My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

\'Memburu\' Darcy



\'Memburu\' Darcy

1Di sebuah rumah klasik di Oberpflaz Darcy sedang bersenandung riang. Dia sangat menantikan kedatangan Meisya di tempat sel yang sudah disiapkan khusus untuknya. Dia akan menyiksa, mencincang dan juga... membiarkan anak buahnya menikmati wanita itu. Tentu saja dia akan merekam semua kejadian itu sebelum dikirimkan pada Stanley.     

Pembalasan yang cukup setimpal atas apa yang sudah dilakukan pria itu terhadap perusahaan keluarganya sembilan tahun yang lalu.     

Aku sangat cerdik. Bahkan sekarang lebih pintar dari si kutu buku Stanley. Puji Darcy pada dirinya sendiri.     

Daripada memasang Meisya sebagai target yang pastinya dilindungi oleh Stanley dengan sangat ketat, lebih baik dia menggunakan dua keponakan pria itu sebagai targetnya.     

Dia meretas semua informasi mengenai orang yang bekerja didalam kediaman Regnz. Dan Jenny adalah target yang paling mudah diincar. Darcy menyuruh anak buahnya menangkap ibu Jenny yang sudah tua dan dirawat di rumah sakit. Lalu dia mengancam Jenny akan membunuh ibunya jika Jenny tidak mengikuti kemauannya.     

Siapa yang menyangka, ternyata keponakan Stanley ternyata juga adalah keponakan pemilik Alvianc group. Hanya dengan menangkap salah satu keponakannya saja, dia bisa membalas dendam pada kedua pria itu. Rencana yang sempurna dan menyenangkan bagi seorang Darcy.     

Hari itu Darcy berada dalam suasana hati yang sangat bagus. Dia bahkan sangat gencar menyerang sistem pertahanan Stanley. Dia akan menyibukkan pria itu agar pria itu tidak bisa pergi dari tempatnya untuk menyelamatkan istrinya.     

Ditambah lagi, dia menunggu Stanley mengeluarkan kartu asnya. Kartu as pria itu adalah Bella. Begitu Stanley mengaktifkan Bella, maka aplikasi Bella yang masih belum dihapusnya akan muncul di komputernya. Dia akan menemukan tempat markas persembunyian pria itu dengan mudah.     

"Ayo, Stanley. Keluarkan Bellamu. Kau tidak akan bisa melawanku jika tidak menggunakan Bella."     

Sementara itu didalam ruangan kerja Stanley, semuanya nyaris kewalahan mengatasi datangnya serangan beruntun dari Dark Angel beserta minionnya..     

"Kita harus mengaktifkan Bella untuk bertahan. Stanley, bagaimana menurutmu?"     

"Tidak. Apapun yang terjadi jangan pernah aktifkan Bella disini." perintah Stanley dengan mata masih fokus pada komputernya sementara jemarinya tidak berhenti bergerak di atas keyboardnya.     

"Jika begini terus, pertahanan kita akan hancur dan Dark Angel akan meretas semua data kita."     

Stanley tidak menjawab dan terus fokus pada pekerjaannya. Tidak lama kemudian, sebuah notif muncul menandakan Tiffany telah kembali pulih dengan sempurna.     

Stanley tersenyum miring membaca notif tersebut sekilas. Tiffany mulai bereaksi menanggapi serangan masuk yang menyerang database mereka. Disaat bersamaan Tiffany juga meretas smartphone Katie untuk membantunya menemukan Chleo yang kini menghilang entah kemana.     

Dengan begitu cepat dan efisien, Tiffany menyingkirkan virus serta frekuensi sinyal asing yang masuk hendak meretas komputer mereka.     

"Wah, cepat sekali! Tiffany yang melakukannya?"     

"Hebat sekali! Tiffany bahkan lebih hebat daripada Bella."     

Tidak lama kemudian helaan napas lega dan sorakan gembira mulai menghiasi ruangan tersebut.     

Mereka mulai berhenti bekerja dan membiarkan Tiffany melakukan sisanya. Ssbaliknya, Stanley tidak berhenti dan terus fokus pada komputernya.     

Para anak buahnya segera tahu apa yang dilakukan Stanley. Rupanya, Stanley telah mempercayakan pertahanan sepenuhnya pada anak buah serta Tiffany yang pasti pulih tepat waktu. Selama ini Stanley sibuk meretas balik dan menyerang sistem pertahanan Dark Angel.     

Ajaibnya, dia melakukannya dengan sangat halus dan penuh kesabaran. Sehingga tidak ada seorangpun dari minion Dark Angel menyadari sinyal asing yang masuk ke dalam jaringan mereka.     

Kemampuan Stanley saat ini persis sama seperti seekor singa yang hendak berburu mangsanya. Dengan halus dan lembut dia mengatur pernapasannya agar tidak terdengar. Dia juga akan merayap tanpa suara agar mangsanya tidak menyadari kehadirannya.     

Stanley juga melakukan hal yang sama. Sementara Darcy terus menyerang mereka dan mengira mereka sedang mengokohkan pertahanan, Stanley balik menyerang dengan sangat halus.     

Tidak lama kemudian, layar komputer Stanley menampilkan sebuah kordinat lokasi. Stanley memperbesarnya dan menunjukkan pemandangan bukit di Oberpflaz.     

"Aku menemukanmu." monolog Stanley dengan senyuman mengerikan.     

Semua anak buahnya saling bertukar pandang. Mereka mengasihani nasib orang yang sudah membuat pimpinan mereka 'bangun' dari tidurnya.     

"Tiffany, aku butuh bantuanmu. Jika kau tidak membantuku, aku tidak akan memberikan gelang ini pada Katie."     

Sekali lagi layar monitornya dipenuhi serentatan kalimat menghinanya sebelum akhirnya mengatakan Tiffany akan membantunya.     

Lalu Stanley bangkit berdiri menuju ke tempat penyimpanan senjata. Tidak lama kemudian Kirena beserta Alex tiba membawa dua kotak besar berisi obat.     

Stanley langsung menghampiri Kirena tanpa basa basi.     

"Kau membawanya?"     

"Tentu saja." jawab Kirena menyerahkan beberapa botol berisi cairan bening padanya. "Siapa mangsamu kali ini?"     

"Musuh lama." jawab Stanley dengan pendek. "Tiffany bilang istriku terluka, aku serahkan dia padamu."     

"Tenang saja. Serahkan kesehatan semua orang disini padaku."     

Stanley berjalan kembali menuju ke halaman belakang dimana Merah sedang tidur-tiduran santai.     

"Hei, mau berburu mangsa denganku?"     

Merah membuka sebelah matanya tampak tidak tertarik dengan usulan Stanley.     

"Buruan kita bernama Darcy."     

Merah segera bangkit berdiri. Sinar matanya dipenuhi kilatan berbahaya begitu mendengar nama Darcy. Stanley tersenyum lebar melihat antusias serigala merah dihadapannya.     

"Sudah kuduga kau akan menyukainya. Tenang saja, Tiffany akan melindungimu dari kamera. Kau bebas bergerak."     

Merah menganggukkan kepala lalu keduanya sama-sama pergi menuju Oberpflaz melalui jalur hutan... tidak menggunakan kendaraan apapun. Stanley menunggangi Merah yang berlari dengan kencang menuju tempat 'buruan' mereka.     

Sementara itu Kinsey mendapat kabar Katie butuh bantuan. Bersama Diego, Kinsey melajukan mobilnya menuju lokasi Katie yang memakan waktu empat puluh lima menit perjalanan. Sementara Honda membawa Jenny kembali ke vila untuk diinterogasi.     

Sebenarnya akan lebih mudah kalau Diego pergi bersama Honda dan kembali ke vila. Tapi anak ini tidak mau melepaskan Kinsey dan akan menjerit histeris begitu digendong Honda. Pada akhirnya, Kinsey memutuskan untuk membawa Diego bersamanya.     

Begitu tiba di lokasi, Kinsey mengernyit bingung melihat Meisya memeluk Katie dengan erat sementara kekasihnya tampak begitu kedinginan.     

"Hei, ada apa ini?" secara refleks, Kinsey mendekat dan langsung menggantikan posisi Meisya untuk memeluk Katie.     

Betapa terkejutnya dia saat merasakan seluruh tubuh Katie sudah menjadi dingin seperti es. Padahal pakaian Katie tidak basah, juga tidak turun hujan. Lalu apa yang menyebabkan tubuh Katie sedingin ini?     

"Kita harus segera menghangatkannya." sahut Meisya yang disetujui Kinsey.     

Dengan segera Kinsey menggendong Katie dan mendudukkannya di kursi belakang. Meisya segera menyusul masuk lalu kembali mendekap Katie yang terus menggigil karena kedinginan.     

Tidak jauh disana ada seekor burung elang putih yang sedari tadi mengawasi Katie. Setelah mobil yang dikendarai Kinsey menghilang dari pandangan, elang tersebut terbang tinggi sebelum akhirnya menghilang ke tengah udara.     

Detik berikutnya elang tersebut muncul di suatu tempat yang sangat berbeda. Elang itu berada di puncak gunung bersalju lalu bertengger di sebuah pohon tinggi dimana dia bisa melihat majikannya dengan leluasa.. raja biru.     

Saat ini raja biru sedang duduk santai sambil menyisiri rambut seorang anak perempuan kecil yang tidak sadarkan diri di pangkuannya.     

"Raja merah terkena energiku? Bagaimana bisa? Minta bantuan raja kuning saja. Aku ingin menikmati waktu bersamanya sebelum kedua orangtuanya kembali."     

Elang putih hanya geleng-geleng kepala lalu melesat pergi kembali mencari bantuan pada raja kuning.     

Raja biru masih menyisir lembut rambut anak itu dengan jemarinya tanpa melepaskan pandangannya ke wajah cantik nan imut anak itu. Alis yang sempurna, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung serta bibir tipis yang manis.     

"Siapa yang menyangka, sejak kecil kau memang sudah cantik."     

Tidak lama kemudian anak perempuan itu bergerak terbangun dari tidurnya. Raja biru langsung menjauhkan tangannya dari rambutnya.     

Pertama kali yang dilihat anak itu ketika bangun adalah sepasang mata biru yang memandangnya dengan hangat. Siapa orang ini? Lalu dia teringat akan kejadian dirinya yang diikat serta melihat istri pamannya yang dipukuli orang jahat, Chleora tersentak kaget dan langsung bergerak menghindari orang tersebut.     

Dia ingin berlari dan bersembunyi, tapi semuanya ditutupi salju dan tidak ada sesuatu yang bisa dijadikan untuk tempat bersembunyi.     

"Tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu."     

Chleora tidak menjawab maupun bergerak. Dia memandang pemuda dihadapannya dengan tatapan menyelidik. Kalau menilai dari hawanya, orang ini memang tidak berniat buruk padanya. Sangat berbeda dengan orang yang membawanya masuk ke dalam mobil dengan paksa.     

Chleora memandangi orang itu dengan seksama. Rambut platinum dengan mata biru yang sangat indah. Mata biru yang mirip dengan Diego, namun yang ini terlihat lebih cerah bagaikan warna laut. Kulit orang ini putih pucat seperti salju.     

Siapa orang ini? Kenapa ada salju di tempat ini? Bukannya musim dingin sudah berakhir?     

Mama, papa... aku mau pulang. Isak Chleo dalam hati. Awalnya dia sangat gembira mengetahui dia akan tinggal bersama kedua pamannya. Kini... dia menginginkan kedua orang tuanya.     

"Mau ke tempat yang menyenangkan?"     

Chleo masih merasa ketakutan akibat penculikan sebelumnya sehingga dia tidak berani menjawab pertanyaannya. Namun pria itu mengangkat sebelah tangannya, lalu menjentikkan jarinya. Detik berikutnya, keduanya menghilang dari tempat bersalju tersebut dalam sekejap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.