Prussia. Akan merepotkan jika ada origin di luar sana lalu berebut kekuatan dengan raja merah yang akan lahir. Jika kami berhasil menghancurkannya, maka sumber energi kehidupan akan muncul satu tahun lagi dengan calon bayi lainnya.     

Siapa yang menyangka.. beberapa potongan kecil berhasil lolos dan masuk ke dalam janin Keisha." lanjut Walther yang diakhiri dengan ekspresi sedih.     

"..."     

"Aku akan melakukannya." sahut Katie setelah mereka terdiam beberapa saat.     

"Katie.." protes Kinsey. "Apa kau harus melakukannya? Kita masih belum tahu apakah kau bisa bertahan atau tidak begitu masuk mendekati alat itu."     

Walther memutar matanya dengan malas mendengar kekhawatiran Kinsey yang berlebihan. Saat ini Katie memiliki unsur energi utamanya. Wanita ini tidak akan menjadi lemah meski terkena energi es raja biru. Katie bahkan bisa keluar rumah saat musim dingin dan bebas bermain di atas salju seperti manusia biasa.     

Katie tidak perlu takut lagi akan suhu dingin yang remeh asalkan tidak bertemu langsung dengan raja biru.     

"Aku akan baik-baik saja. Aku janji. Lagipula, aku tidak ingin generasi raja merah berikutnya mengalami hal yang mirip denganku. Memiliki seorang origin di luar sana, lalu keduanya jatuh cinta tapi mereka tidak bisa bersama tanpa saling membahayakan. Kita cukup beruntung bisa melalui itu semua. Kau menjadi host Luna, dan aku menjadi penguasa alam. Aku tidak ingin kondisi kita terulang lagi pada generasi berikutnya. Apa kau bisa mengerti perasaanku?"     

"..."     

"Kinsey," Katie meremas tangan Kinsey sambil menatap lurus ke arah mata Kinsey dengan meyakinkan.     

"Berapa lama yang dibutuhkan untuk menghancurkan alat itu?" Kinsey mengalihkan pandangannya untuk bertanya pada Walther.     

"Tidak lama. Katalina bisa menghancurkan alat itu dalam hitungan detik. Yang lama adalah perjalanan menuju ke tempat penyimpanannya. Reruntuhan itu hanya pintu gerbang saja menuju terowongan. Katalina harus berjalan didalam terowongan hingga terus ke jantung Prussia. Tepatnya.. di bawah penjara bawah tanah istana Heinest."     

Kinsey mendelik tidak percaya mendengarnya.     

"Itu akan memakan waktu berjam-jam, bahkan mungkin seharian! Katie, kau tidak akan melakukannya!"     

"Kinsey, kau bersikap berlebihan. Dia adalah penguasa alam. Dia bisa menggunakan energi angin untuk membantunya berjalan cepat didalam terowongan. Mungkin tidak sampai satu hari dia sudah..."     

"Mudah bagimu mengatakannya. Aku tidak akan mengizinkannya."     

"Kinsey..."     

"Tidak." potong Kinsey tegas tidak ingin diprotes Katie. "Kecuali kalau kau memiliki cara agar Katie bisa berada di istana dan langsung masuk menuju ke alat itu berada, mungkin aku akan membiarkannya pergi."     

"Tidak ada pintu atau apapun yang menghubungkan tempat itu dengan istana. Jika ada lubang sedikit saja, tidak bisa dibayangkan berapa banyak manusia yang akan mati karena terkena energi raja biru yang keluar dari lubang. Satu-satunya cara hanyalah berjalan lurus mengikuti jalur terowongan itu."     

"Kalau begitu sudah jelas. Katie tidak akan melakukannya." lalu Kinsey bangkit berdiri menggenggam tangan Katie dan keluar meninggalkan Walther.     

Katie hanya mendesah dan membiarkan Kinsey menarik dirinya. Di satu sisi, Katie ingin sekali memberontak. Dia ingin sekali mengikuti instingnya dan melakukan apa yang diminta Walther. Tapi... saat ini suasana hati Kinsey sedang buruk. Jika Katie mengeluarkan protesnya, tidak diragukan lagi.. mereka akan bertengkar.     

Karena itu dia memutuskan untuk diam dan menekan semua keinginannya untuk memberontak.     

Begitu keduanya sudah masuk ke dalam mobil, Kinsey segera melajukan mobilnya menuju Mittenwald. Selama perjalanan tidak ada satupun yang bersuara.     

Katie melirik ke arah Kinsey untuk membaca ekspresinya yang tampak datar. Dia cukup mengenal Kinsey. Jadi dia sangat mengerti arti ekspresi saat inu. Meskipun Kinsey berekspresi datar, namun pria itu sedang dalam kekalutan yang luar biasa.     

Akhirnya Katie mengelus punggung tangan Kinsey yang menggenggam setir dengan sentuhan menenangkan. Ekspresi Kinsey melembut sadar Katie berusaha menenangkannya. Tapi dia tidak bisa tenang.     

Dia tahu betul seperti apa watak Katie. Wanita ini terkadang keras kepala dan akan pergi darinya diam-diam untuk menghancurkan apalah nama alat itu.     

Apalagi kini Katie mendapatkan energi unsur utama miliknya. Tidak ada ketakutan maupun keraguan pada sinar mata wanita itu. Begitu Katie memutuskan sesuatu, maka dia pasti akan melakukannya.     

Kinsey melajukan mobilnya naik ke gunung menuju ke vila Vincent. Saat dia menemukan tempat pemberhentian yang pas, Kinsey menghentikan mobilnya dan langsung keluar turun dari mobil. Lalu dia bersandar pada mobilnya menatap pemandangan laut dengan tatapan kosong.     

Katie ikut turun menemaninya. Katie tidak bersuara. Dia tahu apa yang dibutuhkan Kinsey saat ini adalah kehadirannya. Setidaknya jika Kinsey tahu Katie baik-baik saja, pikiran pria itu akan menjadi tenang.     

Dan ternyata memang benar. Begitu Kinsey merasakan kehadirannya disebelahnya, dia mengalungkan sebelah tangannya untuk menarik Katie mendekat.     

Dengan nyaman Katie menyenderkan kepalanya tepat ke dada Kinsey. Bisa mendengarkan suara derak jantung Kinsey yang tegas membuatnya merasa nyaman.     

Pada akhirnya, tanpa bersuara, keduanya menikmati pemandangan dihadapan mereka dengan khidmat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.