My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Ingat Kembali



Ingat Kembali

2Katie melihat dirinya berada di hutan yang sangat dikenalnya. Hutan ini berada dibelakang gubuk rumahnya di Lousiana.     

Kenapa dia ada disini? Kapan dia kembali ke Amerika?     

"Katie! Katie!"     

Katie menoleh ke arah pemilik suara yang memanggilnya. Anak lelaki berambut merah berlari menghampirinya.     

Apakah dia sedang bermimpi?     

"Hei, jangan teriak-teriak! Kau mengganggu tidurnya."     

"Dia tidak sedang tertidur tuh."     

"Ssssstttt!"     

Katie melihat dirinya yang masih kecil berjongkok sambil mengelus bulu anak burung yang sedang terluka.     

Katie tersenyum hangat. Dia ingat kejadian ini. Waktu itu, mereka bermain di tepi sungai lalu melihat anak burung jatuh dari sarangnya.     

Katie segera membawanya dan merawat anak burung itu.     

Adegan berikutnya berubah dan kini dua anak kecil itu bermain menyusun batu-batu kecil. Katie kecil menemukan kepik merah didekat kakinya. Dia mengambil kepik tersebut lalu ditunjukkan pada anak itu.     

Siapa yang menyangka anak itu takut serangga membuat Katie yang nakal mengerjainya. Dia mengejar anak itu yang berlari ketakutan hingga menuju ke jembatan sungai yang rapuh.     

Melihat adegan itu membuat jantung Katie terasa berhenti. Dia ingat kejadian ini. Anak itu nyaris mati terseret arus sungai karena kenakalannya.     

"Tidak. Jangan kesana." bisik Katie dengan tatapan ngeri.     

Dan benar saja, anak itu berdiri disana tanpa menghiraukan Katie kecil yang terus berusaha membujuknya untuk kembali.     

Katie ingin bergerak, dia ingin menyelamatkan anak itu. Namun tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa bergerak seolah ada sesuatu yang menahannya.     

Debaran jantung Katie semakin cepat ketika melihat tali jembatan tersebut terputus secara perlahan-lahan.     

TUS! Jembatan yang menjadi pijakan anak itu roboh, dan anak itu terjun bebas ke dalam sungai yang saat ini mengalir dengan deras.     

"KINSEY!" Secara refleks, Katie memanggil nama anak itu. Tapi...kenapa nama Kinsey yang keluar?     

Kinsey? Nama anak itu.. Kinsey?     

Pernapasan Katie mulai tidak teratur memikirkan nama anak lelaki yang pernah menjadi cinta pertamanya. Jantungnya berdebar kencang sama sekali tidak menyadari lingkungan disekitarnya juga berubah.     

Lalu sebuah percakapan terngiang dikepalanya.     

"Ah, si rambut merah yang takut kuman! Kami sedang bermain. Kau mau ikut? Hei, si rambut merah mau ikut main."     

"Hei! Namaku bukan rambut merah. Namaku Kinsey. Kin.Sey."     

Kinsey?     

Sesaat kepala Katie terasa pusing. Dia mulai merasa sesak didaerah dadanya dan sulit bernapas. Dia masih kebingungan melihat gambaran bayangan ini.     

Apa benar nama anak lelaki itu adalah Kinsey? Kinsey yang mana? Apakah Kinsey Alvianc?     

Jika memang Kinsey Alvianc, apakah pria itu melupakannya? Apakah pria itu tidak mengenalinya?     

Katie memegangi kepalanya dengan kedua tangan tidak kuat menahan rasa sakit.     

Seseorang.. tolong hilangkan rasa sakit ini!     

Tiba-tiba saja, rasa sakitnya hilang dan kini dia berada didalam gedung entertainment yang pernah menaunginya ketika dia masih menjadi penyanyi di Amerika.     

Kenapa dia ada disini? Kenapa pula semua ini tampak seperti nyata? Anehnya, dia tidak melihat bayangan dirinya seperti saat melihat bayangan dirinya waktu masih kecil. Sebaliknya.. orang-orang disekitarnya malah menyapanya dengan ramah seolah mereka semua bisa melihat Katie.     

Katie melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Biasanya jam segini dia akan pulang ke rumah. Apakah dia harus keluar dan menuju ke rumahnya?     

Katie memutuskan untuk mengikuti alur jalannya mimpi ini. Dia berjalan biasa dan berbelok kiri menuju ke arah apertemennya.     

Langkahnya terhenti saat merasa ada seseorang yang memanggilnya.     

"Nona! Aku yakin ini adalah barang milikmu."     

Bukankah adegan ini...     

Katie menatap gantungan kunci yang sangat dikenalnya. Gantungan kecil berbentuk persegi panjang dengan patahan garis, dihiasi dengan sebuah aksesoris berbentuk mik di pinggirnya. Dia ingat adegan ini. Katie segera mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah orang tersebut.     

KINSEY!     

Orang yang menyerahkan pasangan gantungan kuncinya adalah Kinsey!     

Pandangan mata Katie mulai kabur karena air mata. Tidak hanya itu, wujud Kinsey dihadapannya juga kabur dan kini dia berada di tempat lain lagi.     

Namun Katie tidak peduli dimana dia sekarang. Dia menangis tersedu-sedu entah karena merasa sedih atau merasa senang. Mungkin keduanya.     

Dia merasa sedih karena dia tidak mengenali Kinsey langsung ketika bertemu dengan pria itu di hari pernikahan Cathy. Dia juga merasa sedih karena tampaknya pria itu juga tidak mengenalinya.     

Tapi dia sangat merasa senang.. ternyata.. anak lelaki cinta pertamanya adalah pria yang dicintainya. Rupanya selama ini dia memang hanya mencintai satu lelaki saja.     

Di sela-sela tangisannya, Katie tertawa sama sekali tidak menyangka dia bisa mengingat nama anak lelaki cinta pertamanya.     

Kinsey, Kinsey. Panggil Katie berulang kali didalam benaknya.     

Betapa besar keinginannya untuk keluar dari sini dan menemui pria itu. Dia ingin memberitahunya bahwa selama ini, anak cinta pertamanya yang sering muncul di mimpinya adalah pria itu sendiri.     

Seharusnya Katie sudah merasa curiga. Tiap kali dia memimpikan anak itu, Kinsey sedang bersamanya.     

Kenapa dia tidak menyadarinya?     

Katie berusaha menenangkan diri lalu berjalan untuk mencari jalan keluar. Dia harus keluar. Tidak peduli bagaimana caranya, dia harus keluar dari dunia mimpi ini. Lalu dia akan mencari cara keluar dari peti yang dingin itu.     

"Selamat. Kau sudah menemukan kembali apa yang sudah kau korbankan."     

Katie menghentikan langkahnya lalu berputar mencari sumber suara itu. Tidak lama kemudian, seorang wanita yang mirip dengan Catherine muncul disana. Wanita itu mengenakan gaun putih bersih, kali ini tidak ada darah ataupun anak lelaki cinta pertamanya.     

"Sesuatu yang kukorbankan? Apa maksudnya?"     

Wanita itu tersenyum lembut membuat Katie mengerti maksudnya.     

Ternyata korban yang dimaksud adalah harga yang harus dibayarnya saat melakukan ritual penyegelan. Selama ini dia mengira beberapa ingatan kecil yang dia korbankan, ternyata yang dia korbankan sebagai ganti penyegelan tersebut adalah sebuah nama.     

Nama itu tidak lain adalah nama cinta pertamanya... Kinsey     

Ah, tidak heran kenapa tiba-tiba dia melupakan nama Kinsey hanya dalam waktu semalam. Tidak heran kenapa dia tidak bisa mengingat nama anak itu tidak peduli seberapa keras dia mencoba mengingatnya.     

Tidak heran dia sama sekali tidak mengenal Kinsey saat mereka bertemu di acara pernikahan Cathy.     

Rupanya.. nama Kinsey yang telah dikorbankannya. Dia telah melupakan nama itu sebagai ganti kekuatannya yang disegel.     

Katie mengerling ke arah wanita itu dengan pandangan terheran-heran. Wanita ini memiliki wajah yang sangat mirip dengan Cathy. Wanita ini juga bersikap sinis padanya selama ini, lalu kenapa wanita ini bersikap baik terhadapnya?     

"Sebenarnya, kau ini siapa? Kenapa wajahmu mirip sekali dengan sahabatku? Kau juga bukan saudara kembarnya. Lalu kau ini siapa?" bukan. Pertanyaan yang benar adalah... "Kau ini apa? Manusia? Atau... makhluk lain?"     

Wanita itu hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaannya. Kemudian sama seperti sebelum wujud Kinsey barusan, wanita itu juga tampak kabur sebelum berubah wujud menjadi kobaran api kecil yang melayang di tengah udara.     

Api? Kenapa bisa ada api disini? Dan lagi api itu tidak membesar atau membakar apa-apa. Kenapa pula dia merasa ketertarikan yang sangat kuat terhadap api itu?     

Katie berjalan mendekat dengan sendirinya. Sebelah tangannya terangkat menyentuh api tersebut. Begitu tangannya menyentuh api tersebut, api itu menghilang.     

Bukan. Bukan menghilang. Lebih tepatnya, api tersebut masuk kedalam tubuhnya.     

'Aku akan membantumu.'     

Suara wanita itu kembali terdengar di telinganya. Detik berikutnya, badannya menjadi panas... sangat kepanasan. Katie mencengkeram kepalanya yang terasa mau meledak sambil mengerang kesakitan.     

"AAAAAAAAAAA!!!"     

Disaat bersamaan, tubuh Katie yang dikurung didalam peti pendinginan mengeluarkan uap panas.     

Lalu sepasang mata Katie yang tadinya terpejam, terbuka menunjukkan mata merahnya yang menyala. Dia menyentuhkan tangannya ke atas benda yang mengurungnya. Peti tersebut seketika meleleh menimbulkan lubang yang besar cukup untuk dilewati.     

Begitu Katie keluar dari peti tersebut, Katie terkejut ternyata dia berada di ruang pendinginan tempat penyimpanan daging. Siapa yang telah mengurungnya di tempat seperti ini?     

Ajaibnya Katie sama sekali tidak menggigil. Bahkan saat ini dia merasa tubuhnya panas seperti habis berjemur di pantai. Katie berjalan menuju pintu keluar dengan santai. Hanya saja, pintu tersebut terkunci.     

Katie mengepalkan tangannya menjadi sebuah tinju bersamaan kobaran api muncul pada tinjuannya. Lalu menghantamkannya pada pintu tersebut hingga terpental jauh dari tempatnya.     

Katie berjalan keluar lalu dia melihat seseorang telah menyambutnya.     

Luuk Tettero.     

"Ternyata kau..." Katie sama sekali tidak menduga, ternyata Luuk Tettero bekerja sama dengan Lemar menjebaknya.     

"Katalina, aku bisa menjelaskan."     

"Tidak perlu. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan."     

Detik berikutnya, seluruh tubuh Katalina seperti dilahap api. Kemudian menebarkan api tersebut disekitarnya membuat Tuan besar Tettero membelalak ngeri.     

"TUNGGU KATALINA!"     

Namun Katie tidak mendengar dan terus menyebarkan kobaran api tersebut membakar sekitarnya. Lalu Katie berjalan santai melewati hutan... membuat hutan tersebut hangus terbakar api.     

Sementara itu di tempat astral gunung bersalju, raja biru yang sedang istirahat membuka matanya. Dia merasakan salju disekitarnya sempat meleleh beberapa saat.     

"Bukankah raja merah tidak menemukan elemen sumber kekuatannya hingga kematiannya? Kenapa sekarang dia menemukannya? Apakah itu berarti... hasil akhirnya akan berubah?"     

Raja biru bangkit berdiri dan keluar dari rumahnya. Dia memandang ke arah langit dimana matahari bersinar dengan sangat terik. Biasanya matahari tidak pernah muncul di tempat astralnya. Tapi kali ini matahari tersebut muncul.     

Apakah ini berarti Black Zero Operation akan keluar? Lagipula mereka menantikan kedatangan raja merah yang menemukan elemen utamanya.     

"Apakah.. aku telah membuat banyak perubahan?" monolog raja biru dengan sendu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.